Selamat Datang di www.pengingatku.blogspot.com

Thursday 27 November 2014

KUMPLAN PERMEN KURIKULUM

PERMEN KURIKULUM 2013

Permen atau Peraturan Menteri adalah dasar bagi guru dalam melaksanakan Kurikulum 2013. Pada hakikatnya, semua proses pendidikan yang dilakukan tidak boleh menyimpang dari Permen yang ada. Berikut ini saya lampirkan berbagai Permen Kurikulum 2013 yang mungkin berguna bagi kita semua.

KUMPULAN PERMEN:

TATA CARA PENILAIAN HASIL BELAJAR TERBARU

"TATA CARA PENILAIAN HASIL BELAJAR TERBARU SESUAI PERMEN 104 TAHUN 2014"


Kamis, 27 Novemember 2014, saya menghadiri acara sosialisasi Permen 104 tahun 2014 tentang tata cara penilaian dan evaluasi hasil belajar siswa. Acara ini dikususkan untuk semua wakil bidang Kurikulum di SMP/ MTS se-Kabupaten Ogan Ilir. Sosialisasi ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Indralaya Utara. Tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk menyamakan persepsi terkait penilaian hasil belajar siswa serta tata cara pengisian rapor berdasarkan Kurikulum 2013.

Nah, buat teman-teman guru, berikut ini saya berikan inti dari pembiacaraan terkait permen 104 tahun 2014 tersebut.





Nah, semoga file-file tersebut dapat bermanfaat untuk kita semua. Selamat beraktivitas. Jayalah pendidikan Indonesia.

PEELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

KIAT-KIAT MEMBUAT PTK YANG BERNILAI JUAL DAN BERPOTENSI MENANG LOMBA

Oleh Alamsari, M. Pd.


"PTK YANG TIDAK BIASA"

Tahukah kamu PTK seperti apa yang dapat diikutkan lomba dan berpotensi menang?
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berdasarkan tujuannya ada 2 jenis:

1. PTK untuk kepentingan pribadi. PTK ini dapat digunakan sebagai dokumentasi pribadi guna memperbaiki kualitas pembelajaran. Bisa juga dijadikan bahan untuk pengajuan kenaikan pangkat sub unsur pengembangan diri. PTK jenis ini tidak perlu memilih judul yang menarik. Yang penting dikuasai dan mudah dilakukan itu sudah cukup.

2. PTK untuk tujuan Lomba. PTK jenis ini haruslah memperhatikan berbagai aspek penilaian lomba. Mulai dari judul, isi, hingga administrasi. Khusus judul, PTK yang ingin diikutsertakan lomba haruslah memilih judul yang menarik (TIDAK BIASA-BIASA SAJA). Tipsnya, buatlah judul yang menggunakan singkatan2 dan terkesan aneh. Kemudian usahakan judul tsb dihubungkan dg teknologi. Nah, kalau judul sudah menarik, maka juri akan tertarik juga untuk membaca PTK kita.

Di bagian atas sudah sekilas saya bincangkan bahwa untuk mengikuti lomba maka judul PTK yang dipilih harus menarik. Salah satunya dg menggunakan singkatan2. Pertanyaanya, kenapa harus menarik?
Nah, logikanya gini. Untuk event skala nasional biasanya yang ngirim PTK itu jumlahnya seribu lebih. Sedangkan waktu penjurian sangat singkat sekitar 2-3 minggu. Lalu, dalam jangka waktu pendek tersebut apakah Juri sanggup membaca semua PTK itu?
Jawabnya mungkin saja bisa. Tetapi dg catatan si Juri selama 3 minggu harus bergadang tanpa tidur dan tanpa melakukan aktivitas lain. Nah, kalau begitu gak mungkin bangetz kan kalau semua PTK yang masuk dibaca semua.
Kuncinya ada di judul PTK. Juri akan melihat judul PTK terlebih dahulu. Kalau judulnya TIDAK BIASA makan akan juri pisahkan dulu dari judul YANG BIASA. PTK dg Judul YANG BIASA akan langsung dimasukin gudang tanpa dibaca.
Setelah berhasil memisahkan PTK BERJUDUL BIASA DAN TIDAK BIASA, maka juri akan mulai membaca PTK DG JUDUL TIDAK BIASA. Setelah dibaca barulah juri memutuskan PTK mana yang layak masuk finalis. 

