Selamat Datang di www.pengingatku.blogspot.com

Wednesday 26 November 2014

KISAH HIDUPKU

Satu Duka Dua Kebahagiaan


Pagi itu, 4 Februari 2012,  perasaan begitu cemas menghantuiku. Kulihat hari masih pukul 05.30 WIB. Namun, keringat sudah mengucur dengan derasnya. Bajuku tak elak menjadi basah. Kuambil tas gendongku, lalu aku segera pergi menuju kampusku. Tepat pukul 07.00 WIB, aku sudah sampai di kampus. Ya! Ini adalah hari yang begitu spesial bagiku. Pada hari itu, aku menjalani ujian sidang tesis dalam rangka menyelesaikan program strata-2ku.
Kuambil tesis dari dalam tasku, lalu sedikit kubaca-baca dengan maksud untuk mengurangi kecemasan. Namun, sebenarnya bukan sidang itu yang aku cemaskan. Ada hal lain yang lebih penting dari itu. Pada hari yang bersamaan, sekitar pukul 19.00 WIB nanti malam aku akan menikahi seorang gadis impianku. Gadis yang selama ini aku impi-impikan untuk menjadi pendampingku.
“ Saudara Alam, silahkan Anda masuk” Panggil ketua sidang tesis yang tak lain adalah pembimbing pertamaku. Nurhayati namanya.
Dengan cemas, akupun masuk ke ruangan sidang itu. Lalu segera kumulai presentasiku sekitar 15 menit. Selepas presentasi, tibalah saat dosen penguji bertanya tentang tesis yang aku buat. Kecemasanku semakin menjadi-jadi. Perutku mulai terasa mulas-mulas. Kupikir aku sedang mengalami demam panggung. Namun, kutarik nafas dalam-dalam seraya meyakinkan diri dalam hati bahwa aku bisa menghadapi ujian itu.
Tak seperti yang aku duga, dosen pengujiku bukan bertanya masalah isi tesisku. Malahan mereka bertanya mengenai rencana pernikahanku malam itu.
“ Mas Alam, pukul berapa anda akad nikahnya? Tanya Pak Subadiyono, yang juga merupakan ketua program studiku.
“ Pukul 19.00 WIB pak” Tuturku.
“ Waduh, gimana ini Mas…Mas…nanti kamu tidak keburu sampek di sana. Kabarnya lokasinya jauh ya?” Timpalnya lagi.
“ Ya pak. Lokasinya di Tanjung Enim pak. Lebih kurang 5 jam perjalanan.” Ucapku.
“ Waduh…ya sudah. Saya tidak akan bertanya lagi. Mas Alam cepet-cepet ke sana. Nanti tidak keburu” Ucapnya.
Waktu pun berlalu. Hanya 30 menit saja aku di ruangan sidang itu. Selepas ujian, aku mendapatkan keistimewaan lagi dari dosen-dosenku. Berhubung aku akan melangsungkan akad nikah malam itu, mereka dengan segera mengumumkan nilaiku. Alhamdulillah aku pun mendapat nilai B.
“ Ya…Tak apalah. Daripada aku mendapat nilai C” Pikirku.
***********
Selepas ujian aku segera bergegas meninggalkan kampusku. Saat itu kulihat waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Orangtuaku dan keluargaku yang lain segera menjemputku di kampus. Lalu aku dan keluargaku segera menuju ke Tanjung Enim, tempat kediaman calon istriku.
Mobil pun melaju dengan kecepatan penuh. Maklumlah, kami ingin mengejar waktu agar bisa sampai tepat waktu. Di tengah perjalanan, ternyata ban mobil kami pecah. Terpaksa kami harus mengganti ban mobil kami terlebih dahulu. Setelah itu, sekitar 30 menit kami pun melanjutkan perjalan kembali. Di tengah-tengah perjalanan, kami harus meluangkan waktu untuk istirahat; melepas lelah. Jauhnya perjalanan membuat perutku dan keluargaku merasa lapar. Jadi kami pun beristirahat sekaligus makan siang. Selepas itu, barulah kami melanjutkan perjalanan kembali.
Sesampainya di kediaman calon istriku, kami sudah disambut oleh rombongan keluarganya. Kulihat waktu itu sudah pukul 17.00 WIB. Aku beserta keluargaku pun segera bersiap-siap. Tepat pukul 19.00 WIB, semua tamu undangan sudah hadir semua. Rumah calon istriku yang tidak terlalu besar itu pun terlihat sumpek karena berjejalnya manusia. Aku pun duduk dengan tenang di ruang yang sudah dipersiapkan untuk berlangsungnya acara kami. Tentu saja, keringatku kali ini juga bercucuran. Aku merasa begitu cemas. Lebih cemas dibandingkan aku menjalani sidang pagi tadi.
Setelah menunggu sekitar 30 menit, tepat pukul  19.30, acara  akad nikah pun dimulai. Berbagai acara mulai dari kata sambutan, ceramah, samapai acara inti yaitu ijab dan qobul pun dilaksanakan.
“ Saya terima nikah dan kawinnya Lies Maryati dengan mas kawin yang tersebut”
Lalu bergemuruh suara sah menggema. Sebagai pertanda bahwa kami malam itu telah sah menjadi sepasang suami istri. Aku merasa begitu legah. Seolah tak percaya, aku telah melepas masa lajangku dengan menikahi kekasih impianku. Istriku sendiri tak lain adalah teman kuliahku. Lies Maryati namanya. Dia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Kala kurenungkan dulu, aku terkadang sering tertawa sendiri. Walaupun satu kampus, semasa kuliah aku malah tak pernah berjumpa dengannya. Baru setelah tamat kuliah, aku bertemu dengannya dan saat itu pula aku baru tahu kalau istriku sekampus denganku. Pertemuan kami itu pun hanya sesekali saja. Hingga puncaknya, pada pertemuan yang kelima  aku mencurahkan perasaanku padanya.
***********
Malam itu, selepas akad nikah, kami pun berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang bersejarah dalam hidup kami. Sekitar pukul 21.30 WIB, kami pun beristirahat karena kami harus mempersiapkan energi untuk menghadapi acara resepsi esok harinya. Malam itu adalah malam terindah bagi kami berdua. Aku merasa bahagia, bisa menjadi pendamping hidupnya.  Aku bersyukur  karena sekarang aku bisa lebih dekat dengannya untuk selalu menghiburnya di kala duka maupun susah. Ya! Istriku pada waktu itu masih dalam keadaan berduka. Tepatnya pada tanggal 29 Desember 2011, yang tak lain juga merupakan hari kelahiran istriku, ibunya meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya. 

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentarnya ya! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan!