Ini versi asli tulisan saya (sebelum diedit oleh radaktur) yang dimuat di Lampung Post Edisi 18 Mei 2013.
Kurikulum 2013: Implementasi, Hambatan dan Tantangan
Oleh:
Alamsari, M. Pd.
(Tenaga
Pendidik di SMPN 4 Rantau Panjang, Ogan Ilir)
“Adanya
berbagai penolakan, nyatanya tak menyurutkan niat Kemdikbud untuk
mengimplemntasikan Kurikulum 2013. Konsekuensinya, akan banyak hambatan yang
ditemui dalam pengimplentasiannya dan itu harus diatasi jika ingin pelaksanaan
Kurikulum 2013 berjalan dengan baik”
Dunia
pendidikan tanah air kita kembali mengalami perubahan kurikulum. Setelah
sebelumnya selama kurun waktu enam tahun, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) diterapkan, kini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
kembali mengubah KTSP menjadi Kurikulum 2013. Perubahan tersebut telah secara
resmi dilansir oleh pihak Kemdibud pada awal tahun lalu. Bahkan rencananya
Kurikulum 2013 akan segera diimplementasikan secara terbatas pada tahun ajaran
baru ini (sekitar pertengahan Juli).
Sekedar
menapak tilas, pada awal kemunculannya, Kurikulum 2013 itu sendiri sebenarnya
mendapatkan banyak penolakan dari berbagai kalangan akademisi baik guru maupun
pemerhati pendidikan. Hal itu terlihat dari banyaknya respons negatif yang
diberikan pada awal pelaksanaan uji publik terkait rencana pengimplementasian
Kurikulum 2013. Adanya berbagai penolakan terhadap Kurikulum 2013 tersebut
sebenarnya adalah sangat wajar mengingat hakikatnya, perubahan kurikulum
dianggap perlu dilakukan hanya jika memang didapati kekurangan atau kelemahan
dari kurikulum sebelumnya.
Lalu
terkait KTSP, benarkah terdapat kelemahan atau kekurangan? Berkaitan dengan
itu, dalam kacamata Kemdikbud, KTSP memang memiliki banyak kelemahan. Namun
benarkah demikian adanya? Menurut hemat penulis, tentu dalam hal ini pihak
Kemdikbud terlalu terburu-buru menafsirkan kegagalan/kelemahan dalam KTSP
tersebut. Seyogyanya, untuk dapat melihat kelemahan atau kekurangan suatu
kurikulum diperlukan waktu yang cukup lama. Bukan setahun, dua tahun, atau
beberapa tahun saja. Selain itu pula, diperlukan pengamatan dan penelitian yang
mendalam dan komprehensif sehingga benar-benar didapatkan data yang valid
terkait ada atau tidaknya kelemahan dalam kurikulum sebelumnya sehingga dapat
dijadikan rujukan terkait penting atau tidaknya perubahan kurikulum.