Selamat Datang di www.pengingatku.blogspot.com

Saturday 4 February 2017

GURU PARAH

Pernah melihat guru parah? Saya sudah. Bahkan banyak. Di hampir setiap sekolah mudah ditemui guru parah. Apa itu guru parah? Guru parah adalah guru yang tidak layak disebut guru. Guru yang tidak tahu bagaimana mengajar. Guru yang tidak tahu bagaimana mendidik. Guru yang tidak memiliki kompetensi profesional. Intinya guru parah adalah guru yang tidak mengerti apa yang telah mereka lakukan.
Aneh bukan? Memang aneh. Padahal dulu sewaktu kuliah mereka mendapatkan semua pengetahuan sebagai seorang guru. Namun setelah bekerja sebagai guru kok mereka ibarat drum air yang bocor. Melompong tak ada isi.
Saya pernah melihat seorang guru agama tidak tahu bagaimana cara khotbah jumat. Ketika disuruh membaca doa dia tidak bisa berdoa. Saya juga pernah melihat guru bahasa indonesia yang sangat parah. Ketika disuruh mengajar dia mengaku tidak bisa mengajar. Dia tidak mengerti materi bidang yang ia ajarkan. Saya pernah melihat guru bahasa inggris yang justru tidak lancar ngomong bahasa inggris. Saya pernah melihat guru matematika ketika disuruh menjumlah hitungan sederhana kok hasilnya salah. Saya pernah melihat guru sejarah yang kurang update informasi perkembangan sejarah. Padahal sejarah selalu berubah seiring dengan terungkapnya berbagai fakta atas penemuan baru. 
Guru-guru yang saya contohkan di atas adalah guru parah yang sangat parah. Guru seperti itu sangat berbahaya. Jika dibiarkan lama-lama maka ia bisa menyebabkan kerusakan parah pada siswa. Sama halnya seperti seorang dokter yang parah. Dokter yang tidak tahu mendiagnosa penyakit. Maka jika dibiarkan bisa menyebabkan pasien meninggal dunia.
Di dekat rumah saya ada sekolah dasar (sd). Gurunya sangat parah. Siswanya diberikan soal yang jawabannya tidak ada di buku. Kata gurunya, mereka harus mencari jawabannya di internet. Eh walah. Ini guru parah sekali. Padahal si guru juga tidak bisa internet. Padahal juga siswanya orang miskin semua. Di rumah mereka tak ada internet. Mau makan saja mereka harus berhutang ke warung sebelah.
Guru parah sepertinya harus segera dikarantina. Guru seperti itu harus diberi treatmen khusus sebab penyakitnya sudah terlalu parah. Penyakitnya sudah sampai merusak otak. Tidak cukup hanya dengan pelatihan singkat saja.
PLPG misalnya. Hampir kebanyakan guru parah itu nyatanya sudah sertifikasi. Sudah mengikuti PLPG. Kok bisa lulus ya? Parahnya pula mereka memegang sertifikat profesional. Tetapi kok di sekolah mereka seperti tak berisi ya. Lalu lari kemana ilmunya? Kalau saya perhatikan fenomena munculnya guru parah dimulai sekitar tahun 2005. Apa penyebabnya saya tak akan bincangkan di sini. Yang jelas sejak tahun itu hingga sekarang bermunculanlah guru parah. 
Calon guru parah juga banyak kita jumpai. Di universitas tertentu calon guru parah bahkan jumlahnya mencapai ratusan. Mengapa calon guru parah bisa tercipta? Ya, bisa. Jika nilai matakuliah sudah diobral habis-habisan. Jika kuantitas sudah lebih penting dari kualitas. Maka saat itu kita akan mendapati calon guru parah tercipta. Hasilnya jangan terkejut jika ada calon guru yang tidak berilmu. 
Guru parah berbeda dengan guru payah. Guru payah kedudukannya agak lebih mulia dibanding guru parah. Alhamdlulillah saya belum menemukan guru parah di mgmp bahasa indonesia kita, kecuali satu atau dua. Mereka ini notabenenya juga jarang aktif di mgmp.
Guru parah memang merusak masa depan pendidikan Indonesia. Makanya menteri pendidikan sampai terheran-heran kok bisa seorang guru apalagi yang sudah sertifikasi justru tidak menguasai kompetensi profesionalnya sendiri. Menteri merasa geram sekali. Dari itulah menteri pendidikan berupaya melakukan segala cara untuk memperbaiki guru tersebut.
Jika kita merasa hidup kita bergantung pada profesi kita maka tekunilah dengan sebaik-baiknya. Ibarat seorang montir maka dia harus menjadi montir yang ahli jika ingin bengkelnya laris manis. Seorang guru harus meningkatkan kompetensinya jika ia ingin dihargai. Bagaimana bisa mendidik anaknya sendiri jika mendidik anak orang lain saja ia tidak bisa. Bukankah kebahagiaan seorang guru jika bisa menjadikan anak-anaknya berhasil dunia akhirat?
Akhirnya saya simpulkan tulisan saya ini. Guru parah sangat berbaya. Ia dapat merusak generasi bangsa. Kepada sahabat-sahabat, saya harap jangan tersinggung membaca tulisan ini. Kalian yang saya kenal adalah guru idaman bangsa yang dinanti-nanti anak didiknya. Kalian adalah guru yang memiliki kompetensi dan tidak termasuk ke dalam kategori guru parah ini. Semoga tulisan ini menginspirasi agar kita selalu menjadi lebih baik.

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentarnya ya! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan!