Selamat Datang di www.pengingatku.blogspot.com

Thursday 26 November 2020

Stop Bullying Melalui Sekolah Ramah Anak

 

Stop Bullying Melalui Sekolah Ramah Anak


Alamsari, M.Pd.

(SMP Negeri 1 Indralaya Utara)



Sepanjang tahun 2019, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima 153 pengaduan terkait kekerasan terhadap anak di sekolah. Lebih lanjut dikatakan bahwa sekitar 44 persen kekerasan di sekolah dilakukan oleh guru kepada siswa dan sebanyak 30 persen kekerasan dilakukan oleh siswa kepada siswa lainnya. Data tersebut patut menjadi perhatian kita semua mengingat bahwa aksi kekerasan kepada anak di sekolah masih terus terjadi dari waktu ke waktu.  

Salah satu upaya yang kami lakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak di sekolah adalah melalui program Sekolah Ramah Anak (SRA). Sejak tahun 2018, sekolah tempat saya bertugas telah ditetapkan sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA) oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Ilir. Untuk mendukung Sekolah Ramah Anak (SRA) tersebut, sekolah kami melaksanakan berbagai kegiatan, diantaranya:

1.      Sosialisasi Kebijakan antikekerasan (bullying)

Kegiatan sosialisasi kebijakan antikekerasan dilakukan dengan cara memberikan pelatihan kepada guru dan siswa, serta memasang spanduk dan banner yang berisi ajakan stop bullying kepada anak.

2.      Kegiatan bimbingan konseling anak

Upaya penanganan anak-anak bermasalah oleh guru memang kerap berakhir dengan kekerasan baik verbal maupun fisik. Untuk itu, sekolah kami memaksimalkan layanan bimbingan dan konseling untuk membantu guru dalam mengatasi persoalan kenakalan anak di sekolah.

3.      Pembentukan tim pencegahan kekerasan di sekolah

Tim pencegahan kekerasan terhadap anak di sekolah menjadi bagian yang esensial. Tim pencegahan kekerasan tersebut bertugas untuk memantau dan memastikan tidak terjadi kekerasan baik verbal maupun fisik kepada anak di sekolah.

4.      Kegiatan penumbuhan potensi dan pembentukan karakter Anak

Salah satu cara untuk mengisi waktu di sekolah agar bermanfaat bagi anak adalah dengan cara mengadakan beberapa kegiatan penumbuhan potensi dan pembentukan karakter anak. Penumbuhan potensi anak dilakukan melalui kegiatan literasi baik buku maupun kitab suci, serta kegiatan pentas seni. Pembentukan karakter anak dilakukan melalui kegiatan pendidikan kepramukaan yang wajib diikuti oleh semua siswa di sekolah.

5.      Kegiatan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak atau instansi terkait masalah anak

Untuk lebih memaksimalkan keberhasilan program Sekolah Ramah Anak, sekolah kami menjalin kerjasama dengan berbagai instansi, diantaranya Polres Ogan Ilir, Badan Narkotika Nasional (BNN) Ogan Ilir dan Puskesmas Payakabung. Beberapa kegiatan yang dilakukan terkait kerjasama tersebut, yakni kegiatan konseling dan pencegahan tindak kekerasan anak oleh Polres Ogan Ilir, kegiatan penyuluhan penyalahgunaan narkoba, dan pemeriksaan kesehatan secara rutin oleh Puskesmas Payakabung.

6.      Pembentukan duta anak

Beberapa duta anak yang telah dibentuk di sekolah, yakni duta lingkungan, duta kebersihan, duta literasi, duta kesehatan, duta kejaksaan, dan duta antinarkoba. Duta anak tersebut bertugas untuk mengampanyekan program sekolah kepada sesama siswa di sekolah terutama untuk menyampaikan berbagai aktivitas atau kegiatan terkait upaya pencegahan terjadinya kekerasan kepada anak di sekolah.

 






Penyuluhan Polres Ogan Ilir



Melalui berbagai program yang dilaksanakan tersebut dapat membantu sekolah dalam mencegah terjadinya tindak kekerasan terhadap anak di sekolah. Sekolah sebagai rumah kedua memang sudah sepantasnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak. Melalui sekolah yang ramah terhadap anak, diharapkan dapat menjamin tumbuh dan kembang anak menjadi lebih maksimal dan berkualitas.  