********
Apa yang menjadi ciri PTK yang menjadi idaman juri? Selain judul, ada beberapa ciri PTK yang dapat membuat juri jatuh cinta. Mau tahu?
Gampang! PTK yang didambakan juri adalah PTK yang mengintegrasikan substansi dan teknologi informasi (TIK). Nah loh, gimana pula maksudnya?
Gini, kenapa juri kepincut sama PTK yang berbasis TIK? Alasannya karena seiring perkembangan zaman, pembelajaran memang dituntut untuk menyelaraskan dengan arus globalisasi. Salah satunya, perkembangan teknologi. Pembelajaran abad 21 adalah pembelajaran yang tak mengenal jarak dan waktu. Kapanpun dan dimanapun, siswa dan guru dapat menimba pengetahuan sebanyak-banyaknya.
Nah, kenapa musti PTK berbasis TIK sih?
Gini! Simple aja. Juri lomba PTK berasal dari kementrian, akademisi, dan profesional yang ahli dibidangnya dan mengikuti perkembangan zaman. Jadi, selera juri juga akan menyesuaikan selera zaman.
Jadi, kalau mau menang lomba, apakah musti PTK berbasis TIK?
Ya! Nggak juga sih. Buktinya banyak juga PTK yang tidak mengintegrasikan TIK bisa masuk finalis dan bahkan beberapa diantaranya menang lomba. Namun, tentu peluang PTK yang tidak mengintegrasikan TIK untuk masuk final lebih kecil dibandingkan PTK yang mengintegrasikan TIK.
Apakah PTK berbasisTIK sudah pasti bisa tembus finalis?
Ya! Nggak juga sih. Kembali lagi pada point pertama, judul. Kalau judul PTK biasa-biasa saja, walaupun mengintegrasikan TIK, ya pasti gak jamin juga masuk finalis. 

*********
Judul menarik! Pun mengintegrasikan TIK! Lalu, apa lagi ya? Dua itu sajakah?
Ya, tidak juga sih! Ada satu lagi yang paling penting, yakni hasil dan pembahasan PTK. Loh, kok langsung hasil sih? Ya, dong! Juri akan mengetahui bagaimana PTK yang kamu buat melalui hasil dan pembahasan. Kebanyakan peserta lomba tidak mampu menguraikan hasil dan pembahasan dengan baik. Lalu, bagaimana hasil dan pembahasan yang baik tersebut?
Nah, untuk yang satu ini saya sendiri agak bingung. Soalnya, setiap juri memiliki pandangan yang berbeda-beda. Tetapi, intinya begini. Dalam hasil dan pembahasan cukup paparkan saja proses pelaksanaan tindakan dari pertama sampai terakhir. Hasil penelitian dituangkan dalam bentuk tabel dan grafik atau diagram. Boleh pula membubuhkan gambar atau foto yang relevan di sela-sela hasil dan pembahasan itu. Foto tersebut gunanya untuk menambah daya tarik juri ketika membacanya. Memang sih, kebanyakan PTK justru fotonya diletakkan di lampiran. Hal itu boleh-boleh saja. Namun, perlu diingat foto yang diintegrasikan dalam teks hasil dan pembahasan akan lebih memiliki kekuatan dibandingkan dengan foto yang diletakkan di lampiran.
Nah, kalau hasil dan pembahasan sudah diuraikan dengan baik dan jelas, ada kemungkinan PTK kita akan masuk finalis. 

 *********
Judul oke. Isi kece. Terus apalagi ya? Oh, ya! Lampiran! Ya, lampiran memegang peranan penting juga loh! PTK yang berkualitas adalah PTK yang dilengkapi dengan BUKTI-BUKTI valid yang mendukung isi PTK yang kita buat. Juri tidak akan percaya begitu saja isi PTK yang kita buat sebelum melihat bukti fisik yang kita lampirkan. Lalu, apa saja sih bukti fisik yang musti kita lampirkan?
Ya! Semuanya yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan,dan evaluasi. Lembar evaluasi, instrumen penilaian, hasil kerja siswa, angket, jurnal guru, jurnal siswa, foto-foto, pokoknya, semuanya dilampirin. Terus apa lagi?
Apalagi ya! Hem! Oh ya, nih senjata ampuh yang kalau dilampirkan maka PTK yang kita buat akan memiliki nilai jual tinggi sehingga berpotensi menang, yakni rekaman. Ya! Kalau bisa PTK yang kita buat disertakan pula lampiran CD hasil rekaman pelaksanaan PTK di kelas. Rekaman pelaksanaan PTK akan membuktikan bahwa PTK yang kita buat benar-benar orisinil. Selamat mencoba ya!



GROUP GURU SUMSEL BERKARYA DAN BERPRESTASI

LATAR BELAKANG GROUP GURU SUMSEL BERPRESTASI DAN BERKARYA"


Guru-guru yang saya masukkan dalam group ini adalah guru-guru hebat semuag loh! Mulai dari guru berprestasi tingkat kabupaten, tingkat provinsi, tingkat nasional sampai guru-guru berkarya yang berhasil masuk finalis bahkan memenangkan penghargaan tingkat nasional. Tetapi sayangnya, belum ada wadah yang menyatukan mereka semua. Sehingga guru-guru sumsel yang hebat-hebat ini berpecah belah. Akibatnya, guru-guru sumsel kurang bertaring di kancah nasional. Terus terang, saya iri melihat betapa bersatunya guru-guru di Jawa. Mereka terkumpul dalam satu group medsos. Mereka saling memberi dan memotivasi untuk berprestasi dan berkarya. Tak dinyanah, guru2 Jawa senantiasa menjadi yang terdepan dalam berbagai ajang. Sebut saja, INOBEL, LKG, BEST PRACTICE, OLIMPIADE TINGKAT GURU, GURU BERPRESTASI, FORUM ILMIAH GURU--Posisi terdepan selalu ditempati mereka JATENG, JABAR, JATIM. Saya harap, melalui group ini, guru-guru Sumsel dapat semakin jaya. Mari kita saling memberi dan berbagi untuk saling berprestasi dan berkarya.

Nah, bagi temen-temen guru Sumsel yang ingin bergabung di group ini silahkan klik GRUP GURU SUMSEL BERKARYA DAN BERPRESTASI

JENISJENIS LOMBA GURU

"EVENT TAHUNAN"


Tahukah kamu?
Setiap tahun, di Provinsi Sumsel dan juga Kemdikbud selalu mengadakan event perlombaan antar guru. Namun sayangnya, beberapa event tersebut kurang disosialisasikan terutama melalui web atau medsos. Berikut ini event tahunan yang senantiasa diadakan.

TINGKAT PROVINSI SUMSEL
1. LKTI ANTAR GURU dan atau LOMBA MEDIA TIK: lomba ini diadakan sekitar bulan april sampai juli setiap tahunnya. Hadiah yang disediakan lumayan juga loh. Tahun 2015, kita ikutan yuks?


LOMBA KEMDIKBUD TINGKAT NASIONAL
1. LOMBA KREATIFITAS GURU (LKG): Lomba ini boleh diikuti oleh guru2 semua jenjang mulai SLB sampai SMA. Hadiahnya puluhan juta rupiah plus lapetope. Namun untuk menembus lomba ini cukup sulit. Pesaingnya ribuan orang. Tahun 2015, kita ikut yuks?


2. BEST PRACTICE GURU TINGKAT SMA: lomba ini khusus buat guru SMA/SMK. Peluangnya guede loh. Setiap tahun paling hanya sekitar 200 guru saja yang ikut. Yang masuk finalis sekitar 100 orang. Nanti dipilih 10 karya terbaik yang akan mendapat puluhan juta rupiah. Yang SMA, tahun 2015, ikut ya!

3. INOVASI PEMBELAJARAN TINGKAT SD DAN SLTPT: Nah, kalau best practice khusus buat SMA, Inobel khusus buat SD n SMP. Namun sayang, event yang satu ini sedikit yang ikut. Syarat untuk ikut event ini ribet. Tetapi, hadiahnya guede loh. Yg masuk 99 besar bakal dapet duit 8.500 ribu plus lapetope. Dahsyat kan! Saya yakin, kalau guru Sumsel ikut pasti tembus 99 besar. Tahun depan ikut yuks?

4. FORUM ILMIAH GURU (FIG): Nah, event yang satu ini malah asing bangets di telinga kita. Padahal hadiahnya guede loh. Syarat ikut, yakni guru berprestasi atau karya tulis juara 1 dari tiap kabupaten. Tahun 2015, ikut yuks?

5. OSN, ONIP, DAN OSEBI: kalau yang ini khusus buat guru eksak n guru Bahasa serta seni.

6. Kompetisi Microsoft Indonesia: nah yang ini diadain Microsoft Indonesia. Syaratnya kudu bisa bing. Kompetisi ini adalah kompetisi guru dalam bidang TIK. Pemenang akan tanding dg guru2 dari asia lainnya.

Nah, itulah event yang saya ketahui. Mari mulai sekarang kita rencanakan penelitian buat menembus event-event tersebut. Semangat semuanya.

Wednesday 26 November 2014

CERMIN

Misteri Pohon 13

Saat itu hari masih gelap gulita. Kalau kumelihat arlojiku, sudah pukul 23.00 WIB.
“ Ayo…kita berangkat. Waktu kita cuma tiga hari di sini.” Ungkap Salman yang sekaligus ketua Rohis kami. Padahal saat itu kami baru saja tiba di vila.
Ya! Liburan sekolah tahun ini, kami memang berencana ingin menaklukkan puncak gunung Dempo. Satu-satunya gunung di propinsi Sumatera Selatan. Letaknya ada di kota Pagaralam. Konon katanya, gunung Dempo masih belum terjamah alias masih alami. Untuk menuju ke puncaknya, trek yang harus kami lalui sungguh berliku dan terjal. Sungguh menantang adrenalin.
“ Kita istirahat di sini saja!” Perintah Salman.
Segera saja, kami pun menuruti perintahnya. Kami memasang tenda untuk beristirahat sejenak. Kalau dihitung-hitung, sudah tiga jam kami berjalan. Kaki kami pun terasa pegal-pegal semua.

**********
“ Ayo…..Bangun semua!” Teriak Salman kepada kami. Kami kaget bukan main. Suaranya begitu menggelegar. Saat itu memang sudah subuh. Sebagai seorang anggota Rohis, tak patut kalau kami meninggalkan Sholat walau hanya sekali.
Suasana alam pegunungan saat itu sungguh indah. Udaranya begitu segar. Hamparan kebun teh yang hijau begitu menyejukkkan mata.
“ Hai nak….Kalian mau kemana?” Tiba-tiba terdengar suara seorang pria tua dari arah belakang kami.
“ Mau naik gunung Pak. Ke puncak Dempo” Tukas kami bersama-sama.
“ Kalau mau naik, jangan lewat jalan pohon 13 ya! Berbahaya nak. Nanti kalian bisa tersesat.” Timpal Pak tua itu lagi.
Kami hanya tersenyum. Mendengar perkataan Pak tua itu.
“ Dengar teman-teman, tak usah begitu dipercaya apa yang Juru Kunci tadi katakan. Ingat percaya takhayul adalah syirik. Begitu yang diajarkan oleh guru agama kita” Ujar Salman menjelaskan dan baru kami tahu bahwa Pak tua itu adalah Juru Kunci Gunung Dempo.
Kami pun melanjutkan perjalanan. Tak terasa sudah lima jam kami berjalan. Itu artinya, kami sudah setengah perjalanan. Memasuki tikungan Pintu Besi, sekitar 10 meter menuruni tebing ke arah anak air, kami akhirnya tiba di dua tikungan. Satu tikungan dinamakan jalan Hutan Sakti dan satu tikungan lagi adalah jalan Pohon 13. Dinamakan Pohon 13 karena pohon itu memiliki 13 cabang yang setiap cabangnya memiliki 13 ranting. Anehnya lagi setiap ranting hanya memiliki 13 daun saja. Kalau ditaksir, pohon itu mungkin umurnya sudah ribuan tahun. Hal itu bisa terlihat dari gurat-gurat di batang pohonnya.
“ Jalan mana yang harus kita pilih Man? “ Tanya seseorang di antara kami.
“ Seperti pada rencana awal, kita tetap pilih jalan Pohon 13” Ujar Salman.
Alasan kenapa kami lebih memilih Pohon 13 itu karena jarak yang ditempuh tidak terlalu lama dibandingkan dengan jalan Hutan Sakti. Terlebih lagi hari sudah mulai gelap. Kami tidak ingin sampai ke puncak terlalu larut.
“ Hei teman-teman! Pelan-pelan. Kabutnya semakin pekat. Sulit melihat ke depan.” Ujar Salam.
Kami terus berjalan. Namun sungguh aneh. Kami seperti berputar-putar saja. Padahal, kalau dirasa mungkin sudah tiga jam kami berjalan.
“ Itulah Man. Kau tak percaya dengan perkataan Pak tua tadi. Inilah akibatnya. Kita tersesat Man” Ucap kami kepada Salman.
“ Ah…kalian jangan hubung-hubungkan peristiwa ini dengan takhayul seperti itu. Ini karena kabutnya saja yang tebal. Kalau tidak mana mungkin kita tersesat” Pungkas Salman membela diri.
Setelah berdebat panjang. Kami kemudian memutuskan untuk stop. Berdiam diri. Memasang tenda. Menunggu sampai kabutnya hilang atau sedikit berkurang. Setidaknya itu yang bisa kami lakukan.
************
 Berhari-hari kami menunggu. Namun kabut tak kunjung berkurang. Malah semakin tebal saja. Persedian makanan kami pun sudah habis. Untuk mengisi perut, terpaksa kami memakan permen. Tiba-tiba sayup-sayup tersengar suara entah dari mana arahnya.
“ Hei, kalian ada dimana?” Suara itu kedengarannya semakin dekat.
“ Kami di sini. Tolong….Tolong kami” Teriak kami meminta bantuan.
Tetapi anehnya, keberadaan kami tak kunjung ditemukan. Kami pun semakin panik. Sebagian teman-teman ada yang menangis. Sebagian lagi hanya duduk lemas tak berdaya.
Saat kami sudah berputus asa. Tiba-tiba kabut yang tadinya pekat menghilang seketika. Akhirnya kami pun ditemukan.
Setelah sampai di Vila, baru kami tahu kalau kami telah tersesat selamat 13 hari 13 malam. Baru kami tahu pula, kalau sang Juru Kunci yang memperingatkan kami tadi ternyata telah meninggal 13 hari yang lalu tepat di bawah pohon 13.

PUISI



Bidadariku

Menawan duhai Adinda
Alam wajahmu bermuara surga
Bidadari berkendara angin
Mengudara dengan lesatnya
Membintang dalam relung-relung hati
Menjelma sosok kasih tercinta

Memikat aku lekat
Dibuai pesona aku dibuatnya
Hati tiada lagi sempurna
Tercuri oleh sang kekasih

Berkata aku pada takdir
Bentangkan permadani cinta
Biar kuberjalan bersama
Merangkai iman yang terserak
Sempurnakan aku demi keagungan-Mu

Tanjung Enim, 21 Januari 2013

PUISI



Habibah

Ya Habibah
Berkerudung teruntai ke bawah
Elok rupa permai jiwa

Ya Habibah
Beriak air di pelupuk cinta
Mericik sayang berdayu manja
Cintamu melapis langit hatiku
Di atas pelangi cinta bersemi
Ya Habibah panggil aku Habibi


Palembang, 19 Januari 2013

CATATAN HIDUP

Akulah sang Guru Kehidupan
Oleh Alamsari, S. Pd.
Guru SMPN 4 Rantau Panjang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan

April 2010, pertama kali menginjakkan kaki di SMPN 4 Rantau Panjang , pandanganku langsung tertunduk lesu. Miris sekaligus sedih berkecamuk dalam diriku “ Inikah sekolah tempatku mengabdi?” Begitu pikirku. Ya, aku ditugaskan untuk mengajar di SMPN 4 Rantau Panjang. Sebuah sekolah satu atap yang letaknya tidak terlalu jauh, namun tidak pula dapat dikatakan dekat. Untuk menuju ke sekolah itu aku harus naik “getek” sebuah kapal tradisonal yang memakai mesin (baru tiga bulan terakhir jalan menuju ke sekolah sudah dikerikil oleh pemerintah sehingga kendaraan bermotor bisa masuk). Menyusuri sungai yang cukup lebar dan deras arusnya, 10-15 menit kemudian aku baru tiba ke tepian. Dari tepian itulah, aku kemudian melanjutkan perjalan sekitar 1,5 Km dengan berjalan kaki. Memasuki perkampungan dan menyusuri jejeran pohon-pohon rindang di kebun orang. Di tengah kebun itulah sekolahku berada.
Sesampainya di sana, hanya akan Anda lihat sebuah kelas dan sebuah kantor guru. Namun jangan khawatir, biarpun kelasnya hanya satu, sekolah itu memiliki cukup banyak siswa; 84 orang siswa jumlahnya. Namun jangan berharap anda akan menemukan siswa yang berpakaian bagus, memakai sepatu bagus, dan menggendong tas yang berisi buku di pundak; yang ada hanyalah anak-anak yang berwajah lusuh, berpakaian seadanya, sebagian ada yang bersepatu sebagian lagi tidak. Yang mereka jinjing juga bukanlah tas yang berisi buku, tetapi hanyalah tas kosong yang hanya berisi pensil, pena dan beberapa buku tulis untuk sekedar menulis saja.  
Kalau ditanya motivasi belajar, sungguh miris sekali. Hampir 95% siswa di sana tak memiliki motivasi belajar. Untung-untung mereka mau pergi ke sekolah. Pernah kutanya kenapa mereka mau sekolah. Ada yang menjawab karena disuruh orang tua; ada yang alasannya karena hanya ingin tak disuruh bekerja di rumah; ada juga yang berharap mendapatkan BSM (Bantuan Siswa Miskin); dan ada juga yang hanya geleng-geleng kepala karena mereka tak tahu untuk apa sekolah.

PROPOSAL PENELITIAN


A.    JUDUL PENELITIAN
Keefektifan Stretegi TS—TS ( Two StayTwo Stray) dalam Pembelajaran Menulis
Cerpen Siswa Kelas IX SMP IT Bina Insani Kayuagung OKI

B.     LATAR BELAKANG
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang
harus dikuasai oleh siswa. Kemampuan menulis bukanlah suatu proses yang dibawa secara otomatis sejak lahir, melainkan harus diperoleh melalui kegiatan dalam pembelajaran. Menurut Syafe’I dalam Slamet (2007:95), keterampilan menulis harus dikuasai sedini mungkin dalam kegiatannya di sekolah.
            Berkaitan dengan pembelajaran menulis sastra di sekolah, ada satu hal yang tidak dapat dipungkiri yaitu, kondisi pembelajaran sastra yang sangat memprihatinkan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Nurbaya dan Rarasati (2006:95) yang mengatakan bahwa kondisi pembelajaran atau pengajaran sastra di sekolah sampai saat ini masih “bermasalah”. Maksudnya adalah siswa kurang senang belajar sastra, kurang aktif, kurang kreatif, dan apresiasi sastra siswa rendah.
            Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Taufik Ismail tentang pengajaran sastra di 13 negara, rata-rata siswa SMU di 8 negara tersebut telah membaca buku sastra 6—32 judul di setiap sekolah, sedangkan untuk di Indonesia 0 judul, walaupun kebenarannya masih diragukan (Endraswara dalam Toha, 2002:59). Hal tersebut tentunya menambah kenyataan bahwa kondisi pengajaran sastra di sekolah benar-benar memprihatinkan.
Bila kondisi pengajaran sastra masih memprihatinkan, dapat dipastikan tujuan pengajaran sastra tidak akan tercapai. Menurut Suminto dalam Jabrohim (1994:98), tujuan pengajaran sastra adalah untuk membina apresiasi sastra siswa. Masih senada dengan pernyataan tersebut menurut Suhariyanto dalam Jabrohim (1994:71), yang harus didahulukan dalam pengajaran sastra adalah bimbingan apresiasi dan bukannya pengetahuan sastra.
  Salah satu bentuk apresiasi terhadap karya sastra tersebut adalah kegiatan menulis. Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sangat penting dalam uapaya apresiasi sastra. Menurut Nurhayati dan Kasmasyah (2004:20), ada beberapa alasan yang menyebabkan kegiatan menulis harus dipertimbangkan dalam pembelajaran yaitu, anak-anak pada umumnya suka menulis, kebanyakan anak-anak mengharapkan untuk diajarkan kegiatan menulis, dan kegiatan menulis sangat penting karena kegiatan tersebut menyediakan kontak pribadi. Salah satu kegiatan menulis yang dapat dilakukan oleh siswa adalah menulis cerpen. Untuk dapat menyiasati kegiatan menulis cerpen tersebut, diperlukan suatu strategi pembelajaran yang dapat memudahkan siswa melakukannya. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah strategi TS—TS ( Two StayTwo Stray). Strategi ini adalah strategi yang menitikberatkan pada kegiatan berkelompok dan adanya pertukaran pengalaman atau informasi antar kelompok tersebut.
      Sehubungan dengan hal itu, penulis tertarik untuk menguji keefektifannya. Strategi TS—TS ( Two StayTwo Stray) diharapkan dapat menjadi suatu alternatif bagi guru dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat, terutama dalam kegiatan apresiasi menulis sastra.
Dari hasil observasi yang penulis lakukan terhadap kemampuan menulis cerpen siswa pada kelas IX ternyata kemampuan menulis siswa masih rendah. Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan, ternyata siswa masih merasakan kesulitan dalam menuangkan ide-ide gagasan yang mereka miliki menjadi sebuah tulisan. Selain itu juga, penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat turut mempengaruhi rendahnya kemampuan menulis siswa.

