tag:blogger.com,1999:blog-20726132084666583142024-03-13T03:44:53.346-07:00*Berbagi Informasi dan Bermanfaat Untuk Sesama*pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.comBlogger316125tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-25941143190158888232023-11-20T06:03:00.000-08:002023-11-20T06:05:36.874-08:00Menciptakan Iklim Merdeka Belajar di Sekolah<p style="text-align: center;"><span style="background-color: white;"> </span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKk8If34gCdEzCUhByBqfUrAm9yPkxtMVFp1QaFUg2iYkT1d8-hjqT0jvvz9aZ0dlj57gK9tkmW0CTrBmwU6W2eCmTs17DxIxiiUMkrWxRSvs33yFYZcLH2NYRHQ2pJSFWHBa4MGj08_AZ-m_nOLcuSfUs-z8frRJtPgN9ayNtmTZPFSyxA2bEZUlg9vK5/s1600/WhatsApp%20Image%202023-11-20%20at%2020.59.05.jpeg" style="background-color: white; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: black;"><img border="0" data-original-height="1545" data-original-width="1600" height="309" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKk8If34gCdEzCUhByBqfUrAm9yPkxtMVFp1QaFUg2iYkT1d8-hjqT0jvvz9aZ0dlj57gK9tkmW0CTrBmwU6W2eCmTs17DxIxiiUMkrWxRSvs33yFYZcLH2NYRHQ2pJSFWHBa4MGj08_AZ-m_nOLcuSfUs-z8frRJtPgN9ayNtmTZPFSyxA2bEZUlg9vK5/s320/WhatsApp%20Image%202023-11-20%20at%2020.59.05.jpeg" width="320" /></span></a></div><span style="background-color: white;"><br /></span><p></p><span id="docs-internal-guid-912ab41e-7fff-1d9f-f514-96cdd8903806"><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Merdeka belajar sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Pendidikan merupakan salah satu terobosan baru dalam upaya mengatasi rendahnya kualitas pendidikan. Hasil </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Programme for International Student Assesment</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> (PISA) tahun 2018 menempatkan pendidikan Indonesia pada peringkat 72 dari 78 negara. PISA digunakan untuk mengevaluasi sistem pendidikan suatu negara dengan mengukur kinerja siswa dalam tiga bidang, yakni matematika, sains, dan literasi. Sebuah kondisi yang cukup memprihatinkan mengingat dari tahun ke tahun, hasil PISA Indonesia tidak kunjung memberikan hasil yang membaik. Padahal sebagai negara yang besar dan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, Indonesia seharusnya mampu bersaing dengan negara-negara di dunia, utamanya dengan negara tetangga. Berdasarkan hal tersebutlah, Mas Menteri Nadiem akhirnya mengeluarkan empat program pokok pendidikan dikenal dengan istilah </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">merdeka belajar.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="background-color: white; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kegiatan pembelajaran menjadi salah satu fokus pembenahan yang termaktub dalam istilah merdeka belajar tersebut. Selama ini kegiatan pembelajaran dianggap belum merdeka dan kenyataannya memang belum "merdeka". Contoh sederhana—banyak pembelajaran di kelas yang belum kreatif. Pembelajaran bersifat kaku—hanya sekedar transfer informasi dengan sedikit interaksi berarti. Guru-guru mengajar dengan gaya yang monoton tanpa ada aktivitas pembelajaran yang mengasyikkan. Guru mengajar tanpa kreatifitas—hanya mengejar penyampaian materi untuk mencapai indikator pencapaian kompetensi. </span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="background-color: white; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ketika ditanya kepada siswa, apa arti sekolah bagimu? Mereka dengan lantang menjawab bahwa sekolah adalah tempat untuk belajar. Hanya tempat belajar. Padahal banyak hal yang bisa dilakukan di sekolah selain belajar. Sekolah dapat menjadi tempat bermain yang menyenangkan, tempat bersosialisasi dan berkomunikasi, tempat berinovasi dan berkreasi. Sekolah harusnya menjadi tempat yang nyaman selayaknya rumah kedua bagi anak dan bukannya justru menjadi tempat yang menakutkan. Harus jujur diakui—saat ini betapa banyak siswa yang lebih senang jika kelasnya kosong karena guru tidak hadir di sekolah. Mereka lebih senang jika hari libur tiba. Siswa lebih senang jika sekolah pulang cepat, dan lain sebagainya.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Merdeka belajar memang terlahir berawal dari hal sedemikian. Ruang-ruang kelas dianggap tidak hidup. Aktivitas pembelajaran belum memiliki ruh. Guru dan siswa hanya sekedar melaksanakan aktivitas seremonial dan rutinitas biasa tanpa bermakna. Ruh pembelajaran itulah yang sebenarnya menjadi kunci dari merdeka belajar. Lalu bagaimanakah upaya menciptakan iklim merdeka belajar tersebut? Setiap guru pada prinsipnya harus mampu merancang aktivitas merdeka belajar. Untuk itu, beberapa hal yang dapat dilakukan, yakni </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">melakukan pengaturan kelas, penggunaan media atau metode, dan merancang aktivitas pembelajaran</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span></span></span></span></p><a name='more'></a><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pertama: Pengaturan Kelas</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">—Kelas menjadi kunci pertama untuk mewujudkan merdeka belajar. Kelas yang tertata dengan rapi dan bersih akan membuat pembelajaran menjadi nyaman bagi guru maupun bagi siswa. Untuk itulah, pengaturan kelas sangat penting dilakukan. Apa saja yang menjadi fokus dalam pengaturan kelas? Untuk melakukan pengaturan kelas sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah. Hal yang pertama—guru dapat mengajak siswa untuk melakukan pengaturan meja dan kursi. Selama ini, banyak meja dan kursi yang masih tertata secara konvensional dengan posisi lurus berjajar satu arah menghadap ke depan. Kondisi tersebut membuat suasana kelas menjadi sedikit menegangkan. Siswa merasa seolah berada dalam kondisi yang begitu formal. Untuk itu, guru perlu mempertimbangkan pengaturan yang berbeda seperti biasanya, misalkan pengaturan meja dan kursi membentuk lingkaran, membentuk huruf U, atau berhadap-hadapan. Bisa juga dengan menghilangkan kursi dan mengganti dengan lesehan di ambal atau karpet dengan beberapa meja pendek untuk tempat menulis. Pada intinya, pengaturan meja dan kursi diharapkan jangan sampai menimbulkan ketegangan dalam pembelajaran. Usahakan siswa menjadi santai dan nyaman bergerak tanpa terhalang oleh meja dan kursi.</span><p></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Selanjutnya, guru dan siswa dapat melakukan pengaturan dinding ruangan kelas. Dinding kelas dapat diberi pewarnaan yang cerah. Warna cat diupayakan bervariasi dengan mempertimbangkan efek keharmonisan. Di setiap bagian dinding dapat divariasikan dengan menambahkan visual yang menarik, misalnya gambar pohon, hutan, binatang, buah, dan lain sebagainya. Gambar yang dibuat harus mampu menciptakan suasana ceriah, menyejukkan, dan tentunya memancing rasa nyaman siswa dalam mengikuti pembelajaran. Untuk melakukan hal tersebut, guru dapat berdiskusi dengan siswa mengenai gambar apa yang diinginkan. Gambar juga dapat menyesuaikan dengan konsep pembelajaran tematik secara berkala. Selain itu, ciptakan pengaturan dinding kelas yang penuh dengan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">display</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> atau pajangan-pajangan dan aksesoris yang bermanfaat untuk pembelajaran. Sediakan bagian khusus untuk memajang hasil karya siswa. Setiap pembelajaran, guru dapat memajang hasil karya siswa di tempat yang disediakan.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> Tambahkan </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">gorden yang menarik disertai pita-pita, jam dinding karakter, foto-foto presiden dan wakil presiden serta para pahlawan, daftar hadir tempel, struktur organisasi kelas, dan lain sebagainya.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Di bagian belakang, hendaknya menyediakan area khusus untuk aktivitas membaca (</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">pojok baca</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">). Sediakan ambal yang nyaman dan di setiap sisinya terdapat rak-rak berisi buku, majalah atau koran yang menarik bagi siswa untuk membacanya. Di sisi lain, dapat juga disediakan rak khusus untuk meletakkan makanan dan minuman siswa sehingga siswa dapat membaca dengan santai sambil makan dan minum tanpa merasa tegang.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kedua: Media atau Metode Pembelajaran</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">—</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pembelajaran merupakan faktor penting dalam menciptakan merdeka belajar. Banyak siswa yang merasa bosan selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Beberapa di antara mereka merasa tertekan dan berakibat pada menurunnya prestasi belajar di kelas. Mengapa hal tersebut terjadi? Karena banyak guru yang mengajar dengan cara yang membosankan. Bayangkan jika pembelajaran matematika atau IPA yang notabenenya menuntut pemikiran ekstra, diajarkan dengan cara yang membosankan tentu siswa akan menjadi sangat tidak nyaman dan tidak menutup kemungkinan siswa akan merasa tertekan dan frustrasi. Untuk itulah guru perlu memikirkan alternatif penggunaan media dan atau metode pembelajaran yang mampu menciptakan suasana di kelas menjadi menyenangkan. </span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Media atau metode yang digunakan harus mampu membuat siswa senang, nyaman, memancing kreatifitas, dan keaktifan belajar. Guru dapat membuat media pembelajaran sendiri, ataupun mengunduh dari internet. Media pembelajaran hendaknya yang memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran dan bukannya justru memancing keruwetan berpikir.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Metode pembelajaran yang digunakan juga harus dipertimbangkan dengan seksama. Begitu banyak metode pembelajaran yang tersedia, namun sedikit diantaranya yang sesuai dengan karakteristik siswa kita di kelas. Tidak perlu muluk-muluk untuk menggunakan metode pembelajaran yang </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">ngetren</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> namun agak ribet diterapkan. Carilah metode yang praktis dan tentunya membuat siswa senang dan nyaman. Metode yang digunakan harus mengacu pada pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan (PAIKEM). Apa saja contoh metode pembelajaran ini? Banyak sekali. Namun alangkah baiknya jika guru mampu menciptakan sendiri metode pembelajarannya sehingga memang benar-benar memahami karakteristiknya dan nantinya mampu diterapkan di dalam pembelajaran secara optimal.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Metode belajar di luar ruangan juga perlu dilakukan. Terlalu sering belajar di dalam ruangan juga dapat menyebabkan siswa merasa tertekan dan menjadi bosan. Untuk itulah guru perlu sesekali mengajak siswa belajar di luar ruangan, misalnya belajar di lapangan, kebun, atau taman sekolah.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="background-color: white;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ketiga: </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Aktivitas Pembelajaran</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">—</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Aktivitas pembelajaran hendaknya mampu membuat siswa menjadi senang. Aktivitas pembelajaran saintifik dapat diterapkan di kelas untuk menghindari kebosanan siswa. Di dalam Kurikulum 2013, aktivitas saintifik memang menjadi ciri khas. Pada praktiknya, terdapat lima langkah yang dapat dilakukan, yakni mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Dalam hal mengamati, siswa dapat diminta untuk mengamati berbagai objek baik secara langsung maupun tidak langsung. Agar aktivitas mengamati menarik bagi siswa, objek yang disajikan harus mampu memancing ketertarikan siswa untuk mengeksplorasi objek tersebut.</span></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="background-color: white; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Objek yang menarik akan membuat siswa penasaran dan akhirnya akan bertanya-tanya dalam hati mengenai apa yang telah ia amati. Tugas guru adalah mengeksplorasi berbagai rasa keingintahuan siswa tersebut. Selanjutnya, siswa membentuk kelompok untuk saling berdiskusi tentang apa saja yang telah diperoleh selama melakukan pengamatan. Hasil eksplorasi disampaikan dalam diskusi tersebut sehingga setiap siswa mendapatkan informasi yang berkenaan dengan objek. Pada akhirnya, setelah mendapatkan informasi yang cukup, siswa akan mencoba menyimpulkan sendiri atas berbagai pertanyaan yang muncul berdasarkan informasi yang diperoleh. Pemahaman yang telah dibentuk oleh siswa selanjutnya dikomunikasikan secara lisan maupun tertulis. Hasil dari pengomunikasian tersebut mendapat tanggapan baik dari guru maupun dari siswa lain untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="background-color: white; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Aktivitas pembelajaran merupakan salah satu indikator kualitas pendidikan. Pembelajaran yang merdeka diharapkan dapat memberikan perbaikan terhadap proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik pada akhirnya mampu menciptakan siswa dengan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran yang berkualitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia sebagaimana yang diharapkan oleh kita semua. Oleh karena itu, mari kita dukung kebijakan merdeka belajar. Dimulai dari hal yang sederhana, yakni dengan membuat perubahan berarti di dalam kelas. </span></p><span style="background-color: white;"><br /><br /></span><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br /></p></span>pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-57061376366685064282023-11-20T05:58:00.000-08:002023-11-20T06:07:59.996-08:00Sudahkah Pendidikan Kita Merdeka?<p style="text-align: center;"> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXlUw6oojd2O-F3tG8vlGfkLRSKTBZG_KH_Ilz07hjSzGjYh_CB-s4_JvnieCCjXG-i0Khyphenhyphen0srrqFkA-fE5rG1oRG6JWfAcqV7P1kduz1PPBCdTd_p7OC7ajYCQid_uN6da16I-9H-stIpbERk6i5fo1KwQ_FV5T3u2UqPfh6mfO9Oml_5oUL8DTFlB_XK/s1275/WhatsApp%20Image%202023-11-20%20at%2020.37.35.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="792" data-original-width="1275" height="199" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXlUw6oojd2O-F3tG8vlGfkLRSKTBZG_KH_Ilz07hjSzGjYh_CB-s4_JvnieCCjXG-i0Khyphenhyphen0srrqFkA-fE5rG1oRG6JWfAcqV7P1kduz1PPBCdTd_p7OC7ajYCQid_uN6da16I-9H-stIpbERk6i5fo1KwQ_FV5T3u2UqPfh6mfO9Oml_5oUL8DTFlB_XK/s320/WhatsApp%20Image%202023-11-20%20at%2020.37.35.jpeg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" is="qowt-word-run" qowt-eid="E54" style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E54" is="qowt-word-run" qowt-eid="E54" style="font-size: 12pt; text-align: justify;">“</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E55" is="qowt-word-run" qowt-eid="E55" style="font-size: 12pt; font-style: italic; text-align: justify;">Pendidikan yang merdeka harus diawali dari kemerdekaan dalam belajar. Anak didik dilahirkan dengan membawa kodrat yang beragam. </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E56" is="qowt-word-run" qowt-eid="E56" style="font-size: 12pt; font-style: italic; text-align: justify;">Guru ibarat petani dan anak didik umpama benih. </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E57" is="qowt-word-run" qowt-eid="E57" style="font-size: 12pt; font-style: italic; text-align: justify;">Tugas guru adalah menuntun dan mengarahkan agar</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E58" is="qowt-word-run" qowt-eid="E58" style="font-size: 12pt; font-style: italic; text-align: justify;"> anak</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E59" is="qowt-word-run" qowt-eid="E59" style="font-size: 12pt; font-style: italic; text-align: justify;"> tidak tersesat.”</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" is="qowt-word-run" qowt-eid="E64" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E64" is="qowt-word-run" qowt-eid="E64" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">P</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E65" is="qowt-word-run" qowt-eid="E65" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">ada masa kolonial Belanda, pendidikan diselenggarakan sebagai misi terselubung untuk mendapatkan timbal balik yang menguntungkan bagi penja</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E66" is="qowt-word-run" qowt-eid="E66" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">jah. Rakyat Indonesia </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E67" is="qowt-word-run" qowt-eid="E67" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">hanya diberikan </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E68" is="qowt-word-run" qowt-eid="E68" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">pengajaran </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E69" is="qowt-word-run" qowt-eid="E69" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">berupa keterampilan dasar seadanya</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E70" is="qowt-word-run" qowt-eid="E70" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">, seperti membaca, menulis, dan berhitung untuk selanjutnya </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E71" is="qowt-word-run" qowt-eid="E71" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">dijadikan sebagai pekerja yang membantu usaha dagang Belanda dan antek-anteknya. Pada tahun 1922, Taman Siswa yang dipelopori oleh Ki Hajar Dewa</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E72" is="qowt-word-run" qowt-eid="E72" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">ntara lahir sebagai wujud </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E73" is="qowt-word-run" qowt-eid="E73" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">kemerdekaan dan kebebasan rakyat </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E74" is="qowt-word-run" qowt-eid="E74" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Indonesia </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E75" is="qowt-word-run" qowt-eid="E75" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">dalam pendidikan. Ki Hajar Dewantara membawa semangat baru dalam fase pendidikan Indonesia yang</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E76" is="qowt-word-run" qowt-eid="E76" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E77" is="qowt-word-run" qowt-eid="E77" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">lebih </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E78" is="qowt-word-run" qowt-eid="E78" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">merdeka.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E80" is="qowt-word-run" qowt-eid="E80" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Tujuan pendidikan nasional adalah untuk </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E81" is="qowt-word-run" qowt-eid="E81" style="font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">menghasilkan </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E82" is="qowt-word-run" qowt-eid="E82" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E83" is="qowt-word-run" qowt-eid="E83" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> Penyelenggaraan </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E84" is="qowt-word-run" qowt-eid="E84" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">pendidikan </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E85" is="qowt-word-run" qowt-eid="E85" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">menjadi fondasi dasar untuk mew</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E86" is="qowt-word-run" qowt-eid="E86" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">ujudkan cita-cita luhur itu</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E87" is="qowt-word-run" qowt-eid="E87" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">.</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E88" is="qowt-word-run" qowt-eid="E88" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> Menyadari pentingnya arti </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E89" is="qowt-word-run" qowt-eid="E89" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">pendidikan tersebut</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E90" is="qowt-word-run" qowt-eid="E90" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">, pemerintah menaruh perhatian serius dalam up</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E91" is="qowt-word-run" qowt-eid="E91" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">aya memajukan</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E92" is="qowt-word-run" qowt-eid="E92" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> pendidikan Indonesia semakin bermutu dan berd</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E93" is="qowt-word-run" qowt-eid="E93" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">aya saing global </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E94" is="qowt-word-run" qowt-eid="E94" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">melalui program merdeka belajar.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E96" is="qowt-word-run" qowt-eid="E96" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Apakah pendidikan kita sudah merdeka? Pertanyaan menggelitik sebenarnya. Secara harfiah memang pendidikan Indonesia sudah terbebas dari penjajahan, tetapi secara ma</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E97" is="qowt-word-run" qowt-eid="E97" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">knawi masih </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E98" is="qowt-word-run" qowt-eid="E98" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">banyak hal yang menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua. </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E99" is="qowt-word-run" qowt-eid="E99" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pada kenyataanya, pendidikan Indonesia masih belum merdeka dalam belajar. </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E100" is="qowt-word-run" qowt-eid="E100" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Selam</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E101" is="qowt-word-run" qowt-eid="E101" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">a ini guru terjebak dalam aktivitas membuat administrasi pembelajaran yang kompleks dan menyita pikiran dan waktu. Skenario pembela</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E102" is="qowt-word-run" qowt-eid="E102" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">jaran yang dibuat pada praktiknya </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E103" is="qowt-word-run" qowt-eid="E103" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">tidak terlaksana </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E104" is="qowt-word-run" qowt-eid="E104" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">dengan baik dikarenakan guru tertekan</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E105" is="qowt-word-run" qowt-eid="E105" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> target pencapaian kompetensi</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E106" is="qowt-word-run" qowt-eid="E106" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E107" is="qowt-word-run" qowt-eid="E107" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">anak didik </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E108" is="qowt-word-run" qowt-eid="E108" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">yang </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E109" is="qowt-word-run" qowt-eid="E109" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">pada akhirnya hanya </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E110" is="qowt-word-run" qowt-eid="E110" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">diukur</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E111" is="qowt-word-run" qowt-eid="E111" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> kelulusannya </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E112" is="qowt-word-run" qowt-eid="E112" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">melalui ujian nasional. </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E113" is="qowt-word-run" qowt-eid="E113" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Anak didik dipaksa untuk </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E114" is="qowt-word-run" qowt-eid="E114" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">belajar secara seragam tanpa mempertimbangkan keberagaman kemampuan</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E115" is="qowt-word-run" qowt-eid="E115" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">. </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E116" is="qowt-word-run" qowt-eid="E116" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">P</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E117" is="qowt-word-run" qowt-eid="E117" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">elaksanaan pembelajaran di kelas menjadi tidak menarik dan terkungkung dalam penjara kurikulum.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E119" is="qowt-word-run" qowt-eid="E119" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span><a name='more'></a></span>Konsep merdeka belajar </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E120" is="qowt-word-run" qowt-eid="E120" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">yang dilontarkan oleh Nadiem Makarin hadir sebagai bentuk keprihatinan tersebut. </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E121" is="qowt-word-run" qowt-eid="E121" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Beberapa program pokok dalam kebijakan merdeka belajar tersebut, yakni penghapusan ujian nasional, penyederhanaan administrasi guru, pemerataan akses pendidikan melalui sistem seleksi penerimaan siswa baru berbasis zonasi. Guru sebagai pilar utama penentu keberhasilan pendidikan mendapat perhatian khusus. </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E122" is="qowt-word-run" qowt-eid="E122" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Dalam proses mendidik, g</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E123" is="qowt-word-run" qowt-eid="E123" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">uru diibaratkan sebagai petani, sedangkan anak diumpamakan sebagai benih. Benih disemai di tanah yang subur jika tidak dirawat dengan baik oleh petaninya maka benih tersebut tidak akan tumbuh dengan baik. Sebaliknya, benih yang ditanam di tanah yang tandus sekalipun, jika petani selalu merawatnya dengan baik maka benih tersebut tetap akan tumbuh dengan subur. </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E124" is="qowt-word-run" qowt-eid="E124" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Dalam proses menjadikan benih tumbuh, petani diberikan kebebasan untuk memberikan nutrisi apa saja yang menurutnya sesuai untuk padi yang ditanamnya. </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E125" is="qowt-word-run" qowt-eid="E125" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Untuk itulah merdeka belajar hadir sebagai oase bagi guru dalam melaksanakan profesi mulianya.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Merdeka belajar dapat diartikan guru merdeka dalam mengajar dan siswa merdeka </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" is="qowt-word-run" named-flow="FLOW-4" qowt-eid="E127" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">dalam belajar. Guru dan siswa terbebas dari tekanan pembelajaran, namun tetap dalam </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E128" is="qowt-word-run" qowt-eid="E128" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">kerangka kurikulum nasional. </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E130" is="qowt-word-run" qowt-eid="E130" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kebijakan merdeka belajar sebenarnya berkaitan erat dengan bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan. Guru diharapkan meninggalkan paradigma berpikir lama </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E131" is="qowt-word-run" qowt-eid="E131" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">yang menganggap </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E132" is="qowt-word-run" qowt-eid="E132" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">bahwa</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E133" is="qowt-word-run" qowt-eid="E133" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> dirinya </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E134" is="qowt-word-run" qowt-eid="E134" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">sebagai satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. Jika dahulu,</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E135" is="qowt-word-run" qowt-eid="E135" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> anak didik diibaratkan sebagai gelas ko</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E136" is="qowt-word-run" qowt-eid="E136" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">song yang mengharap tuangan air</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E137" is="qowt-word-run" qowt-eid="E137" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> oleh guru, sekarang tidak lagi. Anak didik dilahirkan dengan membawa kodrat (potensi). Potensi tersebutlah yang harusnya dikembangkan oleh guru. Untuk itu, dalam istilah merdeka belajar, guru hanya berperan sebagai pamong yang menuntun dan mengarahkan anak didik agar tidak tersesat dan terhindar dari hal-hal yang membahayakan dirinya.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E139" is="qowt-word-run" qowt-eid="E139" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Guru diharapkan mengubah metode pembelajaran yang kaku. Guru bebas berekspresi mengajar sesuai dengan gaya dan caranya sendiri karena pada prinsipnya guru dianggap lebih tahu terhadap anak didik yang diajarnya. Pembelajaran menganut pada prinsip difrensiasi. Anak didik adalah makhluk yang unik yang memiliki potensi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Tugas guru adalah mengantarkan anak didik untuk berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing. Guru harus menghargai keberagaman dan mengelaborasi kemampuan anak didik</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E140" is="qowt-word-run" qowt-eid="E140" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran dalam konsep merdeka belajar tidak hanya bertujuan untuk menjadikan anak didik sebagai insan yang berilmu, akan tetapi juga terampil dan berakhlak mulia.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E142" is="qowt-word-run" qowt-eid="E142" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Mengubah </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E143" is="qowt-word-run" qowt-eid="E143" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">paradigma berpikir pendidikan </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E144" is="qowt-word-run" qowt-eid="E144" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">yang telah mengakar </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E145" is="qowt-word-run" qowt-eid="E145" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">lama memang </span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E146" is="qowt-word-run" qowt-eid="E146" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">membutuhkan waktu.</span><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" id="E147" is="qowt-word-run" qowt-eid="E147" style="background-color: white; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> Kehadiran merdeka belajar adalah angin segar kembalinya kemerdekaan pendidikan Indonesia yang dicita-citakan. Sudah saatnya sistem pendidikan Indonesia berubah menjadi lebih merdeka untuk mencapai Indonesia emas tahun 2045.</span></div><qowt-page named-flow="FLOW-1" style="height: 841.9pt; width: 595.3pt;"><div class="style-scope qowt-page" id="contentsContainer" style="padding-left: 72pt; padding-right: 72pt;"><div class="style-scope qowt-page" id="contents"><qowt-section break-before="" indexed-flow="SI11" named-flow="FLOW-2" qowt-eid="E40" style="column-count: 1;"><p class="x-scope qowt-word-para-3" id="E148" is="qowt-word-para" qowt-eid="E148" qowt-entry="undefined" qowt-lvl="undefined" style="line-height: 1.2; padding-bottom: 0pt; text-align: left;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" is="qowt-word-run" qowt-teid="T12" style="background-color: white; font-size: 12pt;"><br /></span>
</p><p class="x-scope qowt-word-para-3" id="E149" is="qowt-word-para" qowt-eid="E149" qowt-entry="undefined" qowt-lvl="undefined" style="line-height: 1.2; padding-bottom: 0pt; text-align: left;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" is="qowt-word-run" qowt-teid="T13" style="background-color: white; font-size: 12pt;"><br /></span>
</p><p class="x-scope qowt-word-para-3" id="E150" is="qowt-word-para" qowt-eid="E150" qowt-entry="undefined" qowt-lvl="undefined" style="line-height: 1.2; padding-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" is="qowt-word-run" qowt-teid="T14" style="background-color: white; font-size: 12pt;"><br /></span>
</p><p class="x-scope qowt-word-para-3" id="E151" is="qowt-word-para" qowt-eid="E151" qowt-entry="undefined" qowt-lvl="undefined" style="line-height: 1.2; padding-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" is="qowt-word-run" qowt-teid="T15" style="background-color: white; font-size: 12pt;"><br /></span>
</p><p class="x-scope qowt-word-para-3" id="E152" is="qowt-word-para" qowt-eid="E152" qowt-entry="undefined" qowt-lvl="undefined" style="line-height: 1.2; padding-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" is="qowt-word-run" qowt-teid="T16" style="background-color: white; font-size: 12pt;"><br /></span>
</p><p class="x-scope qowt-word-para-3" id="E153" is="qowt-word-para" qowt-eid="E153" qowt-entry="undefined" qowt-lvl="undefined" style="line-height: 1.2; padding-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" is="qowt-word-run" qowt-teid="T17" style="background-color: white; font-size: 12pt;"><br /></span>
</p><p class="x-scope qowt-word-para-3" id="E154" is="qowt-word-para" qowt-eid="E154" qowt-entry="undefined" qowt-lvl="undefined" style="line-height: 1.2; padding-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" is="qowt-word-run" qowt-teid="T18" style="background-color: white; font-size: 12pt;"><br /></span>
</p><p class="x-scope qowt-word-para-3" id="E155" is="qowt-word-para" qowt-eid="E155" qowt-entry="undefined" qowt-lvl="undefined" style="line-height: 1.2; padding-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" is="qowt-word-run" qowt-teid="T19" style="background-color: white; font-size: 12pt;"><br /></span>
</p><p class="x-scope qowt-word-para-3" id="E156" is="qowt-word-para" qowt-eid="E156" qowt-entry="undefined" qowt-lvl="undefined" style="line-height: 1.2; padding-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" is="qowt-word-run" qowt-teid="T20" style="background-color: white; font-size: 12pt;"><br /></span>
</p><p class="x-scope qowt-word-para-3" id="E157" is="qowt-word-para" qowt-eid="E157" qowt-entry="undefined" qowt-lvl="undefined" style="line-height: 1.2; padding-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span class="qowt-font2-TimesNewRoman" is="qowt-word-run" qowt-teid="T21" style="background-color: white; font-size: 12pt;"><br /></span>
</p><p class="x-scope qowt-word-para-3" id="E158" is="qowt-word-para" qowt-eid="E158" qowt-entry="undefined" qowt-lvl="undefined" style="line-height: 1.2; padding-bottom: 0pt; text-align: justify;"></p></qowt-section></div></div></qowt-page>pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-36148198227612510442023-11-20T05:53:00.000-08:002023-11-20T06:08:21.120-08:00IDENTIFIKASI POTENSI MELALUI KEGIATAN LITERASI: PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENYIAPKAN SISWA UNGGUL MENUJU INDONESIA MAJU BERMUTU<p><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span> </span><span> </span><span> </span>Setiap anak dilahirkan dengan membawa potensi. Potensi yang dimiliki anak sangat beragam. Potensi merupakan kemampuan dasar yang berkemungkinan untuk dikembangkan</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-size: 0.6em; vertical-align: super;">1</span></span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">. Upaya mengembangan potensi pada anak perlu dilakukan sedini mungkin. Tujuannya adalah untuk menjadikan potensi tersebut berkembang menjadi kompetensi. Untuk itulah, identifikasi potensi pada peserta didik harus dilakukan.</span></p><span id="docs-internal-guid-247f8437-7fff-7465-f48a-1bd5f4138b0a"><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-right: 5.35pt; margin-top: 0pt; margin: 0pt 5.35pt 0pt 5.6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Identifikasi potensi dapat dilakukan oleh individu itu sendiri. Namun sangat disayangkan, tidak sedikit peserta didik yang justru kesulitan untuk mengenali potensi yang dimilikinya. Dalam studi yang saya lakukan di sekolah tempat saya bertugas, hampir 80 persen peserta didik justru belum mengetahui potensi apa yang dimilikinya. P</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">eserta didik adalah makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut potensi (kemampuan) masing-masing dan memerlukan bimbingan dan pengarahan serta pendampingan yang konsisten menuju ke arah titik optimal potensinya</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-size: 0.6em; vertical-align: super;">2</span></span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">. Oleh karena itulah, identifikasi potensi perlu dilakukan oleh pihak sekolah untuk membantu peserta didik menemukan potensinya dengan lebih cepat. Salah satu cara untuk melakukan identifikasi terhadap potensi peserta didik adalah dengan melalui kegiatan literasi di sekolah.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-right: 5.45pt; margin-top: 0.1pt; margin: 0.1pt 5.45pt 0pt 5.6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Untuk melaksanakan identifikasi potensi melalui literasi tersebut, pihak sekolah harus merancang aktivitas literasi yang berbasis pada identifikasi potensi. Ada banyak kegiatan literasi yang dapat dilaksanakan di sekolah, misalnya aktivitas membaca selama 15 sampai 30 menit sebelum memulai pembelajaran. Perpustakaan sekolah sebagai basis kegiatan literasi memiliki peran besar dalam upaya menciptakan iklim literasi di lingkungan sekolah. Melalui aktivitas membaca 15 sampai 30 menit diharapkan membawa dampak yang cukup signifikan terhadap peningkatan kualitas diri peserta didik.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-right: 5.35pt; margin-top: 0pt; margin: 0pt 5.35pt 0pt 5.6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kegiatan literasi di sekolah pada hakikatnya dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi potensi. Kegiatan literasi di sekolah bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik yang meliputi kecerdasan intelektual, emosional, bahasa, spiritual, dan estetika.</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-size: 0.6em; vertical-align: super;">3</span></span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> Melalui kegiatan literasi, sekolah mampu mengetahui potensi apa saja yang ada pada peserta didik. Hal tersebut sangat penting guna membantu sekolah dalam merencanakan tindak lanjut bagi peserta didik sehingga mampu mendorong pengembangan potensi menjadi lebih optimal.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-right: 5.4pt; margin-top: 0pt; margin: 0pt 5.4pt 0pt 5.6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span></span></span></p><a name='more'></a><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bagaimanakah identifikasi potensi melalui kegiatan literasi tersebut? Hal pertama yang harus dilakukan adalah perpustakaan sekolah harus merancang kegiatan literasi yang akan</span><p></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-right: 5.5pt; margin-top: 5pt; margin: 5pt 5.5pt 0pt 5.6pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-size: 0.6em; vertical-align: super;">1</span></span><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Komala. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Stimulasi Melejitkan Potensi, Minat, Bakat pada Anak Usia Dini</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">. Jurnal Tunas Siliwangi, Vol 3, No 2, Tahun 2017. Hal 183.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-right: 5.35pt; margin-top: 0.05pt; margin: 0.05pt 5.35pt 0pt 5.6pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-size: 0.6em; vertical-align: super;">2</span></span><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Khorol, Azimatul. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Studi Komparatif Tentang Konsep Potensi Anak Didik dalam Perspektif Jhon Dewey dan Pendidikan Islam</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">. Jurnal Studi Islam, Vol 6, No 2, Tahun 2015. Hal 4.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.185; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-right: 5.75pt; margin-top: 0.15pt; margin: 0.15pt 5.75pt 0pt 5.6pt; text-align: justify;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-size: 0.6em; vertical-align: super;">3</span></span><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Suandewi, Pt Melia., Ida Bagus P, Gede Gunatama. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Hubungan Budaya Literasi dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMAN 7 Denpasar</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNDIKSHA, Vol 9, No 2, Tahun 2019. Hal 266.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-right: 5.3pt; margin-top: 3.85pt; margin: 3.85pt 5.3pt 0pt 5.6pt; text-align: justify;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">dilakukan. Dalam hal ini, kegiatan literasi yang dapat diprogramkan, yakni kegiatan membaca 15 sampai 30 menit sebelum memulai pembelajaran. Dalam kegiatan tersebut, peserta didik dikumpulkan di lapangan dengan membentuk lingkaran yang beranggotakan 10 orang. Peserta didik telah menyiapkan buku yang akan dibaca selama kegiatan literasi berlangsung. Buku yang dibaca dapat berupa buku fiksi maupun buku nonfiksi. Ketersediaan buku literasi dapat difasilitasi oleh perpustakaan sekolah. Peserta didik dapat meminjam buku bacaan literasi yang tersedia di perpustakaan. Oleh karena itu, perlu bagi perpustakaan untuk menyediakan berbagai macam buku guna menunjang kegiatan literasi tersebut. Penyediaan bahan bacaan literasi dapat pula melalui kerjasama dengan perpustakaan daerah setempat untuk menyediakan akses layanan perpustakaan keliling di sekolah setiap hari tertentu. Mobil perpustakaan dengan berbagai sumber bahan bacaan yang menarik akan menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-right: 5.3pt; margin-top: 0.1pt; margin: 0.1pt 5.3pt 0pt 5.6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Selanjutnya, peserta didik diberikan waktu untuk membaca buku dengan senyap selama 15 sampai 30 menit. Selama kegiatan literasi berlangsung, guru dapat berkeliling untuk memantau aktivitas literasi yang dilakukan. Beberapa hal yang dilakukan pihak sekolah selama pemantauan, yakni guru harus memperhatikan buku yang dibaca oleh peserta didik. Buku jenis apa yang dibaca? Apa judul buku yang dibaca? Berapa tebal halaman buku tersebut? Mengetahui hal tersebut sangat penting sebagai bagian dari upaya identifikasi potensi. Kegiatan membaca erat hubungannya dengan minat</span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-size: 0.6em; vertical-align: super;">4</span></span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-size: 0.6em; vertical-align: super;">5</span></span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">.Terdapat hubungan antara </span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">buku bacaan dengan kemungkinan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Peserta didik yang membaca buku fiksi, misalnya menandakan kemungkinan potensi peserta didik ada pada bidang sastra (cerpen, puisi, atau drama). Peserta didik yang membaca buku nonfiksi tentang olahraga, mengindikasikan kemungkinan potensi peserta didik ada pada bidang olahraga. Peserta didik yang membaca buku wirausaha, bisa jadi potensi yang dimilikinya berkaitan dengan kegiatan wirausaha, dan lain sebagainya bergantung buku apa yang dibaca.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-right: 5.2pt; margin-top: 0pt; margin: 0pt 5.2pt 0pt 5.6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Judul buku juga menentukan dalam upaya melakukan identifikasi potensi. Peserta didik yang membaca buku sastra dengan judul tertentu dapat mengindikasikan seberapa besar potensi yang dimilikinya. Contohnya, peserta didik yang membaca buku kumpulan cerpen yang telah dimuat di surat kabar nasional, misalnya kemungkinan besar peserta didik tersebut memiliki keterampilan yang cukup baik dalam bidang menulis cerpen. Mengapa demikian? Umumnya anak- anak remaja akan cenderung membaca buku fiksi bertema cinta atau buku fiksi remaja dengan bahasa alai atau bahasa remaja. Namun, dalam contoh tersebut, peserta didik yang membaca buku kumpulan cerpen tentulah peserta didik yang tidak biasa. Pada umumnya koran nasional sangat selektif dalam pemuatan karya. Artinya karya yang dimuat tentulah berkualitas. Dengan demikian ketika peserta didik membaca buku tersebut, patut diidentifikasi bahwa ada sesuatu yang tidak biasa pada diri peserta didik. Contoh lainnya, peserta didik yang membaca buku soal-soal olimpiade matematika, mungkin menandakan bahwa potensi besarnya adalah pada bidang matematika. Dan kemungkinan peserta didik tersebut memang ahli matematika. Hal tersebut disebabkan sangat tidak biasa jika peserta didik yang tidak senang matematika ataupun mungkin ia senang tapi tidak terlalu bisa di bidang tersebut, akan membaca buku soal-soal olimpiade matematika.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-top: 5.1pt;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-size: 0.6em; vertical-align: super;">4</span></span><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sugiarti, Uci. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pentingnya Pembinaan Kegiatan Membaca Sebagai Implikasi Pembelajaran Bahasa Indonesia</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">. Artikel (online), </span><a href="https://media.neliti.com/media/publications/54467-ID-pentingnya-pembinaan-kegiatan-membaca-se.pdf" style="text-decoration-line: none;"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; text-decoration-line: underline; text-decoration-skip-ink: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">https://media.neliti.com/media/publications/54467-ID-pentingnya-pembinaan-kegiatan-membaca-se.pdf</span></a></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-top: 0pt;"><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-size: 0.6em; vertical-align: super;">5</span></span><span face="Calibri, sans-serif" style="font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Gunawan, Arwan., dkk. </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Korelasi Antara Karakter Pribadi dan Minat Membaca dengan Prestasi Belajar Siswa</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">. Artikel (online), </span><a href="https://media.neliti.com/media/publications/117097-ID-korelasi-antara-karakter-pribadi-dan-min.pdf" style="text-decoration-line: none;"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; text-decoration-line: underline; text-decoration-skip-ink: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">https://media.neliti.com/media/publications/117097-ID-korelasi-antara-karakter-pribadi-dan-min.pdf</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">.</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 10pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></a></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-right: 5.4pt; margin-top: 3.85pt; margin: 3.85pt 5.4pt 0pt 5.6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Jumlah halaman juga sangat berpengaruh dalam upaya identifikasi. Peserta didik yang membaca buku dengan jumlah halaman yang sangat tebal, misalnya lebih dari 300 halaman, menandakan peserta didik tersebut memiliki minat membaca yang sangat besar. Pada umumnya peserta didik akan cepat merasa bosan ketika membaca dengan jumlah halaman yang terbilang banyak. Tak heran, dalam kegiatan literasi banyak peserta didik yang cenderung membaca buku dengan jumlah halaman yang sedikit atau buku yang tipis. Peserta didik yang mampu membaca buku dengan halaman yang tebal dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik tersebut memiliki kemampuan literasi yang sangat baik. Jumlah halaman yang sangat banyak biasanya menandakan bahwa buku yang dibaca berisi informasi yang sangat spesifik sehingga cenderung berkualitas.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-right: 5.35pt; margin-top: 0pt; margin: 0pt 5.35pt 0pt 5.6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Setelah kegiatan membaca buku selama 15 sampai 30 menit selesai, peserta didik dapat diminta untuk menuliskan resume hasil kegiatan literasi ke dalam buku kegiatan literasi. Peserta didik diberikan waktu sekitar 15 menit untuk membuat resume. Resume hasil bacaan yang dibuat peserta didik dipergunakan sebagai bagian dari upaya identifikasi potensi peserta didik. Selama proses penulisan, guru dapat memperhatikan seberapa cepat peserta didik membuat resume, sebarapa panjang resume tersebut, dan bagaimana bahasa yang digunakan dalam penulisan resume itu. Peserta didik yang mampu membuat resume hasil bacaan dalam waktu cepat dan tulisan tersebut cukup panjang menandakan bahwa peserta didik memiliki potensi yang baik dalam hal pemahaman terhadap bacaan dan juga memiliki potensi dalam menulis. Peserta didik yang memiliki kemampuan rendah dalam pemahaman bacaan, akan sangat kesulitan menuliskan hasil bacaan tersebut. Kalaupun bisa dituliskan, jumlah halamannya akan sedikit.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-right: 5.25pt; margin-top: 0.1pt; margin: 0.1pt 5.25pt 0pt 5.6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Setelah proses penulisan resume hasil bacaan selesai dilakukan, peserta didik diminta untuk maju ke depan menyampaikan hasil bacaannya di hadapan peserta didik lainnya. Dalam aktivitas ini, guru dapat memperhatikan bagaimana penampilan peserta didik saat di depan, bagaimana ekspresinya, bagaimana gaya penyampaiannya, bagaimana kelancaran berceritanya, bagaimana intonasinya, dan lain sebagainya. Peserta didik yang tampil dengan penuh percaya diri dan juga mampu menyampaikan hasil bacaan dengan lancar tanpa terbata-bata kemungkin besar memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik. Peserta didik yang mampu bercerita dengan penuh ekspresi dan gaya bisa jadi memiliki kemampuan yang baik dalam hal </span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-style: italic; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">story telling </span><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">atau bisa juga bagus dalam hal pembacaan puisi. Peserta didik yang menyampaikan hasil bacaan dengan diselingi humor sehingga membuat teman-temannya semangat dan tertawa bisa jadi memiliki potensi sebagai seorang komedian atau motivator. Peserta didik yang mampu menyampaikan hasil bacaan tanpa melihat buku catatan hasil literasi kemungkinan memiliki ingatan yang tajam.</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-right: 5.25pt; margin-top: 0.05pt; margin: 0.05pt 5.25pt 0pt 5.6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dari hasil pengamatan guru selama aktivitas membaca, membuat tulisan hasil bacaan, dan aktivitas menyampaikan hasil bacaan di depan, guru dapat melakukan identifikasi lebih lanjut, yakni dengan cara memanggil peserta didik yang bersangkutan untuk dilakukan penyelidikan lebih mendalam. Guru memanggil peserta didik masuk ke dalam ruangan lalu menyampaikan beberapa pertanyaan pelacak, misalnya sudah berapa banyak buku yang dibaca? Apa saja buku yang sering ia baca? Berapa tebal halaman buku tersebut? Berapa lama ia menghatamkan bacaan buku tersebut? Termasuk menanyakan pertanyaan yang langsung berkaitan dengan dugaan hasil identifikasi potensi kepada peserta didik, misal apakah peserta didik senang dengan sastra, olahraga, matematika dan lain sebagainya; apakah peserta didik memperoleh nilai yang bagus pada bidang tersebut di kelasnya? Atau apakah peserta didik memiliki hasil karya atau prestasi di bidang tersebut.</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-left: 5.6pt; margin-right: 5.3pt; margin-top: 3.85pt; margin: 3.85pt 5.3pt 0pt 5.6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Selain itu, guru dapat pula melakukan penelusuran aktivitas literasi peserta didik di perpustakaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah peserta didik sering membaca buku di perpustakaan, jenis buku apa yang dipinjam dan dibaca. Informasi tersebut untuk memperkuat hasil identifikasi yang telah dilakukan selama kegiatan literasi berlangsung. Hasil analisa tersebut kemudian menjadi bahan rujukan untuk melakukan pemetaan hasil potensi peserta didik. Pada akhirnya, pihak sekolah dapat memanfaatkan hasil identifikasi potensi tersebut untuk merancang program kegiatan pengembangan minat dan bakat yang sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta didik.</span></p><div><span style="color: #212121; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div></span>pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-79846220170754151432022-02-21T04:20:00.002-08:002022-02-21T04:23:37.209-08:00Dilema Etika<p style="text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee;">Dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari, tentu kita tidak luput dari dilema etika. Apa itu dilema etika? Dilema etika adalah pertentangan batin antara sesuatu yang benar dihadapkan pada hal lain yang juga benar dalam sudut pandang tertentu. </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman", "serif"; font-size: 12pt; text-align: left;">Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana
keputusan mengenai perilaku yang layak harus dibuat (Arens dan Loebbecke,
dikutip oleh Eko Suhascaryo)</span></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 17.15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Lebuh lanjut Eko Suhascaryo memberikan contoh situasi yang
sering kali memunculkan dilema, yakni sebagai berikut. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ini untuk tujuan baik, atau di akhir
membenarkan caranya.<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 17.15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Hal ini akan menggoda untuk
mengambil jalan pintas dalam melakukan pengambilan keputusan ketika hasil
akhirnya akan menjadi hal yang baik.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Loyalitas ganda.<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 17.15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Banyak orang merasa memiliki
kewajiban untuk mempromosikan kepentingan dari kelompok atau teman khususnya.
Ini dapat menjadi tidak etis ketika meluas ke memastikan bahwa keuntungan untuk
kelompok atau individu khusus dengan mengorbankan kelompok atau individu
lainnya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Penyembunyian.<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 17.15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kita semua sering kali menghindari
memberikan umpan balik yang negatif atau mengungkapkan pendapat yang orang lain
tidak akan suka, karena kita peduli tentang perasaan orang atau kita tidak
ingin menyinggung perasaan orang lain.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 17.15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Namun, tidak jujur adalah tidak
menghormati, kuncinya adalah berbagi informasi negatif atau tidak setuju dengan
orang lain dengan cara tetap berkomunikasi secara hormat.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tak seorangpun akan tahu.<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 17.15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kita mungkin akan memaafkan perilaku
yang tidak memenuhi standar etika karena “tidak ada yang akan dirugikan”.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 17.15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Menggunakan posisinya untuk
mempengaruhi hal-hal yang kurang sesuai kepada bawahan/staf, meminta bantuan
khusus atau fasilitas, atau berbagi informasi rahasia kepada orang lain mungkin
tampak mudah dan tidak berbahaya, tetapi etika kepercayaan dilanggar.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Semua orang melakukannya.<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 17.15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ketika banyak orang lain bertindak
dengan cara-cara yang tidak etis, bukanlah izin bagi kita untuk juga
berperilaku yang tidak etis.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 17.15pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Praktek atau sistem di beberapa
organisasi dan kelompok mungkin begitu mendarah daging bahwa mereka tampaknya
dapat diterima bahkan jika mereka secara etika dipertanyakan. Pemimpin etis
akan selalu mengevaluasi perilakunya terhadap kode etik.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b style="background-color: #eeeeee;"><span></span></b></span></p><a name='more'></a><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><b style="background-color: #eeeeee;">Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan </b></span><p></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: Times New Roman, serif;">Untuk memandu kita dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada 9 langkah yang dapat Anda lakukan. Anda dapat memilih salah satu dari kasus-kasus yang telah dibahas sebelumnya di modul ini untuk Anda gunakan sebagai contoh. </span></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: Times New Roman, serif;">1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan Mengapa langkah ini penting untuk Anda lakukan? Pertama, penting bagi kita untuk mengidentifikasi masalah yang sedang kita hadapi, alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih saksama. Kedua, penting bagi kita untuk memastikan bahwa masalah yang kita hadapi memang betul-betul berhubungan dengan aspek moral, bukan sekedar masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial. Tidak mudah untuk bisa mengenali hal ini. Kalau kita terlalu berlebihan, kita bisa terjebak dalam situasi seolah-olah kita terlalu mendewakan aspek moral, sehingga kita akan mempermasalahkan kesalahan-kesalahan kecil. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka kita bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan etika dalam masalah yang sedang kita hadapi.. </span></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: Times New Roman, serif;">2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi yang sedang kita hadapi, pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Bukan berarti kalau permasalahan tersebut bukan dilema kita, maka kita menjadi tidak peduli. Karena kalau permasalahan ini sudah menyangkut aspek moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil. </span></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="font-family: Times New Roman, serif;">3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. Proses pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail; apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Data-data tersebut </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">penting karena dilema etika tidak bersifat teoritis, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang mempengaruhi situasi tersebut, sehingga data yang detail akan menjelaskan alasan seseorang melakukan sesuatu dan bisa juga mencerminkan kepribadian seseorang dalam situasi tersebut. Kita juga harus bisa menganalisis hal-hal apa saja yang potensial yang bisa terjadi di waktu yang akan datang. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: Times New Roman, serif;">4. Pengujian benar atau salah 1. Uji Legal Pertanyaan penting di uji ini adalah apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi itu? Bila jawabannya adalah iya, maka situasi yang ada bukanlah antara benar lawan benar (dilema etika), namun antara benar lawan salah (bujukan moral). Keputusan yang harus diambil dalam situasi adalah pilihan antara mematuhi hukum atau tidak, dan keputusan ini bukan keputusan yang berhubungan dengan moral. </span></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: Times New Roman, serif;">2. Uji Regulasi/Standar Profesional Bila situasi yang dihadapi adalah dilema etika, dan tidak ada aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mari kita uji, apakah ada pelanggaran peraturan atau kode etik di dalamnya. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda. </span></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="font-family: Times New Roman, serif;">3. Uji Intuisi Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif;">dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: Times New Roman, serif;">4. Uji Publikasi Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan menjadi viral di media sosial. Sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi publik? Coba Anda bayangkan bila hal itu terjadi. Bila Anda merasa tidak nyaman kemungkinan besar Anda sedang menghadapi benar situasi benar lawan salah atau bujukan moral. </span></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: Times New Roman, serif;">5. Uji Panutan/Idola Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda. Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam. Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir. Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (CareBased Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain. Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil resiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral. </span></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: Times New Roman, serif;">5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi yang sedang Anda hadapi ini? - Individu lawan masyarakat (individual vs community) - Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) - Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) - Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) Pentingnya mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan permasalahan, namun membawa penajaman bahwa situasi yang Anda hadapi betulbetul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting. </span></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: Times New Roman, serif;">6. Melakukan Prinsip Resolusi Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai? Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) </span></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: Times New Roman, serif;">7. Investigasi Opsi Trilema Dalam mengambil keputusan, seringkali ada 2 pilihan yang bisa kita pilih. Terkadang kita perlu mencari opsi di luar dari 2 pilihan yang sudah ada. Kita bisa bertanya pada diri kita, apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah. Itulah yang dinamakan investigasi opsi trilema. </span></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: Times New Roman, serif;">8. Buat Keputusan Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya. </span></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: Times New Roman, serif;">9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya. </span></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; line-height: 15.4pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: Times New Roman, serif;">Perlu kita ingat bahwa 9 langkah pengambilan keputusan ini adalah panduan, bukan sebuah metode yang kaku dalam penerapannya. Pengambilan keputusan ini juga merupakan keterampilan yang harus diasah agar semakin baik. Semakin sering kita berlatih menggunakannya, kita akan semakin terampil dalam pengambilan keputusan. Hal yang penting dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal</span></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p style="background-color: #eeeeee;"> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p style="background-color: #eeeeee;"> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Referensi: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">http://www.ekosuhas.com/menghadapi-dilema-etika/<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Modul Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 3</span></p>pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-23202219562967094022021-08-24T05:59:00.002-07:002021-10-24T03:19:31.329-07:00Mengembangkan Bakat Anak<p><span style="font-family: arial;"> </span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWM8aSiMUxle9nxmtZDkv8Y4dl7hmW_CO5s6rmxS8STn1r7KRBELU8Gva7o66-KFe4PB-rui-01sjaVmXAnD5zbI9mzajj4Ed23sVs-iGQr-b5PfaU8icRUCYlV6RxxirJ9ptrCjHxpvXB/s1280/WhatsApp+Image+2021-06-08+at+11.11.05.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: arial;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWM8aSiMUxle9nxmtZDkv8Y4dl7hmW_CO5s6rmxS8STn1r7KRBELU8Gva7o66-KFe4PB-rui-01sjaVmXAnD5zbI9mzajj4Ed23sVs-iGQr-b5PfaU8icRUCYlV6RxxirJ9ptrCjHxpvXB/s320/WhatsApp+Image+2021-06-08+at+11.11.05.jpeg" width="320" /></span></a></div><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: arial;"> </span></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 31.5pt; margin-right: 50.8pt; margin-top: 0in; margin: 0in 50.8pt 0in 31.5pt; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: arial;">“Di
usianya yang masih muda, anakku menjadi juara satu. Dia mengikuti lomba membaca
puisi yang diadakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuasin. Setiap
tahun, acara serupa selalu diadakan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan
Hidup Sedunia<i>.”<o:p></o:p></i></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><i><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: arial;"> </span></span></i></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: arial;">Bakat anakku dalam membaca puisi sudah
terlihat sejak dini. Ketika itu aku sedang membaca buku kumpulan puisi karya
Taufik Ismail. Iseng kuberikan buku itu ke anakku yang masih berusia enam tahun.
Kuminta dia membacakan satu puisi. Anakku membacakannya dengan variasi intonasi
yang menurutku cukup baik. Padahal dia baru sekali membaca puisi yang cukup
rumit itu. Beberapa waktu kemudian, kuminta dia membacakan puisi lainnya.
Anakku menunjukkan kemampuan yang sama seperti sebelumnya. Sejak itulah, aku
berpikir mungkin ini adalah bakat terpendam anakku yang harus dikembangkan.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;"><span style="font-family: arial; font-size: 12pt; text-indent: 31.5pt;">Sejak usia tiga tahun saat anakku sudah
bisa berbicara—aku selalu mengajaknya membuat puisi bersama. Ketika melihat
bunga, menatap rembulan, atau merasakan desir angin—aku membuatkannya puisi lalu
memintanya untuk mengulangi kembali. Mungkin karena itulah anakku menjadi
terbiasa dengan puisi.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: arial;">Di usia tujuh tahun, iseng aku menyuruh
anakku menulis puisi yang mendeskripsikan objek sederhana. Ketika aku
membacanya, aku takjub dengan kemampuannya menulis puisi itu. Menurutku hasil
karyanya cukup bagus karena aku tahu tidak setiap anak seusianya bisa menulis
puisi. Anak di jenjang SMP saja terkadang masih belum bisa membuat puisi. Untuk
itulah aku berupaya mengembangkan bakat puisinya itu.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: arial;">Suatu hari wali kelas menghubungiku untuk
menyuruh anakku mewakili sekolah dalam lomba membaca puisi. Aku menyambut
maksud tersebut dengan rasa bahagia. Tidak setiap anak bisa beruntung mewakili
sekolah dalam ajang lomba. Segera saja kuminta anakku menulis puisi dengan tema
lingkungan. Selanjutnya puisi itu kami sunting bersama.<o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: arial;">Esoknya kuminta anakku berlatih membaca
puisi. Dia pun berlatih seharian. Lalu kami memulai rekaman. Hasil rekaman
tersebut kuserahkan kepada pihak sekolah untuk selanjutnya dikirimkan ke
panitia lomba. Aku tidak memikirkan menang atau kalah. Hal yang terpenting adalah
memberikan kesempatan baginya untuk berpartisipasi menunjukkan bakatnya. <o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: arial;">Satu bulan menunggu. Tiba-tiba pesan <i>whatsapp</i> masuk. Wali kelas mengabarkan
berita gembira. Anakku berhasil menjadi juara satu untuk jenjang sekolah dasar.
Di usianya yang baru 8 tahun, anakku berhasil mengalahkan peserta lain yang
berusia jauh di atasnya. Prestasi yang sangat membanggakan. <o:p></o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: arial;"> <o:p></o:p></span></span></p><p>
</p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: arial;"> </span></span></p>pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-54683756885615338002021-05-18T17:56:00.004-07:002021-05-18T18:00:26.828-07:00Masihkah Kamu Mau Mubazir?<p style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;"> <span style="font-family: "Times New Roman", serif; text-align: center;">Masihkah Kamu Mau Mubazir?</span></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(Alamsari)<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH4wxQ3bNNzfU9MxmZ7OBpFWZCjaDDuM7S2soIH_7KDiPnLV6y2Y8wluz7N-coA_YhuFffvusqhAz5Vc2mPxqLeby4oV9AGWEzOXVYJ5S20xbwFpFt5btnU8XpWXiAzKlx8xSrd4fZCMR_/s2048/Infografis+Sampah+Makanan+%25281%2529.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1448" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH4wxQ3bNNzfU9MxmZ7OBpFWZCjaDDuM7S2soIH_7KDiPnLV6y2Y8wluz7N-coA_YhuFffvusqhAz5Vc2mPxqLeby4oV9AGWEzOXVYJ5S20xbwFpFt5btnU8XpWXiAzKlx8xSrd4fZCMR_/w283-h400/Infografis+Sampah+Makanan+%25281%2529.jpg" width="283" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Dokumen Pribadi</td></tr></tbody></table><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Masih ingat nestapa kehidupan dulu. Saya
dibesarkan dalam keluarga dengan kondisi ekonomi lemah. Orang tua tidak
berpunya. Untuk makan saja susah. Tidak jarang, Emak harus berutang ke warung.
Makan sekali sehari sudah biasa bagi kami. Hanya makan nasi, ditaburi gula atau
garam. Sesekali pakai kerupuk atau kemplang.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pernah tetangga depan rumah mengadakan
sedekah. Saya memanjat jendela, mengintip dari celah-celah—berdoa semoga Emak
pulang membawa ayam. Saya sangat ingin memakannya. Bagi kami, ayam adalah
makanan mewah. Suatu ketika saya melihat ada ayam di tanah. Saya mengambil ayam
itu, mencuci lalu menyantapnya. Tidak hanya ayam, saya juga pernah makan pempek,
bahkan buah pisang yang sudah dibuang ke tanah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Saat libur sekolah, saya bersama kakak
pergi ke rumah Uwak. Di sana, kami mengais sampah di TPA. Tidak hanya kami—ada banyak
orang yang mencari rezeki di tumpukan sampah yang menggunung itu. Hal yang
paling menyenangkan adalah ketika kami mendapati banyak makanan sisa yang masih
layak makan. Ada roti, macroni, ciki, coklat, serta banyak makanan lain yang
belum pernah kami cicipi. Pernah, saya mengalami keracunan akibat makan coklat
yang ditemukan di tempat pembuangan sampah. Keringat mengucur dan perut serasa
mual. Untung saja, setelah muntah badan saya agak baikan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Cerita saya adalah sekelumit dari banyak
kisah sedih di luar sana. Di banyak tempat, jamak terlihat orang yang rela
mengais makanan di sampah—untuk bertahan hidup. Miris memang! Di saat masih
banyak yang kelaparan—sebagian besar orang justru “berhura-hura”. Mereka dapat
makan apa saja—kalau kenyang tinggal buang ke sampah. Seolah membuta—tidak peka
dengan bunyi keroncongan dari perut-perut tubuh ceking di antara kita.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Masalah Sampah
Makanan di Indonesia<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-themecolor: text2;"><a href="https://bandungfoodsmartcity.org/">Sampah makanan</a></span></b><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-themecolor: text2;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">menjadi
masalah pelik bagi kita. Tahukah kamu, setiap tahun terdapat 13 juta ton sampah
makanan di Indonesia. Jumlah tersebut setara dengan 500 kali berat monas; setara
dengan jumlah makanan untuk 28 juta orang; dan setara dengan nominal 27 triliun
rupiah. Coba bayangkan! Jumlah yang sangat besar bukan? Tidak mengherankan jika
Indonesia menjadi peringkat kedua negara penghasil sampah makanan terbesar di
dunia, setelah Arab Saudi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; letter-spacing: 0.1pt;">Berdasarkan data dari
Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2018—rumah tangga menjadi penyumbang sampah
terbesar, yakni sebesar 62%; pasar traditional 13%; pusat perniagaan 7%; kantor
5%; fasilitas publik 3%; dan sisanya 6% berasal dari sumber lainnya. Penelitian
mengenai sampah makanan juga pernah dilakukan oleh Wulansari, dkk. Mereka
melakukan penelitian terkait sampah makanan dari warung makan yang terdapat di
Kabupaten Bogor. Dari hasil penelitiannya, didapatkan bahwa dalam satu tahun warung
makan di Kabupaten Bogor menghasilkan sekitar 6.383 ton sampah makanan. Sekitar
70% sampah makanan tersebut didominasi oleh nasi sisa. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Di Indonesia—sampah makanan memang belum
menjadi isu penting. Masih dianggap remeh sebagai hal sepele. Siapapun dapat menyantap
makanan apapun yang mereka sukai. Mereka bebas makan sekenyang-kenyangnya. Namun,
satu hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan—andaikan makanan tersebut tidak
habis, jangan pernah dibuang. Membuang makanan adalah perbuatan yang tidak
mencerminkan karakter Pancasila. Tengoklah di sekitar kita—masih banyak orang miskin
yang kelaparan. Bagi mereka, makanan adalah hal yang mewah. Sebagai manusia,
harusnya kita memiliki empati kepada sesama. Menempatkan diri pada posisi
mereka yang di bawah. Munculkan hati nurani. Jangan jadikan makananmu menjadi
sia-sia. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; mso-themecolor: text2;"><a href="https://bandungfoodsmartcity.org/">Gaya Hidup Minim Sampah Makanan</a><o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Perilaku membuang sampah makanan (<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: #1f497d; mso-themecolor: text2;"><a href="https://bandungfoodsmartcity.org/">food waste</a></span></i></b><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: #1f497d; mso-themecolor: text2;"> </span>behaviour</i>) memang menjadi masalah serius bagi kita. Kesadaran
akan pentingnya makanan bagi kehidupan masih sangat rendah. Bagi sebagian besar
orang—makanan masih dianggap sebagai menu pemenuhan kebutuhan perut—tidak banyak
yang memahami bahwa di balik hal tersebut terdapat esensi nilai atau norma yang
patut dijunjung. Nilai atau norma tersebut berkaitan dengan etika atau tanggung
jawab bahwasanya apapun makanan yang dimakan harus dapat dipertanggungjawabkan.
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ketika saya kecil, Emak selalu berkata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Habiskan nasimu. Jangan dibuang. Nanti dia
akan menangis.”</i> Waktu itu saya hanya bertanya dalam hati, apakah benar nasi
bisa menangis? Apakah ini hanya sebuah dongeng? Saya belum paham maksud dari
perkataan Emak. Seiring waktu—barulah saya pahami bahwa apa yang Emak ucapkan
dulu memiliki maksud mulia. Habiskan makananmu atau jangan dimakan sama sekali
sebab ada banyak orang yang kelaparan di luar sana.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Perilaku membuang sampah makanan memang
tidak sesuai dengan prinsip dasar kemanusiaan. Sayangnya, tidak banyak orang
yang menyadari hal tersebut. Selain disebabkan oleh faktor lingkungan
(sosiokultural)—perilaku membuang sampah juga erat kaitannya dengan kurangnya
edukasi terhadap manfaat dan dampak sampah makanan tersebut. Untuk itu penting
bagi kita menjadikan isu sampah makanan sebagai bagian sentral dalam kehidupan.
Setiap individu wajib berpartisipasi aktif dalam mengurangi sampah makanan
untuk kemaslahatan bersama.<span></span></span></p><a name='more'></a><p></p><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sebagai bagian dari upaya nyata, penting
bagi kita untuk memulai gaya hidup <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1f497d; mso-themecolor: text2;"><a href="https://bandungfoodsmartcity.org/">bebas sampah makanan</a></span></b>.
Dimulai dari hal yang sederhana dan dimulai dari diri kita. Bagaimana caranya? Tentunya
dengan menerapkan pola 5M, yakni (1) memilih; (2) menolak; (3) mengurangi; (4)
memanfaatkan; dan (5) memberi.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">MEMILIH</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">: Pilihlah
makanan yang penting. Makanlah yang kamu butuhkan. Jika perlu tuliskan dalam
daftar menu makanan yang ingin dimakan sehari-hari. Jika berbelanja, jangan
mudah tergoda dengan sajian yang ada. Memang agak berat. Aroma mewangi dan
tampilan yang berwarna-warni serta bervariasi tentu sangat menggugah selera. Namun
kamu harus berani <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">MENOLAK</b> dengan
tegas. Tetap fokus pada makanan yang ingin dimakan. Selalu periksa daftar cek
belanjaan untuk memastikan tidak ada bahan atau makanan yang tidak perlu
dibeli. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">MENGURANGI</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">: Kamu harus
tahu kapasitas lambungmu. Seberapa banyak kamu harus makan. Jangan sampai
terbawa nafsu. Membeli makanan sebanyak-banyaknya—pada akhirnya tidak habis disantap.
Perut manusia ada batasnya. Alangkah baiknya jika kamu mulai membiasakan pola
hidup sehat. Mengisi perut dengan sepertiga makanan, sepertiga air, dan
sepertiga udara supaya bisa bernafas. Penting bagi kamu untuk mengurangi
takaran makanan yang dibeli. Belilah makanan secukupnya. Jika makanan sudah
habis, sedangkan kamu masih lapar—kamu masih bisa membelinya kembali.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">MEMANFAATKAN</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">: Jika terlanjur
membeli banyak makanan dan kamu tidak sanggup lagi menghabiskan—maka jangan
dibuang. Kamu bisa memanfaatkan makanan tersebut untuk banyak hal. Misalnya,
kamu bisa menyimpannya di kulkas untuk dipanaskan kembali esok hari. Kamu juga
bisa berkreasi menciptakan menu makanan baru dengan menggunakan makanan
yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tidak habis tersebut. Saat makanan
di piringmu tidak habis—kamu masih bisa memanfaatkannya untuk didaur ulang
menjadi pupuk kompos yang bermanfaat bagi lingkungan hidup sekitar. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">MEMBERI</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">: Hal yang
paling bijak adalah memberikan makanan yang tidak habis dimakan kepada orang
lain yang membutuhkan. Berbagi kepada sesama sangat dianjurkan. Namun, perlu
diingat makanan yang akan diberikan harus dalam kondisi yang layak. Utamakan makanan
yang belum tersentuh atau yang masih higienis. Jangan memberi makanan sisa dari
piring kamu. Jangan memberi makanan yang sudah digigit atau telah kamu remas. Jangan
memberi makanan yang rasanya tidak enak dan kamu sendiri tidak mau memakannya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Berikanlah makanan yang baik.
Sebaik-baik makanan yang diberi adalah yang kamu sisihkan sebelum kamu
menyantapnya. Oleh karenanya, perlu kamu pikirkan. Sesaat kamu habis berbelanja,
hidangkan di atas meja. Sebelum mulai makan, pandang makanan itu menggunakan
mata hati. Tanyakan dalam sanubari, apakah kamu sanggup menghabiskannya? Jujurlah
pada diri sendiri! Jika tidak sanggup, bungkus kembali separuhnya lalu simpan
untuk kamu berikan kepada yang lebih membutuhkan. Membantu orang yang kelaparan
adalah perbuatan yang mulia. Melalui doa-doa mereka, Allah akan mencurahkan
rahmat serta keberkahannya kepada kita.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sumber
Referensi:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><a href="https://tekno.tempo.co/read/1316095/sampah-terbesar-di-indonesia-sisa-makanan-dari-rumah-tangga/full&view=ok">https://tekno.tempo.co/read/1316095/sampah-terbesar-di-indonesia-sisa-makanan-dari-rumah-tangga/full&view=ok</a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><a href="https://ojs.unud.ac.id/index.php/ECOTROPHIC/article/download/50900/33121">https://ojs.unud.ac.id/index.php/ECOTROPHIC/article/download/50900/33121</a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><a href="https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/31024/pdf">https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/31024/pdf</a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><a href="https://bandungfoodsmartcity.org/lomba-blog-gaya-hidup-minim-sampah-makanan/">https://bandungfoodsmartcity.org/lomba-blog-gaya-hidup-minim-sampah-makanan/</a><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p>pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-7553212737600385532020-11-26T06:29:00.010-08:002020-11-26T06:41:42.179-08:00Stop Bullying Melalui Sekolah Ramah Anak<p> </p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Stop <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bullying</i>
Melalui Sekolah Ramah Anak<o:p></o:p></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br /></span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Alamsari, M.Pd.</span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">(SMP Negeri 1 Indralaya Utara)</span></p><p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><br /></span></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWT0DAsyi3HYBqStUMZAVmaiFft15Qb7xrvjFrfxEyLvLKFIwzq9jwQTI2Q0k2HiiCocpEVCRN5eHYR2f9iDL0yX165RfwYrJYx0moHKpVrH1QRi7jLDhjCV_8yz60y9ElvG1lK2PgHSAF/" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="415" data-original-width="852" height="156" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWT0DAsyi3HYBqStUMZAVmaiFft15Qb7xrvjFrfxEyLvLKFIwzq9jwQTI2Q0k2HiiCocpEVCRN5eHYR2f9iDL0yX165RfwYrJYx0moHKpVrH1QRi7jLDhjCV_8yz60y9ElvG1lK2PgHSAF/" width="320" /></a></div><br /><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sepanjang tahun 2019, Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima 153 pengaduan terkait kekerasan terhadap
anak di sekolah. Lebih lanjut dikatakan bahwa sekitar 44 persen kekerasan di
sekolah dilakukan oleh guru kepada siswa dan sebanyak 30 persen kekerasan
dilakukan oleh siswa kepada siswa lainnya. Data tersebut patut menjadi
perhatian kita semua mengingat bahwa aksi kekerasan kepada anak di sekolah
masih terus terjadi dari waktu ke waktu. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Salah
satu upaya yang kami lakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak
di sekolah adalah melalui program Sekolah Ramah Anak (SRA). Sejak tahun 2018,
sekolah tempat saya bertugas telah ditetapkan sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA)
oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Ilir. Untuk mendukung
Sekolah Ramah Anak (SRA) tersebut, sekolah kami melaksanakan berbagai kegiatan,
diantaranya:<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 18pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]--><span style="mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">Sosialisasi Kebijakan
antikekerasan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">bullying</i>)</span><o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">Kegiatan sosialisasi
kebijakan antikekerasan dilakukan dengan cara memberikan pelatihan kepada guru
dan siswa, serta memasang spanduk dan banner yang berisi ajakan stop bullying
kepada anak.</span><o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]-->Kegiatan bimbingan konseling anak<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: minor-fareast;">Upaya penanganan anak-anak bermasalah
oleh guru memang kerap berakhir dengan kekerasan baik verbal maupun fisik. Untuk
itu, sekolah kami memaksimalkan layanan bimbingan dan konseling untuk membantu
guru dalam mengatasi persoalan kenakalan anak di sekolah. </span><o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]-->Pembentukan tim pencegahan kekerasan di s<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: minor-fareast;">ekolah</span><o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: minor-fareast;">Tim pencegahan kekerasan terhadap anak di
sekolah menjadi bagian yang esensial. Tim pencegahan kekerasan tersebut
bertugas untuk memantau dan memastikan tidak terjadi kekerasan baik verbal
maupun fisik kepada anak di sekolah.</span><o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]-->Kegiatan penumbuhan potensi dan pembentukan karakter
Anak<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: minor-fareast;">Salah satu cara untuk mengisi waktu di sekolah
agar bermanfaat bagi anak adalah dengan cara mengadakan beberapa kegiatan
penumbuhan potensi dan pembentukan karakter anak. Penumbuhan potensi anak
dilakukan melalui kegiatan literasi baik buku maupun kitab suci, serta kegiatan
pentas seni. Pembentukan karakter anak dilakukan melalui kegiatan pendidikan
kepramukaan yang wajib diikuti oleh semua siswa di sekolah.</span><o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]-->Kegiatan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak atau
instansi terkait masalah anak<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">Untuk lebih memaksimalkan keberhasilan program Sekolah
Ramah Anak, sekolah kami menjalin kerjasama dengan berbagai instansi,
diantaranya Polres Ogan Ilir, Badan Narkotika Nasional (BNN) Ogan Ilir dan
Puskesmas Payakabung. Beberapa kegiatan yang dilakukan terkait kerjasama
tersebut, yakni kegiatan konseling dan pencegahan tindak kekerasan anak oleh
Polres Ogan Ilir, kegiatan penyuluhan penyalahgunaan narkoba, dan pemeriksaan
kesehatan secara rutin oleh Puskesmas Payakabung.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">
</span></span><!--[endif]-->Pembentukan duta anak<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 18pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">Beberapa duta anak yang telah dibentuk di sekolah, yakni
duta lingkungan, duta kebersihan, duta literasi, duta kesehatan, duta
kejaksaan, dan duta antinarkoba. Duta anak tersebut bertugas untuk
mengampanyekan program sekolah kepada sesama siswa di sekolah terutama untuk
menyampaikan berbagai aktivitas atau kegiatan terkait upaya pencegahan
terjadinya kekerasan kepada anak di sekolah.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><o:p> </o:p></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-HsEMYsUqRYlaC-hqsfenGvfay_w0qyw1Nmz8xoKX9zevcAwP1dpWa4iLfeQ2qsHy3ivNCoi8VzEmg90ai6eCszCHlstNKEloe11P47T2Y0nB8YDrzR6uLdeRdBlR6PX1T5A4yyk_frhyphenhyphen/" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="959" data-original-width="1280" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-HsEMYsUqRYlaC-hqsfenGvfay_w0qyw1Nmz8xoKX9zevcAwP1dpWa4iLfeQ2qsHy3ivNCoi8VzEmg90ai6eCszCHlstNKEloe11P47T2Y0nB8YDrzR6uLdeRdBlR6PX1T5A4yyk_frhyphenhyphen/" width="320" /></a></div><br /><br /><span style="height: 177px; left: 148px; position: absolute; top: -2px; width: 303px;"><br /></span><span style="height: 177px; left: 148px; position: absolute; top: -2px; width: 303px;"><br /></span><span style="height: 177px; left: 148px; position: absolute; top: -2px; width: 303px;"><br /></span><p align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;">Penyuluhan Polres
Ogan Ilir<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype
id="_x0000_t202" coordsize="21600,21600" o:spt="202" path="m,l,21600r21600,l21600,xe">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
</v:shapetype><v:shape id="Text_x0020_Box_x0020_3" o:spid="_x0000_s1027"
type="#_x0000_t202" style='position:absolute;left:0;text-align:left;
margin-left:117.65pt;margin-top:133.25pt;width:222.4pt;height:20.25pt;
z-index:251661312;visibility:visible;mso-wrap-style:square;
mso-wrap-distance-left:9pt;mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text;v-text-anchor:top' o:gfxdata="UEsDBBQABgAIAAAAIQC75UiUBQEAAB4CAAATAAAAW0NvbnRlbnRfVHlwZXNdLnhtbKSRvU7DMBSF
dyTewfKKEqcMCKEmHfgZgaE8wMW+SSwc27JvS/v23KTJgkoXFsu+P+c7Ol5vDoMTe0zZBl/LVVlJ
gV4HY31Xy4/tS3EvRSbwBlzwWMsjZrlprq/W22PELHjb51r2RPFBqax7HCCXIaLnThvSAMTP1KkI
+gs6VLdVdad08ISeCho1ZLN+whZ2jsTzgcsnJwldluLxNDiyagkxOquB2Knae/OLUsyEkjenmdzb
mG/YhlRnCWPnb8C898bRJGtQvEOiVxjYhtLOxs8AySiT4JuDystlVV4WPeM6tK3VaILeDZxIOSsu
ti/jidNGNZ3/J08yC1dNv9v8AAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEArTA/8cEAAAAyAQAACwAAAF9y
ZWxzLy5yZWxzhI/NCsIwEITvgu8Q9m7TehCRpr2I4FX0AdZk2wbbJGTj39ubi6AgeJtl2G9m6vYx
jeJGka13CqqiBEFOe2Ndr+B03C3WIDihMzh6RwqexNA281l9oBFTfuLBBhaZ4ljBkFLYSMl6oAm5
8IFcdjofJ0z5jL0MqC/Yk1yW5UrGTwY0X0yxNwri3lQgjs+Qk/+zfddZTVuvrxO59CNCmoj3vCwj
MfaUFOjRhrPHaN4Wv0VV5OYgm1p+LW1eAAAA//8DAFBLAwQUAAYACAAAACEAm3X+eOwCAAB7BgAA
HwAAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5ncy9kcmF3aW5nMS54bWysVW1v2jAQ/j5p/8Hy9zaBAqOooaJ0
VNU6igpVPx+Ok1hz7Mw2EPrrd84LpV23Sdu+hLPv/Nzdcy9cXJa5JFturNAqop3TkBKumI6FSiP6
uJqdDCmxDlQMUise0T239HL88cMFjFIDRSYYQQRlRxDRzLliFASWZTwHe6oLrlCXaJODw6NJg9jA
DpFzGXTDcBDkIBQdv0BdgwOyMeIvoKRm33g8BbUFi5CSjY5vmhgl+3dkGKntjSmWxcL4yNl8uzBE
xBFF5hTkSBENGkVjhsfgzav0BaBMTO7tdZKQMqLdXjjs9/uU7CM66PbPO+f9Go+XjjBvMOz2ekN0
xtCiOxh8CsPGYXb/BwiWff49CIZZh4PCUYi28AGq7c85n7U5r3x4V7okZ4fsvTVxJV5iX/nbioQW
wzb8/af0D5HDqDDW3XCdEy9E1HDmqh6D7Z11dRitiU/LainimZDSH7xiKg3ZgozoLhOON4G/spKq
4kP7VzVgfcOTBJ0dvLQpunJZEei5iPf+6Rp/kRyjMT6spC3YTKDnO7BuAQYnCS9xJt09fhKpdxHV
jURJps3ze/feHrsbtZTscDIjar9vwHBK5K2yFaRrBdMK61ZQm3yqMedOFU0lYgzGyVZMjM6ftIkn
3guqQDH0FVHXilOHJ1TguDM+mVQy03kB7k4tCxy8TlUFz/CqfAJTNPVx2Dlzvcyg4O+VqbatClVM
Ng45b2pYc+gV0rql20uOpcAKVh8kF2SKC405U6EixZPE1TBs4Wxd4U5YDw92T2uAYtOZxlsbRJLg
d6GIT26vkZ3niJ7jK7JuM3rVGtak60MD9WbDztX1ex103CmYADihiNsXPAGGC2QKUqyNqCeJw680
zB5pViLnlsz5jjzoHFTjFMP3WbjxF54K3OLkq34kMVcpilfzOfkC6w1WiCty769upTB+TJEo/OJT
z0b1fendjeXL4gH7vO78urnRzi+J4M3arZ42fxN+tx+fxz8AAAD//wMAUEsDBBQABgAIAAAAIQCc
Tl4h4gYAADocAAAaAAAAY2xpcGJvYXJkL3RoZW1lL3RoZW1lMS54bWzsWU9vG0UUvyPxHUZ7b+P/
jaM6VezYDbRpo9gt6nG8Hu9OM7uzmhkn9Q21RyQkREEcqMSNAwIqtRKX8mkCRVCkfgXezOyud+I1
SdsIKmgO8e7b37z/782b3ctX7kUMHRIhKY87XvVixUMk9vmExkHHuzUaXFj3kFQ4nmDGY9Lx5kR6
Vzbff+8y3vAZTcYci8koJBFBwCiWG7jjhUolG2tr0gcylhd5QmJ4NuUiwgpuRbA2EfgIBERsrVap
tNYiTGNvEzgqzajP4F+spCb4TAw1G4JiHIH0m9Mp9YnBTg6qGiHnsscEOsSs4wHPCT8akXvKQwxL
BQ86XsX8eWubl9fwRrqIqRVrC+sG5i9dly6YHNSMTBGMc6HVQaN9aTvnbwBMLeP6/X6vX835GQD2
fbDU6lLk2RisV7sZzwLIXi7z7lWalYaLL/CvL+nc7na7zXaqi2VqQPaysYRfr7QaWzUHb0AW31zC
N7pbvV7LwRuQxbeW8INL7VbDxRtQyGh8sITWAR0MUu45ZMrZTil8HeDrlRS+QEE25NmlRUx5rFbl
WoTvcjEAgAYyrGiM1DwhU+xDTvZwNBYUawF4g+DCE0vy5RJJy0LSFzRRHe/DBMdeAfLy2fcvnz1B
x/efHt//6fjBg+P7P1pGzqodHAfFVS++/ezPRx+jP5588+LhF+V4WcT/+sMnv/z8eTkQymdh3vMv
H//29PHzrz79/buHJfAtgcdF+IhGRKIb5Ajt8wgMM15xNSdj8WorRiGmxRVbcSBxjLWUEv59FTro
G3PM0ug4enSJ68HbAtpHGfDq7K6j8DAUM0VLJF8LIwe4yznrclHqhWtaVsHNo1kclAsXsyJuH+PD
Mtk9HDvx7c8S6JtZWjqG90LiqLnHcKxwQGKikH7GDwgpse4OpY5fd6kvuORThe5Q1MW01CUjOnay
abFoh0YQl3mZzRBvxze7t1GXszKrt8mhi4SqwKxE+RFhjhuv4pnCURnLEY5Y0eHXsQrLlBzOhV/E
9aWCSAeEcdSfECnL1twUYG8h6NcwdKzSsO+yeeQihaIHZTyvY86LyG1+0AtxlJRhhzQOi9gP5AGk
KEZ7XJXBd7lbIfoe4oDjleG+TYkT7tO7wS0aOCotEkQ/mYmSWF4l3Mnf4ZxNMTGtBpq606sjGv9d
42YUOreVcH6NG1rl868flej9trbsLdi9ympm50SjXoU72Z57XEzo29+dt/Es3iNQEMtb1Lvm/K45
e//55ryqns+/JS+6MDRoPYvYQduM3dHKqXtKGRuqOSPXpRm8Jew9kwEQ9TpzuiT5KSwJ4VJXMghw
cIHAZg0SXH1EVTgMcQJDe9XTTAKZsg4kSriEw6Ihl/LWeBj8lT1qNvUhxHYOidUun1hyXZOzs0bO
xmgVmANtJqiuGZxVWP1SyhRsex1hVa3UmaVVjWqmKTrScpO1i82hHFyemwbE3Jsw1CAYhcDLLTjf
a9Fw2MGMTLTfbYyysJgonGeIZIgnJI2Rtns5RlUTpCxXlgzRdthk0AfHU7xWkNbWbN9A2lmCVBTX
WCEui96bRCnL4EWUgNvJcmRxsThZjI46XrtZa3rIx0nHm8I5GS6jBKIu9RyJWQBvmHwlbNqfWsym
yhfRbGeGuUVQhVcf1u9LBjt9IBFSbWMZ2tQwj9IUYLGWZPWvNcGt52VASTc6mxb1dUiGf00L8KMb
WjKdEl8Vg12gaN/Z27SV8pkiYhhOjtCYzcQ+hvDrVAV7JlTC6w7TEfQNvJvT3jaP3OacFl3xjZjB
WTpmSYjTdqtLNKtkCzcNKdfB3BXUA9tKdTfGvboppuTPyZRiGv/PTNH7Cbx9qE90BHx40Ssw0pXS
8bhQIYculITUHwgYHEzvgGyB97vwGJIK3kqbX0EO9a+tOcvDlDUcItU+DZCgsB+pUBCyB23JZN8p
zKrp3mVZspSRyaiCujKxao/JIWEj3QNbem/3UAipbrpJ2gYM7mT+ufdpBY0DPeQU683pZPnea2vg
n558bDGDUW4fNgNN5v9cxXw8WOyqdr1Znu29RUP0g8WY1ciqAoQVtoJ2WvavqcIrbrW2Yy1ZXGtm
ykEUly0GYj4QJfAOCel/sP9R4TP7BUNvqCO+D70VwccLzQzSBrL6gh08kG6QljiGwckSbTJpVta1
6eikvZZt1uc86eZyTzhba3aWeL+is/PhzBXn1OJ5Ojv1sONrS1vpaojsyRIF0jQ7yJjAlH3J2sUJ
GgfVjgdfkyDQ9+AKvkd5QKtpWk3T4Ao+MsGwZL8Mdbz0IqPAc0vJMfWMUs8wjYzSyCjNjALDWfoN
JqO0oFPpzybw2U7/eCj7QgITXPpFJWuqzue+zb8AAAD//wMAUEsDBBQABgAIAAAAIQCcZkZBuwAA
ACQBAAAqAAAAY2xpcGJvYXJkL2RyYXdpbmdzL19yZWxzL2RyYXdpbmcxLnhtbC5yZWxzhI/NCsIw
EITvgu8Q9m7SehCRJr2I0KvUBwjJNi02PyRR7Nsb6EVB8LIws+w3s037sjN5YkyTdxxqWgFBp7ye
nOFw6y+7I5CUpdNy9g45LJigFdtNc8VZ5nKUxikkUigucRhzDifGkhrRykR9QFc2g49W5iKjYUGq
uzTI9lV1YPGTAeKLSTrNIXa6BtIvoST/Z/thmBSevXpYdPlHBMulFxagjAYzB0pXZ501LV2BiYZ9
/SbeAAAA//8DAFBLAQItABQABgAIAAAAIQC75UiUBQEAAB4CAAATAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAABb
Q29udGVudF9UeXBlc10ueG1sUEsBAi0AFAAGAAgAAAAhAK0wP/HBAAAAMgEAAAsAAAAAAAAAAAAA
AAAANgEAAF9yZWxzLy5yZWxzUEsBAi0AFAAGAAgAAAAhAJt1/njsAgAAewYAAB8AAAAAAAAAAAAA
AAAAIAIAAGNsaXBib2FyZC9kcmF3aW5ncy9kcmF3aW5nMS54bWxQSwECLQAUAAYACAAAACEAnE5e
IeIGAAA6HAAAGgAAAAAAAAAAAAAAAABJBQAAY2xpcGJvYXJkL3RoZW1lL3RoZW1lMS54bWxQSwEC
LQAUAAYACAAAACEAnGZGQbsAAAAkAQAAKgAAAAAAAAAAAAAAAABjDAAAY2xpcGJvYXJkL2RyYXdp
bmdzL19yZWxzL2RyYXdpbmcxLnhtbC5yZWxzUEsFBgAAAAAFAAUAZwEAAGYNAAAAAA==
" stroked="f">
<v:textbox style='mso-fit-shape-to-text:t' inset="0,0,0,0"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="mso-ignore: vglayout;">
</span></p><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px;"><br /></blockquote><blockquote style="border: none; margin: 0 0 0 40px; padding: 0px;"><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px;"></blockquote></blockquote><table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody><tr>
<td height="178" width="157"><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px;"><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px;"><blockquote style="border: none; margin: 0px 0px 0px 40px; padding: 0px;"></blockquote></blockquote></blockquote></td><td height="178" width="157"></td><td height="178" width="157"></td><td height="178" width="157"></td><td height="178" width="157"></td><td height="178" width="157"></td><td height="178" width="157"><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dzSqxf38QX8hgCoanCUPrG1syzcSs72X8bfKQ3Vb0kMDQ7w01XLTZKEe__2YDHpUi86Ne1lAnqTM51_DwI4QA' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></td></tr></tbody></table><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 36pt;">Melalui
berbagai program yang dilaksanakan tersebut dapat membantu sekolah dalam mencegah
terjadinya tindak kekerasan terhadap anak di sekolah. Sekolah sebagai rumah
kedua memang sudah sepantasnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak. Melalui
sekolah yang ramah terhadap anak, diharapkan dapat menjamin tumbuh dan kembang
anak menjadi lebih maksimal dan berkualitas. </span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 36pt;">#CerdasBerkarakter #BlogBerkarakter #AksiNyataKita #LawanKekerasanBerbasisGender #BantuKorbanKekerasan</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ignore: vglayout;"></span></p><table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td height="178" width="157"></td></tr><tr><td style="text-align: center;"> <br /><br /> </td><td bgcolor="white" height="31" style="background: white; vertical-align: top;" width="300"><span style="left: 0pt; mso-ignore: vglayout; position: absolute; z-index: 251661312;"><table cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 100%px;">
<tbody><tr>
<td><!--[endif]-->
<div class="shape" style="padding: 0pt;" v:shape="Text_x0020_Box_x0020_3">
<p align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;"><br /></p><p align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;"><br /></p><p align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;"><br /></p><p align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;"><br /></p><p align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;"><br /></p><p align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;"><br /></p><p align="center" class="MsoCaption" style="text-align: center;"><br /></p></div></td></tr></tbody></table></span></td></tr></tbody></table>pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-26675768861632329632020-10-22T19:28:00.004-07:002020-10-22T19:29:23.422-07:00Mondok: Cerminan Pemikiran dari Sudut Pandang Orang "Modern"<p> </p><p align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">MONDOK:
<o:p></o:p></span></b></p>
<p align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: center;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">CERMINAN PEMIKIRAN DARI SUDUT PANDANG ORANG “MODERN”<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Banyak ragam perspektif pemikiran yang
mendasari para orang tua tentang mengapa memasukkan anaknya mondok di
pesantren. Sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia,
ternyata bagi kebanyakan orang “modern” momondokkan anak ke pesantren masih
menjadi pilihan terakhir manakala mereka sudah menemui jalan buntu untuk
mengatasi kenakalan anaknya. Pondok pesantren dianggap hanya sebagai tempat
pelarian untuk mengatasi ketidakberdayaan orang tua dalam mendidik anaknya. Hal
itu terekam dengan apik dalam film “Mondok” yang disutradarai oleh Dedi
Setiadi. Film tersebut menceritakan seorang anak bernama Reyhan dengan
kenakalan luar biasa. Karena kenakalannya itu, Reyhan dikeluarkan dari sekolah umum
dan tidak ada lagi sekolah yang mau menerimanya. Pada akhirnya orang tua Reyhan
memutuskan untuk memasukkan anaknya ke pondok pesantren dengan harapan agar kelakuan
anaknya tersebut berubah.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Film Mondok juga menggambarkan bagaimana
perspektif pemikiran orang “modern” yang menganggap pondok pesantren masih
sebagai tempat pendidikan yang terbelakang dan kurang maju. Pondok pesantren
masih dianggap hanya sebagai tempat untuk menempa anak menjadi fanatik terhadap
agama dan meninggalkan dunia. Pemikiran seperti itu acap ditemui di tengah
masyarakat kita utamanya bagi mereka dengan latar belakang ilmu agama yang
masih kurang. Hal tersebut tergambar jelas dalam salah satu adegan di mana Ibu Reyhan
merasa bimbang memasukkan anaknya ke pesantren karena takut anaknya menjadi
teroris karena terlalu fanatik dengan agama. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Namun sangat disayangkan, beberapa
adegan dalam film Mondok ternyata masih menunjukkan inkonsistensi karakter. Orang
tua Reyhan digambarkan sebagai sosok yang memiliki status sosial tinggi, kaya,
dan berpikiran maju atau modern. Akan tetapi, karakter tersebut justru menjadi
bias (inkonsisten) sebagaimana terlihat pada adegan saat orang tua Reyhan
mencari informasi mengenai pondok pesentren. Orang tua Reyhan berkeliling ke
seluruh penjuru tempat dan bertanya kepada setiap orang yang ditemuinya
mengenai pesantren mana saja yang mengajarkan musik kepada santrinya. Kelakuan
orang tua Reyhan dalam film tersebut alih-alih mendukung karakter modern,
justru menggambarkan kekolotan. Orang dengan pendidikan tinggi dan berpikiran
modern tentu tidak akan mungkin memiliki kelakuan “udik” dalam hal mencari
informasi mengenai profil sekolah (pesantren). Cukup dengan memanfaatkan teknologi
(internet), segala informasi mengenai apapun dapat diakses dengan mudah dan
cepat. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Inkonsistensi berikutnya ditunjukkan
pada adegan saat orang tua Reyhan terkejut bahwa di pesantren, anaknya tersebut
diharuskan salat Tahajud dan melakukan aktivitas mandiri lainnya, seperti
mencuci piring dan baju. Mengapa bisa terkejut? Karena orang tua Reyhan tidak
mengetahui aktivitas di pesantren tempat anaknya mondok. Mengapa mereka bisa
tidak tahu? Bukankah sebagai orang yang “modern” dengan pendidikan tinggi,
seharusnya segala informasi berkaitan dengan tempat pendidikan anak sudah
diketahui sejak awal pendaftaran. Orang “modern” tentu akan bertanya sedetil
mungkin mengenai segala fasilitas, termasuk aktivitas harian di pondok
pesantren tersebut apalagi jika menyangkut masa depan pendidikan anaknya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Terlepas dari inkonsistensi tersebut, film
Mondok patut diapresiasi karena memberikan pelajaran bagi kita (orang tua)
bahwasanya anggapan mendidik anak secara “Modern” berarti memberikan kebebasan
tanpa batas untuk melakukan apa saja kepada anaknya—itu adalah pemikiran yang
salah. Orang tua harus mengajarkan dengan jelas nilai-nilai kebaikan sehingga
anak dapat tumbuh menjadi pribadi dengan moral atau akhlak yang baik.</span></p>pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-27685028715701382812020-10-15T07:57:00.002-07:002020-10-15T07:57:16.307-07:00TANAH HARAPAN TANAH CITA-CITA<p> </p><h4 style="text-align: left;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fberitadiy.pikiran-rakyat.com%2Fentertainment%2Fpr-70716238%2Fsinopsis-dan-trailer-film-tanah-cita-cita-pendidikan-yang-out-of-the-box-di-bima-ntb&psig=AOvVaw3mvCGocENxJZYX7k3cCROj&ust=1602859254580000&source=images&cd=vfe&ved=2ahUKEwiNzZyV6rbsAhWABrcAHYy4A7cQr4kDegUIARCMAQ" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Sumber: https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fberitadiy.pikiran-rakyat.com%2Fentertainment%2Fpr-70716238%2Fsinopsis-dan-trailer-film-tanah-cita-cita-pendidikan-yang-out-of-the-box-di-bima-ntb&psig=AOvVaw3mvCGocENxJZYX7k3cCROj&ust=1602859254580000&source=images&cd=vfe&ved=2ahUKEwiNzZyV6rbsAhWABrcAHYy4A7cQr4kDegUIARCMAQ" border="0" data-original-height="256" data-original-width="197" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg74fzzihyphenhyphenfFwo1116PyLzoc8ksCfxKFjXIStoyhrJQHq9o5GdDyxDujujErsWVXXxnKYmGJ1adYdBiqD1nfR7Ou9tmI00hHKWG7ip4cu28irDzaBYC0E-YnKCnGwK2Ct6ZBACKTGG9vxCl/w246-h320/Tanah+cita.jpg" width="246" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(<span style="font-size: x-small;">Sumber: https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fberitadiy.pikiran-rakyat.com%)</span></td></tr></tbody></table></h4><div style="text-align: center;">TANAH HARAPAN TANAH CITA-CITA</div><div style="text-align: center;">(Alamsari)</div><p></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Perubahan untuk menggapai masa depan dan
asa. Itulah yang ingin disampaikan dalam film Tanah Cita-Cita. Film yang
disutradarai Anton Mabruri (2016) menceritakan seorang kepala sekolah (Rayhan)
di sebuah SD yang menginginkan perubahan di dalam metode pembelajaran. Siswa tidak
harus belajar di kelas, tetapi mereka bisa belajar di mana saja. Menurut Rayhan
metode pembelajaran konvensional <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>hanya membuat
siswa jemu belajar sehingga tidak akan meningkatkan mutu pendidikan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Perubahan yang dilakukan Rayhan mendapat
banyak pertentangan. Dari kalangan internal—Adalah Asta Cita, seorang guru muda
yang baru datang dari kota. Pada awal kedatangannya, Ibu Cita begitu kaget
dengan kondisi sekolah, di mana anak-anak diberikan kebebasan dalam belajar. Ibu
Cita berulang kali protes kepada Rayhan karena menurutnya metode pembelajaran seperti
itu hanya membuat siswa menjadi tidak disiplin. Sebagai pemimpin, Rayhan berusaha
menjelaskan dengan sabar. Tidak hanya itu, ia juga mempraktikan langsung metodenya
itu. Rayhan meminta Ibu Cita mengikutinya bersama anak-anak untuk belajar di
hutan, pantai, atau kebun. Di sana, Rayhan memberi materi pelajaran melalui
cara yang menarik, misalnya meminta anak mengumpulkan dedaunan untuk
menjelaskan mengenai klorofil atau mengajak anak membakar jagung sambil belajar
sejarah. Seiring waktu, Ibu Cita akhirnya memberikan dukungan penuh kepada Rayhan
karena menurutnya metode itu berhasil membawa perubahan. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Film Tanah Cita-Cita sebenarnya semakin
menarik dengan adanya alur benturan budaya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pacoa
jara</i> adalah tradisi unik sekaligus menjadi lambang martabat diri masyarakat
Bima. Budaya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">pacoa jara</i> dalam film
Tanah Cita-Cita diwujudkan melalui sosok anak lelaki bernama Bima. Suatu waktu ketika
Rayhan mengajak siswa belajar di hutan, Bima terjatuh dan kakinya terluka. Ayah
Bima (Zainal) marah besar kepada Rayhan karena akibat kaki anaknya yang terluka itu,
Bima tidak bisa latihan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">pacoa jara</i>.
