A. JUDUL PENELITIAN
Keefektifan Stretegi TS—TS ( Two Stay—Two Stray) dalam
Pembelajaran Menulis
Cerpen Siswa Kelas IX SMP IT Bina Insani Kayuagung OKI
B. LATAR BELAKANG
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat
keterampilan berbahasa yang
harus dikuasai oleh siswa. Kemampuan menulis bukanlah suatu proses
yang dibawa secara otomatis sejak lahir, melainkan harus diperoleh melalui
kegiatan dalam pembelajaran. Menurut Syafe’I dalam Slamet (2007:95),
keterampilan menulis harus dikuasai sedini mungkin dalam kegiatannya di
sekolah.
Berkaitan dengan
pembelajaran menulis sastra di sekolah, ada satu hal yang tidak dapat dipungkiri
yaitu, kondisi pembelajaran sastra yang sangat memprihatinkan. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Nurbaya dan Rarasati (2006:95) yang mengatakan bahwa kondisi
pembelajaran atau pengajaran sastra di sekolah sampai saat ini masih
“bermasalah”. Maksudnya adalah siswa kurang senang belajar sastra, kurang
aktif, kurang kreatif, dan apresiasi sastra siswa rendah.
Berdasarkan survey
yang dilakukan oleh Taufik Ismail tentang pengajaran sastra di 13 negara,
rata-rata siswa SMU di 8 negara tersebut telah membaca buku sastra 6—32 judul
di setiap sekolah, sedangkan untuk di Indonesia 0 judul, walaupun kebenarannya
masih diragukan (Endraswara dalam Toha, 2002:59). Hal tersebut tentunya
menambah kenyataan bahwa kondisi pengajaran sastra di sekolah benar-benar
memprihatinkan.
Bila kondisi pengajaran sastra masih memprihatinkan,
dapat dipastikan tujuan pengajaran sastra tidak akan tercapai. Menurut Suminto
dalam Jabrohim (1994:98), tujuan pengajaran sastra adalah untuk membina apresiasi
sastra siswa. Masih senada dengan pernyataan tersebut menurut Suhariyanto dalam
Jabrohim (1994:71), yang harus didahulukan dalam pengajaran sastra adalah
bimbingan apresiasi dan bukannya pengetahuan sastra.
Salah satu bentuk apresiasi terhadap karya sastra
tersebut adalah kegiatan menulis. Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang
sangat penting dalam uapaya apresiasi sastra. Menurut Nurhayati dan Kasmasyah
(2004:20), ada beberapa alasan yang menyebabkan kegiatan menulis harus
dipertimbangkan dalam pembelajaran yaitu, anak-anak pada umumnya suka menulis,
kebanyakan anak-anak mengharapkan untuk diajarkan kegiatan menulis, dan
kegiatan menulis sangat penting karena kegiatan tersebut menyediakan kontak
pribadi. Salah satu kegiatan menulis yang dapat dilakukan oleh siswa adalah
menulis cerpen. Untuk dapat menyiasati kegiatan menulis cerpen tersebut,
diperlukan suatu strategi pembelajaran yang dapat memudahkan siswa melakukannya.
Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah strategi TS—TS ( Two Stay—Two Stray). Strategi ini adalah strategi yang menitikberatkan pada
kegiatan berkelompok dan adanya pertukaran pengalaman atau informasi antar
kelompok tersebut.
Sehubungan
dengan hal itu, penulis tertarik untuk menguji keefektifannya. Strategi TS—TS (
Two Stay—Two Stray) diharapkan dapat menjadi suatu alternatif bagi guru
dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat, terutama dalam kegiatan apresiasi
menulis sastra.
Dari hasil observasi yang penulis lakukan terhadap
kemampuan menulis cerpen siswa pada kelas IX ternyata kemampuan menulis siswa
masih rendah. Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan, ternyata siswa masih
merasakan kesulitan dalam menuangkan ide-ide gagasan yang mereka miliki menjadi
sebuah tulisan. Selain itu juga, penggunaan strategi pembelajaran yang kurang
tepat turut mempengaruhi rendahnya kemampuan menulis siswa.
C. MASALAH
Masalah penelitian ini adalah apakah stretegi TS—TS ( Two Stay—Two Stray) lebih
efektif dibandingkan dengan strategi konvensional dalam meningkatkan
kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMP IT Bina Insani Kayuagung OKI
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan keefektifan
stretegi TS—TS ( Two Stay—Two Stray) dalam meningkatkan kemampuan
menulis cerpen siswa kelas IX SMP IT Bina Insani Kayuagung OKI.
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
siswa dan guru. Bagi siswa,
hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan menulis sastra. Terutama dalam menulis cerpen. Selain
itu juga, dengan penerapan strategi ini, siswa menjadi lebih termotivasi untuk
menulis sastra.
Bagi guru, hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif yang berharga
dalam menentukan strategi yang akan dipakai dalam mengajarkan kemampuan menulis
siswa di sekolah.
F. KAJIAN PUSTAKA
Pengajaran sastra memiliki peranan penting dalam
menunjang mata pelajaran lain di
sekolah. Menurut Sarwadi dalam Jabrohim (1994:1), pengajaran sastra
memiliki tiga fungsi yaitu, fungsi idiologis, fungsi kultural, dan fungsi
praktis. Lebih lanjut menurutnya, pengajaran sastra haruslah kreatif dan
bukannya verbalistis.
Menurut Rahmanto (1989:16), pengajaran sastra akan
memeberikan empat manfaat
apabila dilaksanakan secara baik yaitu, membantu keterampilan
berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan
menunjang pembentukan watak.
Salah satu usaha untuk mengembangkan cipta dan rasa
peserta didik dalam pengajaran sastra adalah dengan kegiatan menulis cerpen.
Menurut Hadley dalam Wardarita (2008:5), menulis adalah suatu aktivitas yang
melibatkan pikiran atau ide serta mentransfernya ke kertas. Dalam kegiatan menulis
sastra, penulis (siswa) terlebih dahulu haruslah menguasai unsur-unsur
pembentuk suatu kaya sastra. unsur-unsur yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah unsur-unsur pembentuk karya sastra dari dalam yang memungkinkan suatu
karya sastra tersebut dapat tercipta. Unsur yang dimaksud adalah unsur-unsur intrinsik
yang terdiri atas, tokoh dan penokohan, tema dan amanat, latar, alur, dan sudut pandang.
Salah satu strategi
yang dapat digunakan dalam kegiatan menulis sastra siswa adalah strategi TS—TS
( Two Stay—Two Stray). Strategi ini merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan pada kerjasama dalam kelompok. Dalam strategi ini siswa akan dibagi
menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota tiap-tiap kelompok 4 orang
siswa. Dua orang dalam tiap-tiap kelompok akan berkunjung ke kelompok yang lain
untuk berbagi pengalaman atau pengetahuan. Setelah setiap kelompok selesai
dikunjungi, maka dua orang siswa tersebut akan kembali pada kelompok asalnya
masing-masing. Lalu, dua orang siswa tersebut menceritakan hasil temuan yang
mereka dapatkan selama mengunjungi kelompok yang lain. Hasil temuan tersebut,
dapat dijadikan landasan atau pertimbangan dalam mengembangkan ataupun membuat
suatu tulisan.
G. HIPOTESIS
Hipotesis penelitian ini adalah:
H0 : Stretegi TS—TS ( Two Stay—Two Stray) tidak
efektif dibandingkan dengan strategi konvensional dalam meningkatkan kemampuan
menulis cerpen siswa kelas IX SMP IT Bina Insani Kayuagung OKI.
Ha : Stretegi TS—TS ( Two Stay—Two Stray) lebih
efektif dibandingkan dengan strategi konvensional dalam meningkatkan kemampuan
menulis cerpen siswa kelas IX SMP IT Bina Insani Kayuagung OKI.
H. KRITERIA PENGUJIAN
HIPOTESIS
Kriteria pengujian hipotesis adalah sbb:
1.
Ha diterima dan H0
ditolak jika terdapat perbedaan yang sinifikan antara mean hasil belajar
kelompok eksperimen dengan mean kelompok kontrol atau Mx>My
2.
H0 diterima dan Ha
ditolak jika tidak ada perbedaan yang signifikan antara mean hasil belajar
kelompok eksperimen dengan mean kelompok control atau Mx=My,
yaitu thit < ttab pada taraf signifikan 99 %.
I.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimen semu. Metode
eksperimen semu adalah metode yang menggunakan kelas-kelas yang
sudah tersedia, dengan demikian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol haruslah
memilih kelas yang sama keadaannya atau kondisinya.
Variabel Penelitian
Menurut Sutrisno
dalam Arikunto (1997:97), variable adalah gejala yang bervariasi. Dalam
penelitian ini yang menjadi variable bebas adalah strategi TS—TS dan strategi
konvensional. Sedangkan variable terikat adalah hasil belajar menulis cerpen
siswa kelas IX SMP IT Bina Insani Kayuagung.