C.    MASALAH
Masalah penelitian ini adalah apakah stretegi TS—TS ( Two StayTwo Stray) lebih
efektif dibandingkan dengan strategi konvensional dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMP IT Bina Insani Kayuagung OKI

D.    TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan keefektifan
stretegi TS—TS ( Two StayTwo Stray) dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMP IT Bina Insani Kayuagung OKI.



E.     MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa dan guru. Bagi siswa,
hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis sastra. Terutama dalam menulis cerpen. Selain itu juga, dengan penerapan strategi ini, siswa menjadi lebih termotivasi untuk menulis sastra.
            Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif yang berharga dalam menentukan strategi yang akan dipakai dalam mengajarkan kemampuan menulis siswa di sekolah.

F.     KAJIAN PUSTAKA

Pengajaran sastra memiliki peranan penting dalam menunjang mata pelajaran lain di
sekolah. Menurut Sarwadi dalam Jabrohim (1994:1), pengajaran sastra memiliki tiga fungsi yaitu, fungsi idiologis, fungsi kultural, dan fungsi praktis. Lebih lanjut menurutnya, pengajaran sastra haruslah kreatif dan bukannya verbalistis.
Menurut Rahmanto (1989:16), pengajaran sastra akan memeberikan empat manfaat
apabila dilaksanakan secara baik yaitu, membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak.
Salah satu usaha untuk mengembangkan cipta dan rasa peserta didik dalam pengajaran sastra adalah dengan kegiatan menulis cerpen. Menurut Hadley dalam Wardarita (2008:5), menulis adalah suatu aktivitas yang melibatkan pikiran atau ide serta mentransfernya ke kertas. Dalam kegiatan menulis sastra, penulis (siswa) terlebih dahulu haruslah menguasai unsur-unsur pembentuk suatu kaya sastra. unsur-unsur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah unsur-unsur pembentuk karya sastra dari dalam yang memungkinkan suatu karya sastra tersebut dapat tercipta. Unsur yang dimaksud adalah unsur-unsur intrinsik yang terdiri atas, tokoh dan penokohan, tema dan amanat, latar, alur, dan  sudut pandang.
            Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam kegiatan menulis sastra siswa adalah strategi TS—TS ( Two StayTwo Stray). Strategi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada kerjasama dalam kelompok. Dalam strategi ini siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota tiap-tiap kelompok 4 orang siswa. Dua orang dalam tiap-tiap kelompok akan berkunjung ke kelompok yang lain untuk berbagi pengalaman atau pengetahuan. Setelah setiap kelompok selesai dikunjungi, maka dua orang siswa tersebut akan kembali pada kelompok asalnya masing-masing. Lalu, dua orang siswa tersebut menceritakan hasil temuan yang mereka dapatkan selama mengunjungi kelompok yang lain. Hasil temuan tersebut, dapat dijadikan landasan atau pertimbangan dalam mengembangkan ataupun membuat suatu tulisan.

G.    HIPOTESIS
Hipotesis penelitian ini adalah:
H0              : Stretegi TS—TS ( Two StayTwo Stray) tidak efektif dibandingkan dengan strategi konvensional dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMP IT Bina Insani Kayuagung OKI.
Ha               : Stretegi TS—TS ( Two StayTwo Stray) lebih efektif dibandingkan dengan strategi konvensional dalam meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMP IT Bina Insani Kayuagung OKI.

H.    KRITERIA PENGUJIAN HIPOTESIS
Kriteria pengujian hipotesis adalah sbb:
1.      Ha diterima dan H0 ditolak jika terdapat perbedaan yang sinifikan antara mean hasil belajar kelompok eksperimen dengan mean kelompok kontrol atau Mx>My
2.      H0 diterima dan Ha ditolak jika tidak ada perbedaan yang signifikan antara mean hasil belajar kelompok eksperimen dengan mean kelompok control atau Mx=My, yaitu thit < ttab pada taraf signifikan 99 %.

I.       METODOLOGI PENELITIAN
Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu. Metode
eksperimen semu adalah metode yang menggunakan kelas-kelas yang sudah tersedia, dengan demikian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol haruslah memilih kelas yang sama keadaannya atau kondisinya.

Variabel Penelitian
            Menurut Sutrisno dalam Arikunto (1997:97), variable adalah gejala yang bervariasi. Dalam penelitian ini yang menjadi variable bebas adalah strategi TS—TS dan strategi konvensional. Sedangkan variable terikat adalah hasil belajar menulis cerpen siswa kelas IX SMP IT Bina Insani Kayuagung.

Defenisi Operasional Variabel
            Strategi TS—TS adalah strategi pembelajaran dengan cara siswa berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok. Dua orang siswa berkunjung ke kelompok lain sedangkan dua orang lainnya tetap berada di tempatnya untuk menerima dua orang siswa dari kelompok lain.
            Strategi konvensional adalah strategi pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru di dalam kelas. Strategi ini dimulai dengan cara memberikan materi tentang cerpen disertai dengan  memberikan contohnya. Setelah itu, siswa disuruh untuk menulis cerpen berdasarkan materi dan contoh yang telah diberikan oleh guru sebelumnya.
            Hasil belajar adalah nilai atau skor siswa dari hasil tes menulis cerpen yang terdiri dari pretes dan postes.

Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP IT Bina Insani Kayuagung
OKI yang berjumlah 62 siswa. Sedangkan sampelnya adalah kelas IX Umar dan IX Sholahuddin.

J.      TEKNIK PENGUMPULAN DATA, PENGUJIAN NORMALITAS, DAN TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik Pengumupulan Data
            Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis cerpen (pretes dan postes).
            Kriteria yang digunakan untuk menganalisis hasil tes adalah sbb,
Unsur yang dinilai
Skor
Pembagian Skor
1.      Keorisinilan ide atau gagasan

2.      Kekuatan Penokohan


3.      Penjabaran Alur


4.      Gaya Penuturan


5.      Pemecahan Masalah


0—30

0—25


0—20


0—15


0—10
a. Tidak Orisinil       0—15
b. Orisinil                 16--30
a.       Lemah                0—10
b.      Sedang               11—15
c.       Kuat                   16—25
a.       Tidak Sistematis dan Tidak Jelas 0—10
b.      Cukup Jelas dan Ssitematis         11—15
c.       Sistematis dan Jelas                     16—20
a.       Tidak Menarik                        0—5
b.      Cukup Menarik                      6—10
c.       Menarik                                 11—15
a.       Tidak Ada                                0—5
b.      Sedikit                                      6—8
c.       Ada                                          9—10

Jumlah
100

(Nurhayati dalam Ulfa, 2004:21)

Pengujian Normalitas
            Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian normalitas data adalah
  1. Membuat tabel distribusi frekuensi
  2. Menentukan batas nyata tiap-tiap interval
  3. Mencari frekuensi kumulatif dan frekuensi kumulatif dalam persen
  4. Menggambarkan grafik dengan data yang ada pada kertas probabilitas normal
(Arikunto, 1997:310)

Teknik Analisis Data
            Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis sbb:
1.      Menentukan nilai rata-rata pretes dan postes
2.      Menentukan mean dari perbedaan pretes dan postes
3.      Menghitung jumlah kuadrat deviasi
4.      Menghitung perbedaan pretes dan postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan uji t

K.    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah-langkah  pembelajaran dengan menggunakan strategi TS—TS :
1.      Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota kelompok 4 orang siswa.
2.      Guru menjelaskan unsur-unsur Intrinsik pembentuk karya sastra
3.      Guru membagikan contoh karya sastra
4.      Guru dan siswa bertanya jawab
5.      Guru memberikan petunjuk berkaitan dengan strategi TS—TS
6.      Dua orang siswa berkunjung ke kelompok lain untuk berdiskusi, bercerita atau berbagi pengalaman ataupun pengetahuan
7.      Setelah selesai berdiskusi, dua orang tersebut melanjutkan perjalanannya ke kelompok yang lainnya, dan seterusnya sampai setiap kelompok selesai dikunjungi
8.      Kunjungan ke tiap-tiap kelompok dibatasi dengan waktu maksimal 10 menit.
9.      Setelah selesai, dua orang tersebut kembali kepada kelompoknya masing-masing menyampaiakan hasil diskusinya.
10.  berdasarkan hasil diskusi tersebut, siswa membuat karya sastra.

L.     JADWAL PENELITIAN
Kegiatan
Bulan
Okt
Nop
Des
Jan
Persiapan (pembuatan proposal dan penyususnan instrumen)
X



Pengumpulan data

X


Pengolahan data


X

Pelaporan



X