Kemarahan Zainal kepada Rayhan semakin menjadi-jadi manakala termakan hasutan Nasrudin
(Pak Kades). Nasrudin yang sejak awal sudah membenci Rayhan—menghasut Zainal
dan orang tua siswa lainnya agar melakukan protes kepada Rayhan. Kebencian
Nasrudin bermula dari gosip yang tersebar di desa bahwa Rayhan akan mencalonkan
diri menjadi kades. Nasrudin tidak ingin Rayhan menjadi saingannya.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Namun sayang, benturan antara gagasan Rayhan
dengan budaya setempat (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">pacoa jara</i>)
belum mampu digarap dengan baik. Akibatnya, banturan budaya tersebut hanya sekadar
menjadi pemanis alur cerita. Ide sentral “perubahan” yang ingin ditunjukan
dalam film ini, menjadi hambar dan antiklimaks. Padahal jika
benturan budaya tersebut ditonjolkan sejak awal cerita, tentu film ini akan menjadi
sangat menarik. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kehambaran ide “perubahan” juga terlihat
dalam salah satu adegan, dimana pada puncaknya Rayhan didatangi warga untuk
dimintai pertanggungjawaban terkait ide apa yang ia terapkan di sekolah. “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Saya ingin melahirkan inovasi baru. Sekolah
sebagai taman belajar. Siswa datang dengan senang, belajar dengan riang, dan
meninggalkan sekolah dengan berat hati.</i>” Akan tetapi, pemikiran yang
dilontarkan Rayhan dalam cerita tersebut harusnya belum mampu memantik konflik diantara
keduanya. Mengapa? Karena ide briliant yang disampaikan dalam cerita tersebut
pada prinsipnya hanyalah ide biasa. Ide tersebut adalah lumrah dan banyak
ditemui di berbagai sekolah sehingga ide tersebut bukanlah masalah besar yang
harus mendapat penolakan dari berbagai pihak. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Terlepas dari kehambaran ide cerita, Film Tanah Cita-Cita menyisipkan pesan moral bahwasnya Tanah Indonesia adalah tanah cita-cita bagi siapa saja yang ingin mewujudkannya. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></p>pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-22478019612772816692020-09-01T06:32:00.004-07:002020-09-01T06:39:19.540-07:00PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI<p><b style="mso-bidi-font-weight: normal; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span>PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI</span></b></p><p><b style="mso-bidi-font-weight: normal; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span>Alamsari, M.Pd.</span></b></p><p><b style="mso-bidi-font-weight: normal; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span>(SMPN 1 Indralaya Utara)</span></b></p><p><i style="font-family: "times new roman", serif; text-align: center;"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span></i></p><p><i style="font-family: "times new roman", serif; text-align: center;"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span>Bunga cempaka tumbuh di taman,</i></p><p><i style="font-family: "times new roman", serif; text-align: center;"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span>Alangkah indah bunga melati,</i></p><p><i style="font-family: "times new roman", serif; text-align: center;"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span>Teriring doa mari panjatkan,</i></p><p><i style="font-family: "times new roman", serif; text-align: center;"><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span>Semoga pandemi segera berhenti.</i></p><div><p> </p><div>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="background: white; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pagebluk Covid-19 telah
menjadi ancaman jiwa bagi lebih 250 juta penduduk Indonesia. Ada banyak hal
yang berubah, yang awalnya terasa berbeda. Selama ini tak pernah terbayang oleh
kita semua akan datang suatu waktu di mana perubahan konsep paradigma pembelajaran
akan mewujud secara nyata. Pembelajaran yang selama ini secara
konvensional mengandalkan tatap muka pada satu ruang dan waktu, kini menjelma
dalam dunia maya, yang selama ini saya pikir hanya akan ada di negara maju.</span></p></div><div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="background-color: white; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 36pt;">Covid-19 telah memaksa,
saya dan kita, untuk melakukan inovasi. Keputusan pemerintah meliburkan
sekolah, tidak berarti aktivitas belajar harus terhenti. Anak-anak harus tetap
mendapatkan haknya. Kewajiban menuntut ilmu harus tetap dilakukan karena mereka
adalah generasi penerus bangsa di masa depan. Tentunya dengan kondisi yang
tidak biasa, menggunakan sistem daring. </span></p></div><div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p><br /></o:p></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2bYwTHnf28WAIghLmrDZ7xnmmwp746aVEu3wwHRQ-iammStZp7Qb5T1z3pBzDAhjR7UtkDCUMF5kqy7Y-BMg2magvUvoam9PNgncGstEk7_KnlFrvP2GvmzZkCfKxlBNGEmj5RIOVts_O/s846/MENGJAJAR.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Mengajar Daring" border="0" data-original-height="474" data-original-width="846" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2bYwTHnf28WAIghLmrDZ7xnmmwp746aVEu3wwHRQ-iammStZp7Qb5T1z3pBzDAhjR7UtkDCUMF5kqy7Y-BMg2magvUvoam9PNgncGstEk7_KnlFrvP2GvmzZkCfKxlBNGEmj5RIOVts_O/w320-h179/MENGJAJAR.png" title="Mengajar Daring" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(Mengajar Daring)</td></tr></tbody></table><p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Saat ini ada banyak aplikasi yang
mendukung pembelajaran. Walau begitu, sebagai guru hendaknya kita harus
selektif dalam memilih aplikasi apa yang akan digunakan. Tujuannya adalah agar
pembelajaran yang dilaksanakan dapat berjalan secara efektif. Dalam
pembelajaran, saya menggunakan aplikasi whatsapp dan facebook. Aplikasi
whatsapp digunakan untuk berkomunikasi dengan siswa sedangkan facebook
digunakan untuk melaksanakan pembelajaran. Mengapa saya menggunakan whatsapp
dan facebook? Anak didik kita adalah generasi milenial. Untuk itu guru pun harus
mendekatkan pembelajaran dengan cara yang kekinian. Mayoritas anak didik
memiliki whatsapp dan facebook sehingga lebih mudah bagi guru untuk
melaksanakan pembelajaran dan tidak membutuhkan waktu lama untuk memberikan
edukasi penggunaan teknologi karena mereka sudah terbiasa menggunakannya.</span></p>
<p class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><o:p> </o:p></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi578shyhB0CRG2RMYBuRA2QIk8t0c0gJRv5RyQyVD3V94l0hgkAA-LWJ-_25-ch_tJHVGz_ud61Ji_J13a4rZYYifgi-erSK3yVUGfF1_iZNLPT1_eLi034XTrIxS4e_MADoekbYg1A2KH/s754/FACEBOOK.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="476" data-original-width="754" height="202" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi578shyhB0CRG2RMYBuRA2QIk8t0c0gJRv5RyQyVD3V94l0hgkAA-LWJ-_25-ch_tJHVGz_ud61Ji_J13a4rZYYifgi-erSK3yVUGfF1_iZNLPT1_eLi034XTrIxS4e_MADoekbYg1A2KH/w320-h202/FACEBOOK.png" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(Facebook sebagai media pembelajaran daring)</td></tr></tbody></table><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 18.4px;">Pembelajaran daring memang tidak dapat disamakan dengan pembelajaran tatap muka. Begitu banyak problematika. Tidak semua siswa mempunya gawai. Masih banyak diantara mereka yang berasal dari keluarga dengan kekurangan ekonomi. Banyak di antara mereka yang terkendala dengan jaringan internet. Sinyal masih belum stabil sehingga terkadang timbul dan tenggelam. Jika mati lampu, sinyal juga terkadang ikut-ikutan hilang. Banyak siswa yang bahkan harus pergi ke tempat lain demi mendapatkan sinyal internet. Di tengah pembelajaran tidak jarang ada yang kehabisan kuota. Kuota masih menjadi permasalahan utama karena di Indonesia harga kuota internet memang terbilang cukup mahal harganya. Itulah permasalahan lumrah yang tidak hanya dialami oleh siswa-siswa saya saja tetapi juga dialami oleh hampir sebagian besar siswa lain di seluruh Indonesia.<o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 18.4px;">Pembelajaran daring memang hanya untuk sementara. Hanya pembelajaran darurat di masa pandemi covid 19. Setelahnya pembelajaran dapat kembali normal dengan tatap muka di sekolah jika vaksin Covid-19 sudah ditemukan atau jika pandemi covid 19 sudah tidak lagi ada. Namun kapankah waktu itu? Tiada yang dapat dilakukan kecuali kita hanya dapat berdoa semoga pandemi covid-19 ini cepat berakhir. Semoga di awal tahun nanti, kita semua dapat kembali ke sekolah, bertatap muka, bercanda tawa hanyut dalam pembelajaran yang menyenangkan. Sambil menunggu waktu tersebut, mari kita manfaatkan pembelajaran daring ini dengan sebaik-baiknya untuk melakukan banyak hal yang positif.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 18.4px;"><br /></span></p></div></div></div><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">#CerdasBerkarakter</span><br /><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">#BlogBerkarakter</span><br /><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">#SeruBelajarKebiasaanBaru</span><div><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">#BahagiaBelajardiRumah</span><div><br /></div></div>pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-1777913517978970922020-04-04T00:02:00.000-07:002020-04-04T00:04:38.990-07:00PUISI LINGKUNGAN<div class="freebirdFormviewerViewItemsItemItemHeader" style="display: flex; font-family: roboto, robotodraft, helvetica, arial, sans-serif; margin-bottom: 16px;">
<div class="freebirdFormviewerViewItemsItemItemTitleDescContainer" style="-webkit-box-align: start; align-items: flex-start; box-sizing: border-box; display: flex; flex-direction: column; max-width: 100%; min-width: 0%; position: relative;">
<div class="freebirdFormviewerViewItemsItemItemTitleContainer" style="display: flex; width: 310px;">
<div aria-describedby="i.desc.1494163957 c1733" aria-level="3" class="freebirdFormviewerViewItemsItemItemTitle exportItemTitle freebirdCustomFont" role="heading" style="font-family: "Google Sans", Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.1px; line-height: 24px; width: 310px; word-break: break-word;">
S<span style="font-family: "roboto" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;">ajak Bumi</span></div>
<div aria-describedby="i.desc.1494163957 c1733" aria-level="3" class="freebirdFormviewerViewItemsItemItemTitle exportItemTitle freebirdCustomFont" role="heading" style="font-family: "Google Sans", Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.1px; line-height: 24px; width: 310px; word-break: break-word;">
<span style="font-family: "roboto" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div>
<div aria-describedby="i.desc.1494163957 c1733" aria-level="3" class="freebirdFormviewerViewItemsItemItemTitle exportItemTitle freebirdCustomFont" role="heading" style="font-family: "Google Sans", Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.1px; line-height: 24px; width: 310px; word-break: break-word;">
<span style="font-family: "roboto" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div>
<div aria-describedby="i.desc.1494163957 c1733" aria-level="3" class="freebirdFormviewerViewItemsItemItemTitle exportItemTitle freebirdCustomFont" role="heading" style="font-family: "Google Sans", Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 16px; letter-spacing: 0.1px; line-height: 24px; width: 310px; word-break: break-word;">
<span style="font-family: "roboto" , "arial" , sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div>
</div>
</div>
</div>
<div class="freebirdFormviewerViewItemsTextTextItemContainer" style="font-family: roboto, robotodraft, helvetica, arial, sans-serif; margin: 12px 0px;">
<div class="freebirdFormviewerViewItemsTextLongText freebirdFormviewerViewItemsTextDisabledText freebirdThemedInput" style="border-bottom: 1px dotted rgba(0, 0, 0, 0.38); font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; margin: 0px; min-height: 20px; white-space: pre-wrap; width: 310px;">
Haza Deva Aulia</div>
<div class="freebirdFormviewerViewItemsTextLongText freebirdFormviewerViewItemsTextDisabledText freebirdThemedInput" style="border-bottom: 1px dotted rgba(0, 0, 0, 0.38); font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; margin: 0px; min-height: 20px; white-space: pre-wrap; width: 310px;">
<br /></div>
<div class="freebirdFormviewerViewItemsTextLongText freebirdFormviewerViewItemsTextDisabledText freebirdThemedInput" style="border-bottom: 1px dotted rgba(0, 0, 0, 0.38); font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; margin: 0px; min-height: 20px; white-space: pre-wrap; width: 310px;">
Ku buka pintu rumah ku
Kurasakan sinar matahari mulai terbit</div>
<div class="freebirdFormviewerViewItemsTextLongText freebirdFormviewerViewItemsTextDisabledText freebirdThemedInput" style="border-bottom: 1px dotted rgba(0, 0, 0, 0.38); font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; margin: 0px; min-height: 20px; white-space: pre-wrap; width: 310px;">
Kutebarkan pemandangan mataku
Warna-warni bunga di sana-sini
</div>
<div class="freebirdFormviewerViewItemsTextLongText freebirdFormviewerViewItemsTextDisabledText freebirdThemedInput" style="border-bottom: 1px dotted rgba(0, 0, 0, 0.38); font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; margin: 0px; min-height: 20px; white-space: pre-wrap; width: 310px;">
Terdengar merdu suara kicauan burung</div>
<div class="freebirdFormviewerViewItemsTextLongText freebirdFormviewerViewItemsTextDisabledText freebirdThemedInput" style="border-bottom: 1px dotted rgba(0, 0, 0, 0.38); font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; margin: 0px; min-height: 20px; white-space: pre-wrap; width: 310px;">
Di mana pepohonan dan bungan
Menghiasi rumahku
Betapa nikmatnya udara pagi ini
Tetapi ada yang berbeda
Waktu tiba-tiba terasa berhenti
Karna telah mendapat kabar
Bumi sedang sakit
</div>
<div class="freebirdFormviewerViewItemsTextLongText freebirdFormviewerViewItemsTextDisabledText freebirdThemedInput" style="border-bottom: 1px dotted rgba(0, 0, 0, 0.38); font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; letter-spacing: 0.2px; line-height: 20px; margin: 0px; min-height: 20px; white-space: pre-wrap; width: 310px;">
Istirahatlah sejenak bumi ku
Aku tau kau lelah dengan ulah manusia
Aku merindukan kehangatanmu
Lekas sembuh bumiku
</div>
<div>
<br /></div>
</div>
pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-40491772666329944012020-04-03T23:56:00.002-07:002020-04-03T23:56:25.771-07:00PUISI LINGKUNGAN<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;">Alamku yang Permai</span><br />
<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;">Riska Kartika
Saat terbangun dipagi hari
Ku buka jendela kamarku
Sinar mentari menerangiku,
Aku tersenyum mencium harum bunga
Betapa indahnya pagi ini,
Para bunga yang mekar
Harum semerbak nan merona,
Ditepis angin namun tetap tegar
Semoga tak ada,
Tangan-tangan penuh nista,
Merampas, memetik, menciptakan derita,
Hingga aku terbangun lagi dipagi buta
Marilah kita bersama
Menjaga lingkungan alam,
Untuk kehidupan masa mendatang,
Agar tentram, sejahtera, dan nyaman.
</span>pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-79019757169044801802020-04-03T23:55:00.003-07:002020-04-03T23:55:13.113-07:00PUISI LINGKUNGAN<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;">SINAR KEABADIAN</span><br />
<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;">Mahera Resti Patricia
Mata ku menjadi saksi
Bunga bunga menari
Dengan penuh sensasi
Jiwa ku ikut berlari
Bagai seorang putri
Aku termenung dalam kenyamanan
Terasa hembusan angin menyejukkan
Memandang dengan keharmonisan
Awan yang ikut merindukan
Lihatlah
Burung itu membelah angkasa
Berlalu lalang mengikuti irama hatinya
Memberi isyarat kepada penglihatnya
Begitu bahagia suasana jiwanya
Begitu menghidupkan dunia
Pohon itu tumbuh dengan sempurna
Menjadi penopang majunya bangsa
Dengan segala kekuatannya
Sinar itu memuncak
Menggetarkan dunia
Terlihat begitu elok
Ketika mentari turun dengan pesona
Menyilaukan ribuan mata yang melihatnya</span>pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-5943834421505289662020-04-03T23:54:00.000-07:002020-04-03T23:54:01.027-07:00PUISI LINGKUNGAN<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;">BUMI KU TUA</span><br />
<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;">Leksa Destina</span><br />
<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;">
Bumi.....
Dialah yang memberikan tempat tinggal
Dialah yang memberikan segala kebutuhan
Dialah yang memberikan keindahan
Bumiku....
Maaf kalau manusia tak mencintai
mu
Mereka tak peduli dengan yang
engkau berikan
Mereka membuatmu semakin tua
dan rapuh
Dan sekarang bumi murka
Virus merajalela
Siapa sekarang yang engkau sembah?
Bumi mana yang kau butuhkan?
Bumi mu ini sudah tua
Atas pemberian nya yang sangat
tidak berarti bagi kalian
Sebuah keindahan dari dahulu
Sekarang telah menjadi gersang
Bumi memberikan segalanya
Tapi manusia menghancurkan nya
Lingkungan semakin pudar
Dan kalian tetap tak sadar</span>pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-87352757646671019732020-04-03T23:44:00.003-07:002020-04-03T23:44:49.118-07:00PUISI LINGKUNGAN<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;">Sehat Kembali Ibu Pertiwi</span><br />
<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;">Windy Febrianti
Ibu pertiwi tak lagi berseri
Senyum muram kehancuran
Tangis sedih penderitaan
Berselimut diatas bangsal
Kini..
Situasi tak dapat dielakkan
Raungan-raungan membumi
Suka cita di telan bumi
Sehat lah kembali ibu pertiwi
Demi jiwa-jiwa yang ada di sini
Kembali lah saling merangkul
Tanpa takut untuk menyentuh
Kembali sehat bumi Pertiwi ku
Demi para medis yang berjuang di dalam sana
Karena pekerjaan mereka
Adalah kunci sehatnya pertiwi ku</span>pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-35505743496567957812020-04-03T23:42:00.003-07:002020-04-03T23:42:59.610-07:00PUISI LINGKUNGAN<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;">Lingkungan Yang Tercemar</span><br />
<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;">Suci Salsabila</span><br />
<span style="background-color: white; color: #202124; font-family: Roboto, Arial, sans-serif; font-size: 14px; letter-spacing: 0.2px; white-space: pre-wrap;">
Hidupku...
Kini tak lagi merasakan udara bersi
Yang sejuk,segar dan membawa kedamaian
Perpohon yang ridang berbaris setinggi awan
Tapi kini berubah
Banyak penebangan liar di mana²
Oleh ulah manusia
Manusia yang kejam yang tak peduli masa depan
Yang bisa nya hanya
Merusak kekayaan alam
Merusak kehidupan
Merusak ekosistem alam
Dan tak sadar akan perbuatanya
Kini aku akan menjaganya
Menjaga hutanku yang tak berdaya
Sehingga aku bisa hidup lebih lama</span>pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-57314609007429809892020-03-31T17:41:00.002-07:002020-03-31T17:41:22.958-07:00PEMBACAAN PUISI<div style="text-align: center;">
PEMBACAAN PUISI</div>
<div style="text-align: center;">
(Alamsari, M.Pd.)</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Hujan deras semalam suntuk</div>
<div style="text-align: center;">
Banjir bandang datang melanda</div>
<div style="text-align: center;">
Ayo anak-anak jangan mengantuk</div>
<div style="text-align: center;">
Kita buat video baca puisi saja</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Halo anak-anak! Apa kabarnya? Setelah sebelumnya kita membuat dan menganalisis puisi, pada kesempatan ini kita akan mencoba membaca puisi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pernahkah kalian membaca puisi? </div>
<div style="text-align: justify;">
Tentu saja pernah! Pembacaan puisi bahkan sudah pernah diajarkan sejak SD. </div>
<div style="text-align: justify;">
Pembacaan puisi adalah aktivitas membacakan puisi. Dalam membacakan puisi, kalian dapat membaca puisi tersebut dengan melihat kertas. Berbeda halnya dengan deklamasi. Dalam deklamasi puisi, kalian harus membacakan puisi tanpa melihat kertas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pembacaan puisi berbeda dengan pembcaan pantun ataupun cerpen. Pembacaan puisi menuntut pembacanya memperhatikan ekspresi, intonasi, gaya, serta perlu adanya penghayatan puisi. </div>
<div style="text-align: justify;">
Ekspresi harus disesuaikan dengan isi puisi. Ketika isi puisi menggambarkan kebahagiaan, hendaknya ekspresi kita juga menunjukkan hal itu. Sebaliknya ketika puisi menggambarkan kesedihan, hendaknya kalian membacakan puisi dengan ekspresi sedih.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br /><br />
<div style="text-align: justify;">
Intonasi harus diperhatikan dalam pembacaan puisi. Intonasi yang baik adalah intonasi yang sesuai dengan makna dalam puisi. Pada umumnya intonasi terbago menjadi intonasi datar, tinggi, dan rendah. Seorang pembaca yang baik harus mampu memilah kapan saatnya harus menggunakan intonasi tinggi, kapan harus rendah, dan kapan intonasinya harus datar. Ketika marah misalnya, intonasi yang digunakan harus tinggi disertai penekanan kata tertentu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gaya atau gesture sangat penting dalam pembacaan puisi. Gaya pembacaan yang baik akan mampu menarik perhatian penonton. Akan tetapi perlu diketahui bahwa gaya dalam pembacaan puisi tidak perlu berlebihan seperti halnya gaya dalam bermain drama. Gaya dalam puisi biasanya berupa gerak tangan ataupun gerak kaki (langkah kaki). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika membaca puisi dituntut penghayatan atau penjiwaan yang baik. Penghayatan terhadap isi puisi dapat muncul hanya jika pembaca memahami isi atau makna yang terkandung dalam puisi. Untuk itu, sebelum membaca puisi ada baiknya pembaca membaca puisi sebanyak mungkin untuk menemukan makna puisi yang akan dibacanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pembacaan puisi dibagi menjadi tiga jenis. 1. Pembacaan biasa</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Pembacaan dramatik</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Pembacaan semi dramatik</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pembacaan biasa artinya kalian membaca puisi dengan suara biasa sebagaimana kalian pembawaan kalian sehari-hari tanpa dibuat-buat. </div>
<div style="text-align: justify;">
Pembacaan dramatik artinya pembacaan puisi yang suaranya dibuat-buat untuk menciptakan efek dramatisasi. Pembaca dengan gaya dramatik ini cenderung akan memainkan suaranya hingga menimbulkan suara yang berkarakter.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pembacaan semi dramatik adalah pembacaan yang merupakan gabungan antara pembacaan biasa dan pembacaan dramatik. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk memperoleh gambaran mengenai ketiga pembacaan itu, silakan memperhatikan video pembacaan puisi berikut.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/2-YehWxI92M/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/2-YehWxI92M?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut ini adalah contoh pembacaan puisi yang baik.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/Eg3yNnkEeAA/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/Eg3yNnkEeAA?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, bagaimana anak-anak. Sepertinya kalian sudah mendapatkan gambaran pembacaan puisi yang baik bukan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk dapat membaca puisi dengan baik, berikut ini hal yang harus kalian lakukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Bacalah puisi yang ingin dibaca berulang-ulang hingga kalian dapat membacanya dengan lancar.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Pahami isi atau makna puisi yang akan kalian baca. Jika kalian kesulitan memahami makna dari setiap kata dalam puisi, kalian dapat menggunakan kamus besar bahasa Indonesia untuk mencari arti kata yang dimaksud.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Berilah tanda jeda pada setiap bait puisi yang dibaca. Jeda dimaksudkan agar kalian tahu kapan harus berhenti membaca dan kapan harus lanjut. </div>
<div style="text-align: justify;">
4. Temukan kata kongkret dalam puisi yang dapat kalian tiru gayanya. Misal kata langit maka tangan kalian dapat menunjuk ke arah langit, dan lain sebagainya. Kata-kata yang abstrak dapat ditirukan dengab gaya tangan naik dan turun. </div>
<div style="text-align: justify;">
5. Percaya diri dalam.membaca puisi. Yakinlah kalian pasti bisa membaca puisi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baik anak-anak. Berikut ini tugas yang harus kalian lakukan. Silakan klik tautan berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://docs.google.com/forms/d/1ZDVwkMngSSV3Zy_t_qJ8T0oyCmqamOsYBiHkw6bkgA8/edit">TUGAS PEMBUATAN VIDEO BACA PUISI</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat berkarya. Sukses untuk kalian semua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-30203952847553511212020-03-30T21:03:00.001-07:002020-03-31T17:42:18.752-07:00DAFTAR LINK TUGAS BAHASA INDONESIA KELAS 9<div style="text-align: center;">
Berikut ini daftar link tugas pelajaran bahasa Indonesia kelas 9. </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
1. Tugas Kalimat Efektif:<a href="https://docs.google.com/forms/d/15xm3ezowUYwlG4DF-Q9C-64BlSEMqIy7OLQeR8oQvhM/edit?usp=pp_url&entry.1638424756=A&entry.158703966=9A&entry.99677726=A&entry.2029595272=A&entry.115069097=A&entry.168491514=A&entry.393681140=A&usp=redirect_edit_m2">KALIMAT EFEKTIF</a></div>
<div style="text-align: center;">
2. Tugas Kata Baku dan Tidak Baku:<a href="https://docs.google.com/forms/d/12rvI_SwYiuJt2cndJvdmTW0kdTv8ROOXuwU2nVMGsgM/edit">KATA BAKU DAN TIDAK BAKU</a></div>
<div style="text-align: center;">
3. Tugas Penulisan Imbuhan Me:<a href="https://docs.google.com/forms/d/13ty4L44GexcQvAXhe6ycyDto2_pjccPeF5dmHUBLXMI/edit">PENULISAN IMBUHAN ME</a></div>
<div style="text-align: center;">
4. Tugas Menulis Puisi Lingkungan:<a href="https://docs.google.com/forms/d/1AcAdj6u1JjL5VFI0LFOQAeA-XzZzFU-TGZIDGCcZo3g/edit">MEMBUAT PUISI LINGKUNGAN</a></div>
<div style="text-align: center;">
5. Tugas Menentukan Tema dan Amanat Puisi:<a href="https://docs.google.com/forms/d/1mHP5sqh32wzYJ3FWzL-5OqR6CDotKySwaIpfbM5vdFU/edit">TEMA DAN AMANAT PUISI</a></div>
<div style="text-align: center;">
6. Tugas Membuat Video Pembacaan Puisi: <a href="https://docs.google.com/forms/d/1ZDVwkMngSSV3Zy_t_qJ8T0oyCmqamOsYBiHkw6bkgA8/edit">VIDEO PEMBACAAN PUISI</a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Semua tugas harus sudah terkumpul paling lambat hari Sabtu tanggal 4 April 2020. </div>
pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-33808577462547521222020-03-30T06:28:00.001-07:002020-03-30T06:28:36.784-07:00MENENTUKAN TEMA DAN AMANAT DALAM PUISI<div style="text-align: center;">
Menentukan Tema dan Amanat dalam Puisi</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
(Alamsari, M.Pd)</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Berlayar perahu di Sungai Musi</div>
<div style="text-align: center;">
Biarlah pelan asal selamat</div>
<div style="text-align: center;">
Mari kita menganalisis puisi</div>
<div style="text-align: center;">
Menentukan tema serta amanat</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Halo anak-anak! Pada kesempatan kali ini kita akan mencoba menganalisis puisi. </div>
<div style="text-align: justify;">
Sebelumnya, tentu kalian masih ingat bukan apa saja yang termasuk ke dalam unsur-unsur intrinsik puisi? Jika kalian sudah lupa silakan kalian baca kembali pada postingan materi hari kemarin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menganalisis puisi maka kita harus tahu apa saja yang termasuk ke dalam unsur-unsur intrinsik puisi. Namun, pada materi kita hari ini kita akan membahas mengenai tema dan amanat dalam puisi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti yang kita tahu bahwa tema ada ide atau gagasan yang menjiwai puisi. Ibaratnya jika kita ingin membangun rumah maka tema dapat diibaratkan sebagai pondasinya. Tanpa tema maka puisi tidak akan terbentuk. </div>
<div style="text-align: justify;">
Ada banyak tema yang dapat menjadi ide pembuatan puisi. Contoh tema misalnya, tema Ketuhanan, Kemanusiaan, Sosial, Persahabatan, kematian, dan lain sebagainya. </div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menentukan tema, berikut beberapa hal yang harus dilakukan:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Perhatikan judul puisi. Judul puisi bisanya akan menggambarkan isi puisi.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Bacalah puisi dari awal sampai akhir.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Carilah kata kunci yang terdapat pada puisi. Biasanya kata kunci dapat kita temukan pada setiap bait puisi. Kata kunci pada setiap bait biasanya akan mengandung makna yang sama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan dalam puisi. Puisi yang baik pasti akan mengandung amanat di dalamnya. Amanat sangat berhubungan dengan tema puisi. </div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menentukan amant dalam puisi, beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai berikut. </div>
<div style="text-align: justify;">
1. Perhatikan judul puisi.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Bacalah puisi dari awal sampai akhir.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Cermati setiap diksi yang terdapat pada setiap baris dalam puisi. Diksi-diksi yang yang terdapat dalam puisi biasanya akan menggabarkan amanat apa yang ingin disampaikan penyair.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk lebih jelasnya cara menentukan tema dan amanat dalam puisi perhatikan contoh berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
AKU</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau sampai waktuku</div>
<div style="text-align: justify;">
Ku mau tak seorang ‘kan merayu</div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak juga kauTak perlu sedu sedan itu</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku ini binatang jalang</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari kumpulannya terbuang</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Biar peluru menembus kulitku</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tetap meradang menerjang</div>
<div style="text-align: justify;">
Luka dan bisa kubawa berlari</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berlari</div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga hilang pedih peri</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan akan akan lebih tidak perduli</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mau hidup seribu tahun lagi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Chairil Anwar</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tema</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tema pada puisi “Aku” karya Chairil Anwar adalah menggambarkan kegigihan dan semangat perjuangan untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan, dan semangat hidup seseorang yang ingin selalu memperjuangkan haknya tanpa merugikan orang lain, walaupun banyak rintangan yang ia hadapi. Dari judulnya sudah terlihat bahwa puisi ini menceritakan kisah ‘AKU’ yang mencari tujuan hidup.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Amanat adalah hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat berhubungan dengan makna karya sastra. Makna bersifat kias, subjektif, dan umum. Makna berhubungan dengan individu, konsep seseorang dan situasi tempatpenyair mengimajinasikan puisinya.Amanat dalam Puisi ‘Aku’ karya Chairil Anwar yang dapat saya simpulkan dan dapat kita rumuskan adalah sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia harus tegar, kokoh, terus berjuang, pantang mundur meskipun rintangan menghadang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia harus berani mengakui keburukan dirinya, tidak hanya menonjolkan kelebihannya saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia harus mempunyai semangat untuk maju dalam berkarya agar pikiran dan semangatnya itu dapat hidup selama-lamanya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(Sumber analisis: https://satukara.blogspot.com/2018/02/aku-chairil-anwar.html?m=1)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, anak-anak sekarang saatnya kita berlatih menganalisis tema dan amanat dalam puisi. Untuk itu silakan klik tautan berikut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://docs.google.com/forms/d/1mHP5sqh32wzYJ3FWzL-5OqR6CDotKySwaIpfbM5vdFU/edit">TUGAS MENENTUKAN TEMA DAN AMANAT PUISI</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat bekerja. Tugas Bapak tunggu paling lam</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-80483881891409465262020-03-29T05:53:00.005-07:002020-03-30T00:24:26.370-07:00MENULIS PUISI BERTEMA LINGKUNGAN<div style="text-align: center;">
MENULIS PUISI TEMA LINGKUNGAN<br />
<br />
(Alamsari, M.Pd) </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Buah manggis buah mangga </div>
<div style="text-align: center;">
Tumbuh di pinggir kali </div>
<div style="text-align: center;">
Mari kita bersama-sama </div>
<div style="text-align: center;">
Belajar menulis puisi </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Halo, anak-anak! Apa kabarnya?
Pada kesempatan kali ini kita akan bersama-sama belajar membuat puisi.
Tahukah kamu apakah puisi itu?
Puisi adalah karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan padat makna.
Puisi memiliki unsur fisik dan unsur batin. </div>
<div style="text-align: justify;">
Unsur fisik meliputi sebagai berikut. </div>
<div style="text-align: justify;">
1. Diksi (pemilihan kata) maksudnya kata-kata dalam puisi dipilih secara cermat dan tepat penggunaannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
2. Imaji maksudnya kata dalam puisi harus dapat menimbulkan daya khayal atau imajinasi. </div>
<div style="text-align: justify;">
3. Kata Kongkret maksudnya kata yang digunakan dalam puisi harus mampu menggambarkan dengan jelas apa yang diliha, didengar, atau dirasakan oleh penyair. </div>
<div style="text-align: justify;">
4. Bahasa Figuratif (majas) maksdunya bahasa yang digunakan dalam puisi menggunakan kata kias atau mengatajan sesuatu dengan cara membandingkannya dengan kata lain. </div>
<div style="text-align: justify;">
5. Rima maksudnya adalah pengulangan bunyi dalam puisi. </div>
<div style="text-align: justify;">
6. Tipografi maksudnya larik dalam puisi tidak membemtuk paragraf akan tetapi membentuk bait. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Unsur batin dalam puisi meliputi sebagai berikut. </div>
<div style="text-align: justify;">
1. Tema maksudnya gagasan atau ide yang menjiwai puisi. </div>
<div style="text-align: justify;">
2. Perasaan maksudnya puisi harus mewakili ekspresi penyair. </div>
<div style="text-align: justify;">
3. Nada dan suasana maksudnya sikap penyair dalam puisi yang menggambarkan keadaan jiwa penyair. </div>
<div style="text-align: justify;">
4. Amanat maksudnya pesan yang hendak disampaikan penyair dalam puisi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, bagaimana! Apakah kalian sudah paham unsur-unsur puisi? Sekarang mari kita berlatih menulis puisi.
Untuk menulis puisi berikut ini beberapa langkah yang harus dilakukan. </div>
<div style="text-align: justify;">
1. Mencari ide. Kamu bisa mencari ide apapun yang sesuai dengan minatmu. </div>
<div style="text-align: justify;">
2. Mengembangkan ide menjadi menjadi baris-baris peristiwa. </div>
<div style="text-align: justify;">
3. Mengembangkan setiap baris peristiwa menjadi baris puisi yang menggambarkan peristiwa tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
4. Melakukan penyuntingan terhadap puisi yang dibuat meliputi penyuntingan bahasa dan kata pada setiap baris untuk menjadikan bahasa puisi menjadi padat bermakna. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baik, anak-anak. Sekarang saatnya kita menulis puisi. Berikut ini tugas yang harus kamu lakukan. Silakan klik tautan berikut.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://docs.google.com/forms/d/1AcAdj6u1JjL5VFI0LFOQAeA-XzZzFU-TGZIDGCcZo3g/edit">TUGAS MENULIS PUISI TEMA LINGKUNGAN</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengumpulan puisi ditunggu paling lambat pukul 24.00 WIB. Oke. Selamat berpuisi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-6791953684779429262020-03-24T05:25:00.004-07:002020-03-27T07:07:41.631-07:00Penulisan Imbuhan Me<div style="text-align: center;">
PENULISAN IMBUHAN ME</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
(Alamsari, M.Pd.)</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Malam-malam makan sate</div>
<div style="text-align: center;">
Jangan lupa makan buahan</div>
<div style="text-align: center;">
Ayo anak-anak ambil hape</div>
<div style="text-align: center;">
Kita belajar tentang imbuhan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Halo anak-anak semua!</div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana kabarnya? Kesempatan kali ini kita akan bersama-sama membahas masalah penulisan imbuhan (me-).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imbuhan adalah bubuhan baik berupa awalan, sisipan, maupun akhiran. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perhatikan kalimat berikut!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibu menyapu lantai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kata menyapu pada kalimat tersebut berasal dari imbuhan me- + kata dasar (sapu) sehingga menjadi menyapu bukan (mensapu). Imbuhan me bertemu dengan kata dasar yang berawalan s akan menjadi (meny). Perhatikan kata berikut. </div>
<div style="text-align: justify;">
1. Menyeleksi (me-) + seleksi</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Menyakiti (me-) + sakiti</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Menyobek (me-) + sobek</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imbuhan me- jika bertemu dengan kata dasar yang berawalan (p) maka (p) pada kata dasar tersebut akan luluh. Perhatikan contoh berikut!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dodi memukul gendang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kata memukul pada kalimat tersebut berasal dari imbuhan me- + kata dasar pukul. Untuk lebih jelasnya perhatikan kata berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Memerkarakan berasal dari imbuhan me + perkara</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Memesona berasal dari imbuhan me- + pesona</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Memerintah berasal dari imbuhan me- + perintah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://www.domainesia.com/?aff=10652" target="_blank"><img src="https://goo.gl/UykwOd" alt="DomaiNesia"></a>
Huruf (p) tidak akan luluh jika huruf (p) tersebut merupakan imbuhan. Perhatikan contoh berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Takdir telah mempertemukan dirinya dengan orang yang dicintainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Huruf (p) pada kata mempertemukan tersebut tidak luluh karena (p) pada kata tersebut merupakan imbuhan (imbuhan me- + imbuhan (per-an) + kata dasar temu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana, apakah kalian sudah paham?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk melatih kemampuan kalian, silakan kerjakan tugas berikut.<br />
<br />
<a href="https://docs.google.com/forms/d/13ty4L44GexcQvAXhe6ycyDto2_pjccPeF5dmHUBLXMI/edit">TUGAS PENULISAN IMBUHAN ME</a><br />
<br />
Selamat mengerjakan. Semoga sukses ya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-80563213626018446462020-03-23T06:41:00.001-07:002020-03-23T20:31:19.856-07:00Kata Baku dan Tidak Baku<div style="text-align: center;">
KATA BAKU DAN TIDAK BAKU</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
(Alamsari, M.Pd.)</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Datang kumbang mengisap sari</div>
<div style="text-align: center;">
Sejuk embun memercik tubuh</div>
<div style="text-align: center;">
Marilah kita sempatkan diri</div>
<div style="text-align: center;">
Belajar materi kata yang baku</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Halo anak-anak semuanya! Apa kabarnya? Setelah kemarin kita belajar mengenai kalimat efektif tiba saatnya kita bersama-sama belajar mengenai kata baku dan tidak baku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pernahkah kalian mendengar istilah kata baku? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika kalian pergi membeli obat maka kalian akan membelinya di mana? Tentu saja di toko obat. Tempat menjual obat dinamakan apotek. Namun terkadang banyak toko obat yang salah dalam menuliskan kata apotek tersebut. Kebanyakan justru menulis dengan kata apotik. Kata apotik jelas merupakan penulisan yang salah karena kata yang penulisannya benar adalah apotek. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penulisan kata yang benar dan tidak benar itulah yang dimaksud dengan kata baku dan tidak baku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kata baku adalah kata yang penulisannya sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Untuk mengetahui suatu kata baku atau tidak kita dapat mengeceknya di dalam kamus bahasa Indonesia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang sudah ada kamus bahasa Indonesia digital yang dapat kalian unduh di playstore gawai kalian masing-masing. Caranya buka playstore dan ketik kbbi v. Kemudian instal dan kamus siap digunakan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/dXQPkuxsFH4/0.jpg" frameborder="0" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/dXQPkuxsFH4?feature=player_embedded" width="320"></iframe></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengapa kamus bahasa Indonesia sangat diperlukan karena begitu banyak kata yang penulisannya tidak baku di sekitar kita. Penulisan kata yang tidak baku tersebut biasanya terjadi karena kekurangtahuan si pengguna terhadap penulisan yang benar dari kata tersebut. Banyaknya penulisan kata yang tidak baku di sekitar kita menjadikan kata tidak baku tersebut tersebar luas di masyarakat dan tidak karang dipakai dalam percakapan sehari-hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perhatikan contoh berikut!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia mengambil jurusan tehnik. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada kalimat tersebut terdapat kata yang penulisannya tidak baku, yakni tehnik. Kata tehnik bahkan sudah lumrah dipakai di banyak tempat. Kata tehnik seharusnya ditulis teknik. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Atau mungkin kalian sering pergi ke tempat ibadah? Biasanya sangat lumrah tempat ibadah di kampung-kampung di tulis dengan kata mushollah. Benarkah kata tersebut? Penulisan kata mushollah ternyata tidak benar. Akan tetapi sampai sekarang masih banyak digunakan orang. Padahal penulisan kata yang benar adalah musala. Tentu mendengar kata musalah tetsebut agak aneh bukan? Hal itu disebabkan kita hampir tidak pernah mendengar kata musalah tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada banyak sekali penulisan kata yang salah di sekitar kita. Tugas kalian adalah menghilangkan kebiasaan penulisan lata yang salah tersebut. Kalian harus membiasakan penggunaan kata yang baku dalam kehidupan sehari-hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, sekarang tugas kalian adalah mengidentifikasi kata baku dan tidak baku. Silakan klik tautan berikut untuk mengerjakannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://docs.google.com/forms/d/12rvI_SwYiuJt2cndJvdmTW0kdTv8ROOXuwU2nVMGsgM/edit">TUGAS IDENTIFIKASI KATA BAKU DAN TIDAK BAKU</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat mengerjakan! Semoga sukses ya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-75003301712365879072020-03-22T06:32:00.005-07:002020-03-23T00:08:16.554-07:00MENGIDENTIFIKASI KALIMAT EFEKTIF<div style="text-align: center;">
MENGIDENTIFIKASI KALIMAT EFEKTIF</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Alamsari M.Pd.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
(Materi pembelajaran daring Kelas IX SMP Negeri 1 Indralaya Utara)</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Alangkah senang di taman kota</div>
<div style="text-align: center;">
Melihat orang bermain gasing</div>
<div style="text-align: center;">
Walau kita ada di rumah</div>
<div style="text-align: center;">
Tetaplah belajar melalui daring</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Halo anak-anak semuanya!</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada kesempatan pertama pembelajaran daring ini, kita akan mempelajari materi "Mengidentifikasi Kalimat Efektif"<br />
<br />
Sebelumnya silakan isi presensi (kehadiran) di tautan berikut sebagai bukti bahwa anak-anak hadir dalam pembelajaran daring!<br />
<br />
<a href="https://docs.google.com/forms/d/1cP0HPXG_X9aCu0hRNB17_zaBZ5P25trgKf4VWdkoykY/edit">FORM PRESENSI KEHADIRAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?</div>
<div style="text-align: justify;">
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mmengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula (Buku Praktis Bahasa Indonesia, 2011:91)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalimat dikatakan efektif jika:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Minimal terdiri dari subjek dan predikat;</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Menggunakan ejaan yang disempurnakan;</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Menggunakan diksi yang tepat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perhatikan contoh berikut!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh 1: </div>
<div style="text-align: justify;">
Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya melaporkan kepada kami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalimat tersebut tidak efektif karena ada bagian yang hilang. "Siapa yang harus melaporkan?"</div>
<div style="text-align: justify;">
Perbaikan kalimat tersebut seharusnya sebagai berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen, Anda diharap melaporkannya kepada kami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh 2:</div>
<div style="text-align: justify;">
Para hadirin semuanya diharap berdiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan kata mubazir. </div>
<div style="text-align: justify;">
Kata "para" "hadirin" "semuanya" sama-sama memiliki arti menyatakan banyak. Oleh karena itu, kita cukup menggunakan salah satu kata tersebut dalam kalimat sehingga perbaikannya sebagai berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hadirin diharap berdiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh 3:</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia merapikan daripada tempat tidurnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalimat tersebut tidak efektif karena terdapat penggunaan kata yang tidak tepat, yakni daripada. Seharusnya perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia merapikan tempat tidurnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu bagaimanakah cara untuk mengidentifikasi kalimat tidak efektif?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa hal yang dapat kamu lakukan sebagai berikut.</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Bacalah setiap kalimat dengan cermat;</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Perhatikan setiap kata dalam kalimat;</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Identifikasilah kata apa saja yang memiliki makna sama atau kata apa yang salah penggunaannya;</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baik anak-anak sekarang saatnya kita latihan soal!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Silakan klik link berikut ini!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSc1h9NuPWYXMfvLc2Mt46HSEW-NbuEjh2VGmmZMC7bVFJlIWw/viewform?usp=pp_url&entry.1638424756=A&entry.158703966=9A&entry.99677726=A&entry.2029595272=A&entry.115069097=A&entry.168491514=A&entry.393681140=A">LATIHAN IDENTIFIKASI KALIMAT EFEKTIF</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Batas waktu pengerjaan soal latihan paling lambat hari Senin 23 Maret 2020 pukul 24.00 WIB. Melebihi batas waktu tersebut, pengerjaan soal latihan tidak akan diterima.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-31338548152004790202019-09-29T17:41:00.001-07:002019-09-29T17:41:57.268-07:00Dongeng Sebelum Tidur: Budaya Bertutur yang Kian Meluntur<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">DONGENG
MENJELANG TIDUR: BUDAYA BERTUTUR YANG KIAN MELUNTUR<o:p></o:p></span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Alamsari, M.Pd.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">(SMP Negeri 1 Indralaya Utara)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMzbKYNNpXvChozCiwQt2pGd6Z0bqOsfd5oQFBRTfwTsmrvuLMdoyZUJQwEk-RU69xuewEXwymOkiE6VAXArVlBQrUjpr78qFgYrklBD20urAJf7alltV3Pgb3XVG-qR0qOpD8jGyYjZhF/s1600/mendongeng.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="210" data-original-width="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMzbKYNNpXvChozCiwQt2pGd6Z0bqOsfd5oQFBRTfwTsmrvuLMdoyZUJQwEk-RU69xuewEXwymOkiE6VAXArVlBQrUjpr78qFgYrklBD20urAJf7alltV3Pgb3XVG-qR0qOpD8jGyYjZhF/s1600/mendongeng.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(Sumber:<a href="https://bimba-aiueo.com/yuk-kita-mendongeng-untuk-anak/">https://bimba-aiueo.com/yuk-kita-mendongeng-untuk-anak/</a>)</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Mereka
berkumpul lalu bertutur. Menceritakan legenda atawa dongeng kepada
anak-anaknya. Menjelang tidur—dalam keremangan malam para orang tua mengajarkan
norma atau nilai kehidupan melalui cerita sarat makna. Namun itu dulu! Dulu
sekali! Sekarang jarang ditemui. Di kampung apalagi di kota—semua seolah hanyut
dalam buaian kemajuan zaman yang membuat lena. Padahal mendongeng itu baik.