Defenisi Operasional
Variabel
Strategi TS—TS adalah
strategi pembelajaran dengan cara siswa berbagi pengalaman dan pengetahuan
dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok. Dua orang siswa
berkunjung ke kelompok lain sedangkan dua orang lainnya tetap berada di
tempatnya untuk menerima dua orang siswa dari kelompok lain.
Strategi
konvensional adalah strategi pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru di
dalam kelas. Strategi ini dimulai dengan cara memberikan materi tentang cerpen
disertai dengan memberikan contohnya.
Setelah itu, siswa disuruh untuk menulis cerpen berdasarkan materi dan contoh
yang telah diberikan oleh guru sebelumnya.
Hasil belajar
adalah nilai atau skor siswa dari hasil tes menulis cerpen yang terdiri dari
pretes dan postes.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX
SMP IT Bina Insani Kayuagung
OKI yang berjumlah 62 siswa. Sedangkan sampelnya adalah kelas IX
Umar dan IX Sholahuddin.
J.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA, PENGUJIAN NORMALITAS, DAN TEKNIK ANALISIS
DATA
Teknik Pengumupulan Data
Bentuk tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes menulis cerpen (pretes dan postes).
Kriteria yang digunakan untuk
menganalisis hasil tes adalah sbb,
Unsur yang dinilai
|
Skor
|
Pembagian Skor
|
1.
Keorisinilan ide atau gagasan
2.
Kekuatan Penokohan
3.
Penjabaran Alur
4.
Gaya Penuturan
5.
Pemecahan Masalah
|
0—30
0—25
0—20
0—15
0—10
|
a. Tidak Orisinil
0—15
b. Orisinil 16--30
a.
Lemah 0—10
b.
Sedang 11—15
c.
Kuat 16—25
a.
Tidak Sistematis dan Tidak
Jelas 0—10
b.
Cukup Jelas dan
Ssitematis 11—15
c.
Sistematis dan Jelas 16—20
a.
Tidak Menarik 0—5
b.
Cukup Menarik 6—10
c.
Menarik 11—15
a.
Tidak Ada 0—5
b.
Sedikit 6—8
c.
Ada 9—10
|
Jumlah
|
100
|
|
(Nurhayati dalam Ulfa, 2004:21)
Pengujian Normalitas
Langkah-langkah yang ditempuh dalam
pengujian normalitas data adalah
- Membuat tabel distribusi frekuensi
- Menentukan batas nyata tiap-tiap
interval
- Mencari frekuensi kumulatif dan
frekuensi kumulatif dalam persen
- Menggambarkan grafik dengan data
yang ada pada kertas probabilitas normal
(Arikunto, 1997:310)
Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis sbb:
1.
Menentukan nilai rata-rata
pretes dan postes
2.
Menentukan mean dari perbedaan
pretes dan postes
3.
Menghitung jumlah kuadrat
deviasi
4.
Menghitung perbedaan pretes dan
postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan uji t
K. LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN
Langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan strategi TS—TS :
1.
Guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok dengan anggota kelompok 4 orang siswa.
2.
Guru menjelaskan unsur-unsur
Intrinsik pembentuk karya sastra
3.
Guru membagikan contoh karya
sastra
4.
Guru dan siswa bertanya jawab
5.
Guru memberikan petunjuk
berkaitan dengan strategi TS—TS
6.
Dua orang siswa berkunjung ke
kelompok lain untuk berdiskusi, bercerita atau berbagi pengalaman ataupun
pengetahuan
7.
Setelah selesai berdiskusi, dua
orang tersebut melanjutkan perjalanannya ke kelompok yang lainnya, dan
seterusnya sampai setiap kelompok selesai dikunjungi
8.
Kunjungan ke tiap-tiap kelompok
dibatasi dengan waktu maksimal 10 menit.
9.
Setelah selesai, dua orang
tersebut kembali kepada kelompoknya masing-masing menyampaiakan hasil
diskusinya.
10.
berdasarkan hasil diskusi
tersebut, siswa membuat karya sastra.
L. JADWAL PENELITIAN
Kegiatan
|
Bulan
|
Okt
|
Nop
|
Des
|
Jan
|
Persiapan
(pembuatan proposal dan penyususnan instrumen)
|
X
|
|
|
|
Pengumpulan data
|
|
X
|
|
|
Pengolahan data
|
|
|
X
|
|
Pelaporan
|
|
|
|
X
|