Banyak hal yang bisa dipelajari. Melalui dongeng anak-anak dapat belajar
karakter yang penting bagi kematangan pribadinya. Melalui dongeng anak-anak
diajarkan berpikir kreatif dan kritis. Melalui dongeng anak-anak menjadi suka
bercerita—pada akhirnya mereka akan suka membaca. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Perihal membaca—menjadi momok nyata pada
era serba canggih ini. Data BPS tahun 2015 menunjukkan 91% anak Indonesia lebih
suka menonton televisi dibandingkan membaca. Setali tiga uang, UNESCO mengatakan
bahwa dari seribu orang Indonesia hanya satu orang saja yang memiliki minat
membaca. Dalam riset yang dilakukan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Center
for Social Marketing (CSM)</i> juga diketahui bahwa orang Indonesia rata-rata
membaca 0 buku—jauh dari negara tetangga, seperti Thailand (5 buku), Singapura
(6 buku), atau Brunai (7 buku).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tak
heran kemampuan literasi anak Indonesia terbilang rendah dari negara tetangga.
Hasil PISA tahun 2015 menempatkan Indonesia pada posisi ke 64 dari 72 negara.
Mengapa demikian? Penyebabnya karena anak Indonesia tidak terbiasa membaca. Padahal
Membaca adalah kunci pembuka cakrawala. Melalui membaca ilmu pengetahuan akan
bertambah. Membaca juga melatih kecerdasan berpikir. Oleh karena itulah membaca
termasuk ke dalam literasi dasar yang musti dikuasai dan ditumbuhkan sejak dini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Peradaban yang tinggi bermula dari
kebiasaan membaca. Negara-negara maju, seperti Amerika, Finalandia, atau Jepang
telah membudayakan gemar membaca sebagai gaya hidup sehari-harinya. Di jalan
ataupun di dalam kendaraan, masyarakat di negara maju pasti akan menyempatkan
diri untuk membaca buku. Membaca memang sangat penting. Begitu pentingnya
membaca, sampai-sampai wahyu yang pertama kali diturunkan adalah perihal
membaca “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">iqro (bacalah)…iqro
(bacalah)…iqro (bacalah)</i>”. Presiden Soekarno dalam pidatonya mengatakan
bahwa melalui membaca ia dapat berjumpa dengan siapa saja. Baginya buku adalah
dunia imajiner yang memberikan inspirasi dan informasi. Hampir sebagian besar
harinya dihabiskan dengan membaca buku. Di manapun ia menyempatkan membaca
buku—bahkan di dalam toilet sekalipun. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kembali pada perihal dongeng sebelum
tidur. Indonesia dianugrahi Tuhan yang Esa dengan beragam budaya dan cerita.
Hampir setiap daerah punya cerita khasnya. Seyogyanya cerita-cerita itu
diwariskan pula turun-temurun kepada generasi muda. Caranya tentu saja melalui
budaya mendongeng sebelum tidur. Selain mewarisi folklore khas
Indonesia—mendongeng juga memberikan manfaat yang luar biasa. Pakar psikologi;
Monica Sulistiawati mengatakan setidaknya ada enam manfaat dari mendongeng,
yakni membantu perkembangan kognitif anak; mengembangkan sosial dan emosional;
mempererat ikatan di antara orang tua dan anak; mengembangkan imajinasi;
mengembangkan keterampilan berbahasa; dan menumbuhkan minat membaca. Menyadari
besarnya manfaat mendongeng tersebut sudah seyogyanya para orang tua mulai
membiasakan menyampaikan satu cerita setiap malam kepada anaknya. Mendongeng
dengan penuh ekspresi dan intonasi yang bervariasi. Anak-anak pasti akan sangat
suka. Lalu pada lelap tidurnya—ia akan mengarungi dunia khayalnya berimajinasi
lewat cerita yang telah didengarnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Dalam studi yang saya lakukan pada siswa
di tempat saya mengajar, hampir 90% anak-anak suka membaca buku dongeng. Mereka
berpendapat dongeng memiliki alur yang sederhana dan mudah dipahami. Selain
itu, ceritanya juga menarik. Hanya sekitar 5% saja yang membaca novel dan
sisanya membaca buku lainnya. Para psikolog berpendapat bahwa masa kanak-kanak
adalah masa yang penuh dengan imajinasi. Pada masa itu, mereka lebih suka
cerita-cerita yang memuat unsur fantasi. Tak heran jika anak-anak lebih
menyukai dongeng ketimbang cerita lainnya. Pada masa keemasan tersebut,
harusnya dimanfaatkan sebaik mungkin. Orang tua perlu menuturkan cerita dongeng
karena sangat baik bagi perkembangan otaknya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 jelas
mengatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat….”. Tujuan pendidikan
tersebut tentu adalah tanggung jawab kita semua, utamanya orang tua sebagai
pelaku pendidikan pertama di rumah. Orang tua harus menanamkan pendidikan
karakter kepada anaknya, yakni melalui mendongeng. Sebab mendongeng adalah
satu-satunya kegiatan yang mudah dilakukan—tidak juga membutuhkan biaya. Namun
sangat disayangkan hasil survey yang dilakukan oleh Disney di Inggris
menunjukkan bahwa dari seribu orang tua—sebagian besar mengaku tidak memiliki
cukup waktu untuk mendongeng kepada anaknya. Selain itu, hasil survey juga
menunjukkan bahwa dua per tiga dari responden tersebut telah menghilangkan
tradisi mendongeng karena tersingkir peran teknologi.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Bagaimana dengan Indonesia—sama saja
seperti di Inggris. Kemajuan teknologi selalu saja memiliki dua sisi.
Menghadapi industri 4.0, teknologi mutlak harus dikuasai—di sisi lain
menghambat literasi. Gawai dengan beragam aplikasinya—lebih disukai anak-anak
untuk bermain <i style="mso-bidi-font-style: normal;">game</i>. Anak-anak lebih
suka menggunakan aplikasi seperti tik-tok, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">whatsapp</i>,
pengolah gambar atau aplikasi lainnya yang sifatnya “suka-suka”. Anak-anak<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>juga lebih suka membaca status di media
sosial, seperti <i style="mso-bidi-font-style: normal;">facebook</i> atau <i style="mso-bidi-font-style: normal;">twitter</i> dibandingkan membaca buku. Data
Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) tahun 2016 merilis bahwa
sebanyak 768 ribu pengguna internet Indonesia adalah anak-anak usia 10—14
tahun. Apa maknanya? Sepuluh tahun saya mengajar—lebih dari 90% para pelajar
mengalami kesulitan dalam menghafal. Mereka mengaku tidak sanggup berpikir hal
yang sulit. Sebagian besar dari mereka tidak sanggup membaca teks yang panjang.
Hal itu patut dicurigai sebagai buah dari gaya hidup yang serba instant.
Konsekuensi logis dari penggunaan teknologi gawai, yakni menjadikan anak-anak
menjadi malas berpikir dan membaca. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Bagaimana menyikapi kemajuan teknologi
(gawai) dengan upaya menumbuhkan gemar membaca? Tentu saja sebisa mungkin orang
tua harus menghindari anak dari kecanduan gawai. Batasi penggunaan gawai dan
awasi. Jangan terlalu khawatir—kelak anak kita akan menjadi insan “gaptek”.
Yakinlah—sebagai generasi milenial—anak-anak terlahir dengan kemampuan
beradaptasi tinggi termasuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Tidak perlu
waktu lama mengajarkan mereka cara menggunakan gawai—tanpa dicontohkan pun
mereka akan bisa dengan sendirinya. Yang perlu kita khawatirkan adalah jika
sampai besar usianya—mereka tak kunjung tumbuh minat bacanya—celakalah bagi
masa depannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Budaya mendongeng diwariskan
turun-temurun dari generasi ke generasi. Sampai pada abad 21 ini—budaya mendongeng
perlahan tersisih. Oleh karenanya, perlu peran bersama untuk menghidupkan
kembali tradisi bertutur itu. Pemerintah perlu membuat kebijakan atau program
yang mendukung penciptaan budaya berliterasi—salah satunya melalui Gerakan
Orang Tua Membacakan Buku atau dikenal dengan istilah “Gernas Baku”. Gernas
Baku merupakan gerakan yang berupaya mendukung peran keluarga dalam
meningkatkan minat baca anak di rumah. Gerakan ini bertujuan untuk membiasakan
orang tua membacakan buku di rumah bersama anaknya. Diharapkan melalui
kebersamaan membaca buku, dapat mempererat hubungan sosio-emosional di antara
keduanya. Untuk itu, orang tua perlu menyambut antusias program tersebut dengan
cara membiasakan aktivitas bercerita di rumah. Orang tua perlu menjadikan
membaca sebagai gaya hidup dalam keluarga. Upaya tersebut harus pula didukung
dengan kemudahan akses terhadap buku. Setiap sudut rumah harus dipajang
buku-buku yang menarik—sehingga dimanapun anak mereka berada akan selalu
melihat buku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Gerakan nasional membaca buku sebenarnya
bukanlah hal yang baru. Gerakan seperti itu bahkan telah sejak lama diterapkan
di berbagai negara. Di Australia, misalnya—terkenal dengan istilah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bedtime stories</i>-nya. Program <i style="mso-bidi-font-style: normal;">bedtime stories</i> tersebut mewajibkan
orang tua di Australia membacakan dongeng, semisal Cinderela kepada anaknya
sebelum tidur. Sama halnya seperti Australia—Finlandia juga memiliki tradisi
yang sama. Kultur bercerita telah mentradisi dari masa ke masa. Para orang tua
membacakan buku dongeng dan mitologi sebelum tidur. Tujuannya untuk membentuk
karakter. Lain halnya dengan di Jepang—untuk menumbuhkan minat membaca,
pemerintah Jepang mewajibkan sekolah TK untuk membacakan buku cerita 1—3 kali
sehari kepada anak. Selain itu, orang tua di Jepang juga mempunyai kebiasaan
liburan yang tidak lazim, yakni mengajak anaknya ke perpustakaan untuk membaca
buku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pada dasarnya literasi tidaklah tumbuh
sendiri, melainkan ditumbuhkan. Literasi musti diajarkan dan dibiasakan. Literasi
harus didukung oleh lingkungan karena pada dasarnya anak akan tumbuh dan
berkembang sesuai dengan lingkungan dimana ia dibesarkan. Untuk itulah perlunya
kesadaran keluarga untuk menciptakan lingkungan yang berorientasi literasi. Sudah
saatnya keluarga Indonesia menghidupkan kembali kebiasaan lama, yakni bertutur
menjelang tidur—mendongengkan kisah kepada anaknya—sebab mendongeng itu sangat
baik. Telah banyak penelitian mengenai manfaat mendongeng terhadap penumbuhan
budaya literasi pada anak. Oleh sebab itu, mari kita mendongeng. Mari
membudayakan literasi di tengah keluarga kita—sekarang juga!</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
</div>
#SahabatKeluarga<br />
#LiterasiKeluarga<br />
#LombaBlog<br />
#PendidikanKeluargapengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2072613208466658314.post-78498570824278343632019-04-06T06:11:00.000-07:002019-04-06T06:15:43.302-07:00SAAT HUTAN-HUTAN LESTARI MULAI TERSISIH, APA YANG AKAN TERJADI?<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">SAAT HUTAN-HUTAN LESTARI MULAI
TERSISIH,</span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">APA YANG AKAN TERJADI?</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="center" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">HILANG DALAM
KELAM<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div align="center" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">Hutan</span><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">ku, </span><span lang="IN" style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">Bergumul
dalam deru</span><span lang="IN" style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">Terseok penuh
liku</span><span lang="IN" style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;"><br />
</span><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">Tercabik
sungguh pilu</span><span lang="IN" style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;"><br />
<br />
Hutan</span><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">ku,<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">Jadi rebutan orang<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">Dicengkram tangan penguasa<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">Digusur hingga lebur<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">Diremuk tanpa bentuk<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">Dilacur sampai hancur<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;"><br />
Hutan</span><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">ku,<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 115%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">Berjuta
asa <br />
R</span><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">ajut hari
tanpa daya</span><span lang="IN" style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;"><br />
Diam membungkam <br />
Hilang dalam kelam<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">(Alamsari)<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Jajaran pepohonan hijau lestari. Selayar dedaun menarik hati.
Binatang hutan riang menari. Sunyi sepi damaikan diri”.<o:p></o:p></span></i><br />
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Apa yang kau pikirkan tentang hutan,
kawan? Hutan adalah rumah bagi manusia. Ia membawa berjuta makna. Banyak
manfaat yang didapat. Sejak awal bumi tercipta, hutan telah ada. Ia menyelimuti
seluruh penjuru negeri. Menjadikan dunia hijau penuh aroma. Aroma kesegaran
yang menenangkan jiwa. Manusia dengan akalnya diberikan amanah oleh Tuhan yang
Maha Kuasa. Memanfaatkan hutan sebaik-baiknya. Boleh saja mendapatkan
keuntungan sebanyak-banyaknya. Namun harus tetap mengacu pada batasan yang ada.
Menjamin keberlangsungan hutan agar tetap lestari. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Menuju Pengelolaan <a href="http://www.lestarihutan.id/">Hutan Lestari</a><o:p></o:p></span></b></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgatgu3f9iSr70tGXtTVlyOBRc4W41se8r_O3ztmxdrth2La0NCPUA8aZBSVCjDoqO_zh6L0vxgwQWNFr1LQ-VpPbRSAIq53y1gdU6Sevq5O9IPR231re4TAeAWRuW3rCKegFEsZclVOr0N/s1600/IMG_20190323_085708.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="898" data-original-width="1600" height="177" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgatgu3f9iSr70tGXtTVlyOBRc4W41se8r_O3ztmxdrth2La0NCPUA8aZBSVCjDoqO_zh6L0vxgwQWNFr1LQ-VpPbRSAIq53y1gdU6Sevq5O9IPR231re4TAeAWRuW3rCKegFEsZclVOr0N/s320/IMG_20190323_085708.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>(Topik Forest Talk with Blogger Palembang)</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 301.55pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Rumahku ada di ujung kota. Sekitar
tahun 80-an, masih sedikit orang yang tinggal di sana. Tak heran, masih banyak
hutan di sana. Banyak pepohonan hijau menyejukkan mata. Kala malam tiba, suara
jangkrik riang bernyanyi. Kunang-kunang berpijar terbang menari. Kala malam
gelap tiba, ribuan laron datang silih berganti. Masa kecilku dihabiskan dengan
berpetualang. Menyusuri hutan, mencari burung. Mencari belalang, kupu-kupu, dan
capung. Memetik buah jambu monyet yang tumbuh liar. Memanjat pohon dan
bergelantungan di atasnya. Sungguh menyenangkan. Hari silih berganti.
Pertambahan penduduk tak terhindari. Kebutuhan akan lahan semakin meningkat.
Tempatku yang dulu asri, kini gersang sekali. Tak ada lagi jajaran pohon hijau.
Semua telah berganti rupa menjadi rumah-rumah mewah. Tak ada lagi udara segar.
Yang ada hanyalah kesesakan dan polusi udara. Dan kini jika ke Palembang,
satu-satunya hutan yang masih tersisa adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Hutan Wisata Punti Kayu</i>”. Dahulu, sewaktu masih SLTP, guruku
pernah berkata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Indonesia adalah
paru-paru dunia”</i>. Sebagai paru-paru dunia, hutan telah memberi nafas bagi
manusia. Tanpa hutan, manusia hanya akan mendapat bencana. Lalu bagaimana
eksistensi hutan sekarang? Apakah Indonesia masih layak dijuluki paru-paru
dunia?</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVwM_UA49od_5Moe1s-nj579GJMl8bLpyo1prC00OUpxBXw68aMb7qh6nTrpIfLoVCvWeiIkazN8lHaW1hPI34P8wl4bKIXdydnF803XGAtyycP7I1U-mnRUEADHHYhsBKqoB9U7Vz_qPb/s1600/IMG_20190323_100510.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="898" data-original-width="1600" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVwM_UA49od_5Moe1s-nj579GJMl8bLpyo1prC00OUpxBXw68aMb7qh6nTrpIfLoVCvWeiIkazN8lHaW1hPI34P8wl4bKIXdydnF803XGAtyycP7I1U-mnRUEADHHYhsBKqoB9U7Vz_qPb/s320/IMG_20190323_100510.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>(Para Pembicara dalam Forest Talk with Blogger)</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Suatu waktu, aku mendapatkan
kesempatan mengikuti acara “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Forest Talk
with Blogger”</i>. Sebuah acara yang digagas oleh <a href="http://yayasandoktorsjahrir.id/">Yayasan Doktor Sjahrir (YDS)</a> bekerjasama
dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Climate Reality Indonesia</i>.
Doktor Sjahrir sendiri adalah seorang aktivis, sekaligus ekonom dan politisi
Indonesia. Acara yang bertajuk “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Menuju
Pengelolaan Hutan Lestari</i>” itu digelar di <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Benteng Kuto Besak Teather</i> dan diikuti oleh 45 orang blogger dari
berbagai penjuru Sumatera Selatan khususnya Palembang. Dalam kesempatan itu
pula, hadir beberapa narasumber yang sangat ahli di bidangnya, diantaranya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dr. Amanda Katili Niode (Manager Climate
Reality Indonesia), Dr. Atiek Widayati (Tropenbos Indonesia), Murni Titi
Resdiana (Kantor Utusan Khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim), dan Bapak Janudianto (APP Sinar Mas).</i>
Acara tersebut sangat bagus sekali. Sungguh menambah wawasan dan pengetahuan.
Aku sangat bersyukur dapat mengikuti kegiatan tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">“Tahun 2018, Indonesia mengalami 2481 bencana, 97% bencana
hidrometeorologi, dan mengakibatkan 10 juta orang menderita dan mengungsi”</span></i><span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> (Dr. Amanda Katili Niode). </span><span style="font-family: "cambria" , serif; text-indent: 0.5in;">Apa yang menyebabkan timbulnya bencana
tersebut? Tak lain akibat ulah manusia itu sendiri. Aktivitas manusia yang
berlebihan harus diakui telah memunculkan masalah baru bagi bumi. Pemanasan
global adalah dampak yang paling dirasa. Bumi semakin sukar diprediksi. Suhu
global meningkat. Terjadi cuaca ekstrem hampir di seluruh negeri. Samudra
memanas dan es meleleh. Gejala rusaknya tatanan bumi telah nyata di hadapan
mata. Harus diakui, setiap sektor industri adalah penyumbang dalam
meningkatknya pemanasan global tersebut. Setidaknya ada enam sektor yang paling
berpengaruh dalam meningkatkan pemanasan global tersebut, yakni </span><i style="font-family: cambria, serif; text-indent: 0.5in;">sektor lahan kehutanan (61,6%), sektor energi
(26,2%), sektor pertanian (8,2%), sektor limbah (3,2%), sektor industri (0,7%),
dan sektor penerbangan (0,1%)</i><span style="font-family: "cambria" , serif; text-indent: 0.5in;">. Di satu sisi, keberadaan sektor tersebut
sangat dibutuhkan oleh manusia. Namun di sisi lain, juga menimbulkan dampak
yang buruk bagi kelestarian bumi. Lalu bagaimana seharusnya kita bersikap?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Harusnya dampak buruk yang
ditimbulkan oleh sektor tersebut diimbangi pula dengan aksi nyata yang ramah
lingkungan. Kita tahu minyak dan batu bara sebagai komoditi langka yang saat
ini begitu mahal harganya. Harganya yang mahal itulah menjadikan eksploitasi bumi
semakin tidak terkendali. Keberadaannya pun kini sudah semakin langka. Untuk
itu diperlukan solusi untuk mengurangi pemanasan global tersebut. Salah satunya
adalah dengan cara beralih dari penggunaan energi tak terbarukan menuju energi
terbarukan. Di Pulau Sumba, misalnya pada tahun 2025 akan menggunakan 100%
energi terbarukan. Energi kincir angin yang memanfaatkan tenaga dorongan angin
untuk menciptakan daya listrik. Melalui perpaduan kearifan tradisonal dan
kemajuan teknologi, setidaknya telah mampu mengurangi ketergantungan terhadap
energi dari fosil bumi, seperti minyak dan batu bara. Manusia perlu pula
mengalihkan pola makannya. Walau nampak sederhana, peralihan pola makan dari
konsumsi daging menuju konsumsi sayur dan buah-buahan nyatanya diprediksi mampu
menyelamatkan 8 juta hidup manusia di tahun 2050 mendatang. Selain itu, dapat
pula menghemat biaya kesehatan dan kerusakan iklim hingga 1,5 triliun US dolar.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp6dtwXNuNnvyb_cUvbn-EjO0ezLLp7er_xJ6O6vWdKcXibB6fMgNCi5NzqWOYYuJz-GFsU0jd5wRsQvCbNPmQp32SmE4P_WopBhlWjhu1oaf790QRYRRaKq1oKzODVM5z2yWpTOnjd3aQ/s1600/Rusaknya+hutan+kalimantan.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="600" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp6dtwXNuNnvyb_cUvbn-EjO0ezLLp7er_xJ6O6vWdKcXibB6fMgNCi5NzqWOYYuJz-GFsU0jd5wRsQvCbNPmQp32SmE4P_WopBhlWjhu1oaf790QRYRRaKq1oKzODVM5z2yWpTOnjd3aQ/s320/Rusaknya+hutan+kalimantan.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(Rusaknya Hutan Kalimantan)<br />
<span style="font-size: 12.8px; text-indent: 0.5in;">(Sumber: </span><a href="https://www.mongabay.co.id/2014/03/09/foto-kerusakan-hutan-kalimantan-terkini-akibat-ekspansi-perkebunan-sawit/" style="font-size: 12.8px; text-indent: 0.5in;">https://www.mongabay.co.id/</a><span style="font-size: 12.8px; text-indent: 0.5in;">)</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Narasi kerusakan bumi dan isu
pemanasan global adalah masalah yang berkait dengan pengelolaan hutan. Mengapa
hutan? Karena hutan adalah rumah besar bagi manusia. Hutan dan vegetasi di
dalamnya mampu menyerap gas buangan karbon dioksida yang dihasilkan oleh
manusia. Penyerapan tersebut sungguh masif dan hanya mampu efektif dilakukan
oleh hutan. Indonesia patut bersyukur karena dianugrahi Tuhan dengan hutan yang
sangat luas. Akan tetapi keberadaan hutan Indonesia kian mengenaskan. Data
menyebutkan bahwa setiap tahun Indonesia kehilangan sekitar 684 ribu hektar
hutan. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Penyumbang terbesar dari
hilangnya hutan Indonesia adalah akibat deforestasi, degradasi, dan konversi
hutan”</i> (Dr. Atiek Widayati). Lalu apa itu deforestasi? Deforestasi adalah
perubahan permanen dari areal berhutan menjadi tidak berhutan akibat aktivitas
manusia. Degradasi merupakan perusakan atau penurunan kualitas hutan. Sedangkan
konversi adalah segala bentuk alih fungsi lahan hutan. Dalam skala besar
konversi berbentuk alih fungsi hutan dari pepohonan menjadi hutan tanaman,
misalnya kelapa sawit. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Suatu ketika saya pulang ke kampung
halaman. Sudah hampir 20 tahun saya tidak mudik ke kampung. Di kampung, kami
sudah tidak punya rumah. Ibu dan bapak saya sudah menetap di Palembang sejak
lama. Tentu saja ajakan ibu untuk mudik ke kampung mengunjungi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Wak</i> yang ada di sana, saya sambut dengan
antusias. Saat itu musim duku dan durian. Ibu saya pernah bercerita di kampung,
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">wak</i> masih punya kebun duku dan
durian. Tentunya saya pikir dapat makan duku dan durian sepuasnya. Tetiba di
kampung, kenyataan lain yang justru saya dapati. Konversi hutan dari pepohonan
buah menjadi kelapa sawit telah terjadi. Warga kampung berlomba-lomba menanam
kelapa sawit dan menebang pohon duku dan duriannya. Demi kepentingan ekonomi,
mereka rela kehilangan warisan buah lokal khas Indonesia. Memang fenomena
konversi ini tidak hanya terjadi di kampung saya. Hampir di semua daerah di
Indonesia mengalami hal yang sama. Berbondong-bondong menanam kelapa sawit
untuk dijual buahnya. Saat itu memang harga kelapa sawit sedang tinggi. Namun
kini lihatlah akibatnya. Harga kelapa sawit turun drastis. Apalagi larangan
impor sawit yang baru-baru ini diberlakukan oleh Uni Eropa semakin membuat
harga sawit Indonesia kian anjlok. Jika benar-benar larangan itu diberlakukan
maka habislah segala. “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bukannya untung
didapat, melainkan buntung diraih. Hutan telah habis dibabat, kelapa sawit tak
laku dibeli</i>”. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Lalu apa akibatnya dari deforestasi, degradasi, dan konversi hutan
tersebut?</span></i><span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;"> Akibat yang nyata dan langsung terasa adalah
bencana kebakaran dan kabut asap. Masih ingat di tahun 2015 lalu, bencana
kebakaran hutan dan kabut asap melanda Indonesia. Bahkan asapnya mengganggu
hingga ke negara tetangga. Di tahun itu, setidaknya ada tujuh provinsi yang
terkena bencana, yakni <i style="mso-bidi-font-style: normal;">provinsi Riau,
Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah,
dan Papua. </i>Khusus di Sumatera Selatan, provinsi dimana tempat saya
tinggal—saya pun termasuk yang mengalami dampak kebakaran dan kabut asap
tersebut. Bahkan saat berangkat kerja di pagi hari saya harus melambatkan motor
pelan sekali. Hal itu dikarenakan jarak pandang sangat terbatas. Tak jarang,
saya terpaksa memberhentikan laju kendaraan dan menepi. Mata saya perih dan
rasanya tak sanggup menembus tebalnya kabut asap itu. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tidak hanya kebakaran dan kabut asap, bencana
lainnya adalah banjir dan tanah longsor. Bencana terbaru adalah banjir dan
tanah longsor yang terjadi di Sulawesi Selatan. Dari hasil investigasi ternyata
disebabkan oleh eksploitasi sumber daya hutan di hulu yang mengakibatkan
rusaknya hutan. <o:p></o:p></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8JgN-VeGi0AGuNAtnPfQvN5kTdiFOBaVRUvQQHnk7xiGRW06GUPzcZ_Gddu17T1I0s2QIg1iKuLvWbuUS2cRWawvv5nFFMqdYSMbfQ85fO8v9Zhca-ZrlGpI8Ghl3-AJRmeAm7CigZjKc/s1600/IMG_20190323_085538.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="898" data-original-width="1600" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8JgN-VeGi0AGuNAtnPfQvN5kTdiFOBaVRUvQQHnk7xiGRW06GUPzcZ_Gddu17T1I0s2QIg1iKuLvWbuUS2cRWawvv5nFFMqdYSMbfQ85fO8v9Zhca-ZrlGpI8Ghl3-AJRmeAm7CigZjKc/s320/IMG_20190323_085538.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>(Salah Satu Galeri yang Memamerkan Kerajinan<br />yang Terbuat dari Kayu Sisa Panglong)</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Lalu apa yang musti kita lakukan?
Tidak ada cara lain, selain mengembalikan fungsi hutan sedia kala. Untuk itu
diperlukan kolaborasi atau kerjasama antara pemerintah, organisasi sosial, dan
sektor swasta. Pemerintah melalui pembuatan kebijakan, organsisasi sosial sebagai
kontrol pelaksanaan kebijakan tersebut, dan sektor swasta selaku pengeksekuasi
yang menerapkan kebijakan. Lalu bagaimana dengan masyarakat umum? Apakah hanya
bisa bertopang dagu saja? Tentu saja tidak. Masyarakat justru dapat berperan
aktif membantu dalam mengembalikan fungsi hutan sedia kala. Caranya adalah
dengan mendukung pelestarian hutan dengan tidak menebang pohon serampangan. Cara
lainnya adalah dengan mendukung hasil hutan bukan kayu. Ada yang menarik untuk
hal yang satu ini. Dalam acara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Forest
Talk with Blogger</i>, saya mendapatkan pengetahuan baru bahwa selain kayu, ada
banyak hal yang dapat dimanfaatkan dari pohon, semisal daun, akar, bahkan buah.
Setidaknya hal itulah yang disampaikan oleh Ibu Murni Titi Resdiana selaku
Kantor Utusan Khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim. Ia bercerita
bahwa di sebuah kampung, ia melihat masyarakat lokal di sana memanfaatkan
kelapa untuk dibuat menjadi gula. <o:p></o:p></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxhGNkxNZgaXU-8ZalzJ4UPds4fXlE9fpQx8CB9iSuwtLVfwdDOGTsxRyK8D6YecqsE7az_JeVw8Z358ciAdNtbPiEsdTCnSFoxFXhssQR5Ht_8VVmBfDxEps02iChzzsIvGTWPv_Rl-Ji/s1600/IMG_20190323_131927.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="898" data-original-width="1600" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxhGNkxNZgaXU-8ZalzJ4UPds4fXlE9fpQx8CB9iSuwtLVfwdDOGTsxRyK8D6YecqsE7az_JeVw8Z358ciAdNtbPiEsdTCnSFoxFXhssQR5Ht_8VVmBfDxEps02iChzzsIvGTWPv_Rl-Ji/s320/IMG_20190323_131927.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">(<i>Galeri Wong Kito Memperagakan Ecoprint</i>)</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Dalam hal lainnya, upaya mendukung
produk bukan kayu dapat dilakukan pula dengan mengolah berbagai kerajinan dari
bahan alami. Daun lontar, misalnya dapat dimanfaatkan untuk dibuat kerajinan
tas dan dompet. Daun jati dapat dijadikan sebagai pewarna kain alami atau
pewarna minuman. Serat bambu dan pelepah pisang dapat diolah menjadi anyaman
tikar. Dalam kesempatan sesi kunjung pameran, dipamerkan bagimana pemanfaatan
produk ramah lingkungan tersebut sebagai komoditi bernilai jual tinggi. Salah
satunya oleh <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Galeri Wong Kito</i>. Galeri
yang bergerak di bidang usaha <i style="mso-bidi-font-style: normal;">fashion</i>
ini memamerkan berbagai kain dengan motif beragam dengan warna yang menarik.
Saya dan teman-teman berkesempatan secara langsung melihat bagaimana proses
pewarnaan dengan menggunakan bahan alami. Dengan beberapa helai daun jati yang
telah direndam dengan air tawas, mampu menciptakan motif dan warna yang sangat
menarik. Bahkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">fashion</i> yang
dihasilkan oleh <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Galeri Wong Kito</i> ini
telah merambah pasar internasional. Luar biasa bukan! “<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dari hal yang sederhana dan selama ini dianggap sebelah mata, jika
dimanfaatkan dengan baik justru dapat menjadi potensi yang luar biasa”</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Desa Makmur Peduli Api<o:p></o:p></span></b></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_O24_OLHcVkjMAedhBIiMeU14m60gI0zWOJ9Rdp-y1lUM9gU4Xlvpbhw3kXJsheSrRanoCMKZtW86qbEWDaMSosA_IAt0VBpu30fduFOKrWVPvjzqUlH1uvcYYESyeDpEzH3ELVZVk8-5/s1600/IMG_20190323_113959.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="898" data-original-width="1600" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_O24_OLHcVkjMAedhBIiMeU14m60gI0zWOJ9Rdp-y1lUM9gU4Xlvpbhw3kXJsheSrRanoCMKZtW86qbEWDaMSosA_IAt0VBpu30fduFOKrWVPvjzqUlH1uvcYYESyeDpEzH3ELVZVk8-5/s320/IMG_20190323_113959.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>(Penyampaian Materi DPMA oleh Bapak Janudianto)</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Dalam kesempatan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Forest Talk
with Blogger</i> hadir pula pembicara dari APP Sinar Mas, yakni Bapak
Janudianto. Satu hal yang menarik dari apa yang disampaikan oleh pembicara
tersebut adalah adanya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Desa Makmur Peduli
Api (DPMA).</i> Terus terang baru kali ini aku mendengar istilah itu. Lalu
seperti apa rupa desa tersebut? Desa Makmur peduli api merupakan program desa
binaan oleh APP Sinar Mas yang pada intinya bertujuan untuk mendukung
pengelolaan hutan lestari yang baik dan bertanggung jawab. Apa yang sebenarnya
mendasari pemikiran tersebut? Setidaknya ada lima hal yang menjadi konteks
dilaksanakannya program Desa Makmur Peduli Api tersebut, yakni <i style="mso-bidi-font-style: normal;">adanya perambahan dan pembakaran lahan;
monokultur ketersediaan sumber pangan di sekitar hutan; adanya masyarakat
miskin di sekitar tanah konsesi; adanya ragam praktek usaha tani namun
produktivitas rendah; dan banyaknya dusun yang tersebar di sekitar hutan</i>.
Dalam pelaksanaan DPMA tersebut, ada empat pilar yang menjadi inti program,
yakni <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Pencegahan</b> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(melalui tata kelola air dan menciptakan
masyarakat peduli api);</i> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Persiapan</b>
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Menciptakan sistim komando bencana,
pemetaan jalur patrol, dan mengadakan regu pemadam kebakaran);</i> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Deteksi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Dini</i></b><i style="mso-bidi-font-style: normal;"> (Melalui deteksi wilayah kebakaran, citra
thermal, dan pemantauan dari ketinggian)</i>; dan <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Respon Cepat</b> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">(Melakukan
pemadaman kebakaran oleh regu pemadam kebakaran dibantu helikopter pemadam
api).</i> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Keberadaan Desa
Makmur Peduli Api ini tersebar di lima provinsi, yakni Riau, Sumatera Selatan,
Jambi, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. Lalu apa saja kriteria desa
sasarannya? Dalam melakukan kemitraan, APP Sinar Mas menerapkan tiga kriteria,
yakni (1) Desa yang berada dalam konsesi atau di luar konsesi berjarak paling
jauh tiga kilometer; (2) Masyarakat desa tersebut memiliki interaksi yang erat
dengan sumber daya hutan; (3) Pernah terjadi kebakaran hutan dan lahan di desa
tersebut dalam tiga tahun terakhir, pembalakan liar, dan perambahan hutan. Nantinya,
kepada desa yang bermitra akan dilaksanakan MoU dan selanjutnya diberikan dana
hibah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan untuk membuat
usaha. Sebut saja Tuharno, petani andalan di Desa Unggul DPMA Kesuma, Riau.
Beliau telah sukses menjalankan usaha ternak kambing. Hingga saat ini kambing
yang dimilikinya sudah mencapai puluhan kambing.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sebagai informasi, hingga saat ini APP Sinar
Mas telah menyalurkan dana kepada 284 Desa. Dana tersebut dikelola oleh 77
lembaga Badan Usaha Milik Desa (bumdes), 8 Lembaga Koperasi, dan 199 Lembaga
Gapoktan. Bentuk-bentuk usahanya pun beragam mulai dari tanaman herba, buah,
sayuran, padi, perkebunan, ternak unggas, dan UMKM. Keberadaan Desa Makmur
Peduli Api ini diklaim mampu mengurangi kerusakan dan kebakaran hutan dan lahan
secara maksimal dan tentunya mampu pula meningkatkan pendapatan masyarakat
setempat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Blogger dan Hutan Lestari<o:p></o:p></span></b></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIstljsmGlnSn7bER14lp4Q61IxqKRUrqpYwmWdPImRmVe_27iHvdCoZ-7cshfjQMZLGuBHs5RvYfyZSrhJ7_rShPT-KwgThY3g_WNf0KbzJN2fp25WQFNVodZqolCibjS4TIVvMNMcNEJ/s1600/Foto+blogger+forest.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="780" data-original-width="780" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIstljsmGlnSn7bER14lp4Q61IxqKRUrqpYwmWdPImRmVe_27iHvdCoZ-7cshfjQMZLGuBHs5RvYfyZSrhJ7_rShPT-KwgThY3g_WNf0KbzJN2fp25WQFNVodZqolCibjS4TIVvMNMcNEJ/s320/Foto+blogger+forest.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>(Foto Bareng Narasumber dan Blogger Palembang)<br />(Sumber Foto: <a href="http://www.lestarihutan.id/">www.lestarihutan.id</a>)</i></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Pemerintah sadar betul bahwa dalam menjaga kelestarian hutan tidak bisa
dilakukan sendiri. Dibutuhkan kerjasama antarpihak. salah satunya adalah
melalui para blogger. Untuk itulah Yayasan Doktor Sjahrir Indonesia bekerjasama
dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Climate Reality Indonesia</i> melalui
acara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Forest Talk with Blogger</i>
menggandeng para blogger. Teknologi yang semakin canggih telah membawa
perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan. Kecanggihan teknologi telah mematahkan
kekakuan ruang dan waktu. Melalui teknologi, siapapun dapat dengan mudah
mengakses berbagai informasi dimanapun dan kapanpun. Data menyebutkan bahwa
hingga tahun 2017 sebanyak 143 juta orang Indonesia telah mengakses internet.
Dari data tersebut diketahui pula bahwa dalam sehari, 43,89% orang Indonesia
mengakses internet selama 1—3 jam per hari; 29,63% mengakses 4—7 jam per hari;
dan 26,48% mengakses internet 7 jam per hari. Luar biasa! Hal itu menunjukkan
bahwa peran media digital sangat penting bahkan telah menjadi bagian dalam
kehidupan sehari-hari.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Oleh karena
itulah, Yayasan Doktor Sjahrir Indonesia memandang para blogger memiliki
peranan penting dan diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam mengampanyekan
pentingnya pengelolaan hutan lestari di Indonesia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Bagaimana caranya? Tentu saja melalui
tulisan. Para blogger melalui ide dan pemikiran kreatifnya dapat menuliskan
berbagai informasi yang penting untuk diketahui. Memberitakan informasi
mengenai pengelolaan hutan lestari;<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>kemitraan pemerintah, pihak swasta, LSM, dan masyarakat yang sangat
penting untuk mencegah laju kerusakan hutan dan tentunya meningkatkan penanaman
hutan kembali di kawasan yang telah rusak. Para blogger juga diharapkan dapat
mengangkat pemberitaan mengenai masalah pentingnya meningkatkan ekonomi desa
dengan memanfaatkan program perhutanan sosial, yaitu menanam pohon-pohon yang
dapat menjadi bahan baku produk unggulan desa, dan menggulirkan ekonomi kreatif
di desa tersebut. Melalui tulisan para blogger yang disebarluaskan diharapkan
dapat memberikan informasi yang edukatif dan bermanfaat bagi masyarakat yang
membaca. Dan pada akhirnya Sayyid Quthb pernah berkata <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Jika satu peluru hanya mampu menembus satu kepala, maka satu tulisan
dapat menembus berjuta-juta kepala”</i>. Satu tulisan tentang pengelolaan hutan
lestari semoga mampu memberikan pencerahan kepada kita semua dan semoga hutan-hutan Indonesia agar tetap lestari. Semoga saja!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><i>Menjelang malam marilah makan</i></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><i>Hidangan lezat wajah berseri</i></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "cambria" , serif;"><i>Marilah kita menjaga hutan</i></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Agar selalu rindang lestari</span></i><span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-family: Andalus; mso-fareast-font-family: DotumChe; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Terima kasih terkhusus saya ucapkan kepada <a href="http://yayasandoktorsjahrir.id/">Yayasan Doktor Sjahrir(YDS)</a> dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Climate Reality Project</i>
Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti acara <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Forest Talk with Blogger.</i> Semoga apa
yang telah saya terima dapat bermanfaat bagi diri saya pribadi dan khususnya
bagi orang-orang di sekitar saya. Untuk informasi lebih lengkap mengenai hutan dan pengelolaannya silakan klik <a href="http://www.lestarihutan.id/">www.lestarihutan.id</a><o:p></o:p></span></div>
<br />pengingatkuhttp://www.blogger.com/profile/03133835421701779508noreply@blogger.com5