#CerdasBerkarakter #BlogBerkarakter #AksiNyataKita #LawanKekerasanBerbasisGender #BantuKorbanKekerasan

                                          

 








Thursday 22 October 2020

Mondok: Cerminan Pemikiran dari Sudut Pandang Orang "Modern"

 

MONDOK:

CERMINAN PEMIKIRAN DARI SUDUT PANDANG ORANG “MODERN”

 

Banyak ragam perspektif pemikiran yang mendasari para orang tua tentang mengapa memasukkan anaknya mondok di pesantren. Sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, ternyata bagi kebanyakan orang “modern” momondokkan anak ke pesantren masih menjadi pilihan terakhir manakala mereka sudah menemui jalan buntu untuk mengatasi kenakalan anaknya. Pondok pesantren dianggap hanya sebagai tempat pelarian untuk mengatasi ketidakberdayaan orang tua dalam mendidik anaknya. Hal itu terekam dengan apik dalam film “Mondok” yang disutradarai oleh Dedi Setiadi. Film tersebut menceritakan seorang anak bernama Reyhan dengan kenakalan luar biasa. Karena kenakalannya itu, Reyhan dikeluarkan dari sekolah umum dan tidak ada lagi sekolah yang mau menerimanya. Pada akhirnya orang tua Reyhan memutuskan untuk memasukkan anaknya ke pondok pesantren dengan harapan agar kelakuan anaknya tersebut berubah.

Film Mondok juga menggambarkan bagaimana perspektif pemikiran orang “modern” yang menganggap pondok pesantren masih sebagai tempat pendidikan yang terbelakang dan kurang maju. Pondok pesantren masih dianggap hanya sebagai tempat untuk menempa anak menjadi fanatik terhadap agama dan meninggalkan dunia. Pemikiran seperti itu acap ditemui di tengah masyarakat kita utamanya bagi mereka dengan latar belakang ilmu agama yang masih kurang. Hal tersebut tergambar jelas dalam salah satu adegan di mana Ibu Reyhan merasa bimbang memasukkan anaknya ke pesantren karena takut anaknya menjadi teroris karena terlalu fanatik dengan agama.

Namun sangat disayangkan, beberapa adegan dalam film Mondok ternyata masih menunjukkan inkonsistensi karakter. Orang tua Reyhan digambarkan sebagai sosok yang memiliki status sosial tinggi, kaya, dan berpikiran maju atau modern. Akan tetapi, karakter tersebut justru menjadi bias (inkonsisten) sebagaimana terlihat pada adegan saat orang tua Reyhan mencari informasi mengenai pondok pesentren. Orang tua Reyhan berkeliling ke seluruh penjuru tempat dan bertanya kepada setiap orang yang ditemuinya mengenai pesantren mana saja yang mengajarkan musik kepada santrinya. Kelakuan orang tua Reyhan dalam film tersebut alih-alih mendukung karakter modern, justru menggambarkan kekolotan. Orang dengan pendidikan tinggi dan berpikiran modern tentu tidak akan mungkin memiliki kelakuan “udik” dalam hal mencari informasi mengenai profil sekolah (pesantren). Cukup dengan memanfaatkan teknologi (internet), segala informasi mengenai apapun dapat diakses dengan mudah dan cepat.

Inkonsistensi berikutnya ditunjukkan pada adegan saat orang tua Reyhan terkejut bahwa di pesantren, anaknya tersebut diharuskan salat Tahajud dan melakukan aktivitas mandiri lainnya, seperti mencuci piring dan baju. Mengapa bisa terkejut? Karena orang tua Reyhan tidak mengetahui aktivitas di pesantren tempat anaknya mondok. Mengapa mereka bisa tidak tahu? Bukankah sebagai orang yang “modern” dengan pendidikan tinggi, seharusnya segala informasi berkaitan dengan tempat pendidikan anak sudah diketahui sejak awal pendaftaran. Orang “modern” tentu akan bertanya sedetil mungkin mengenai segala fasilitas, termasuk aktivitas harian di pondok pesantren tersebut apalagi jika menyangkut masa depan pendidikan anaknya.

Terlepas dari inkonsistensi tersebut, film Mondok patut diapresiasi karena memberikan pelajaran bagi kita (orang tua) bahwasanya anggapan mendidik anak secara “Modern” berarti memberikan kebebasan tanpa batas untuk melakukan apa saja kepada anaknya—itu adalah pemikiran yang salah. Orang tua harus mengajarkan dengan jelas nilai-nilai kebaikan sehingga anak dapat tumbuh menjadi pribadi dengan moral atau akhlak yang baik.

Thursday 15 October 2020

TANAH HARAPAN TANAH CITA-CITA

 

Sumber: https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fberitadiy.pikiran-rakyat.com%2Fentertainment%2Fpr-70716238%2Fsinopsis-dan-trailer-film-tanah-cita-cita-pendidikan-yang-out-of-the-box-di-bima-ntb&psig=AOvVaw3mvCGocENxJZYX7k3cCROj&ust=1602859254580000&source=images&cd=vfe&ved=2ahUKEwiNzZyV6rbsAhWABrcAHYy4A7cQr4kDegUIARCMAQ
(Sumber: https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fberitadiy.pikiran-rakyat.com%)

TANAH HARAPAN TANAH CITA-CITA
(Alamsari)

Perubahan untuk menggapai masa depan dan asa. Itulah yang ingin disampaikan dalam film Tanah Cita-Cita. Film yang disutradarai Anton Mabruri (2016) menceritakan seorang kepala sekolah (Rayhan) di sebuah SD yang menginginkan perubahan di dalam metode pembelajaran. Siswa tidak harus belajar di kelas, tetapi mereka bisa belajar di mana saja. Menurut Rayhan metode pembelajaran konvensional  hanya membuat siswa jemu belajar sehingga tidak akan meningkatkan mutu pendidikan.

Perubahan yang dilakukan Rayhan mendapat banyak pertentangan. Dari kalangan internal—Adalah Asta Cita, seorang guru muda yang baru datang dari kota. Pada awal kedatangannya, Ibu Cita begitu kaget dengan kondisi sekolah, di mana anak-anak diberikan kebebasan dalam belajar. Ibu Cita berulang kali protes kepada Rayhan karena menurutnya metode pembelajaran seperti itu hanya membuat siswa menjadi tidak disiplin. Sebagai pemimpin, Rayhan berusaha menjelaskan dengan sabar. Tidak hanya itu, ia juga mempraktikan langsung metodenya itu. Rayhan meminta Ibu Cita mengikutinya bersama anak-anak untuk belajar di hutan, pantai, atau kebun. Di sana, Rayhan memberi materi pelajaran melalui cara yang menarik, misalnya meminta anak mengumpulkan dedaunan untuk menjelaskan mengenai klorofil atau mengajak anak membakar jagung sambil belajar sejarah. Seiring waktu, Ibu Cita akhirnya memberikan dukungan penuh kepada Rayhan karena menurutnya metode itu berhasil membawa perubahan.

Film Tanah Cita-Cita sebenarnya semakin menarik dengan adanya alur benturan budaya. Pacoa jara adalah tradisi unik sekaligus menjadi lambang martabat diri masyarakat Bima. Budaya pacoa jara dalam film Tanah Cita-Cita diwujudkan melalui sosok anak lelaki bernama Bima. Suatu waktu ketika Rayhan mengajak siswa belajar di hutan, Bima terjatuh dan kakinya terluka. Ayah Bima (Zainal) marah besar kepada Rayhan karena akibat kaki anaknya yang terluka itu, Bima tidak bisa latihan pacoa jara. Kemarahan Zainal kepada Rayhan semakin menjadi-jadi manakala termakan hasutan Nasrudin (Pak Kades). Nasrudin yang sejak awal sudah membenci Rayhan—menghasut Zainal dan orang tua siswa lainnya agar melakukan protes kepada Rayhan. Kebencian Nasrudin bermula dari gosip yang tersebar di desa bahwa Rayhan akan mencalonkan diri menjadi kades. Nasrudin tidak ingin Rayhan menjadi saingannya.

Namun sayang, benturan antara gagasan Rayhan dengan budaya setempat (pacoa jara) belum mampu digarap dengan baik. Akibatnya, banturan budaya tersebut hanya sekadar menjadi pemanis alur cerita. Ide sentral “perubahan” yang ingin ditunjukan dalam film ini, menjadi hambar dan antiklimaks. Padahal jika benturan budaya tersebut ditonjolkan sejak awal cerita, tentu film ini akan menjadi sangat menarik.

Kehambaran ide “perubahan” juga terlihat dalam salah satu adegan, dimana pada puncaknya Rayhan didatangi warga untuk dimintai pertanggungjawaban terkait ide apa yang ia terapkan di sekolah. “Saya ingin melahirkan inovasi baru. Sekolah sebagai taman belajar. Siswa datang dengan senang, belajar dengan riang, dan meninggalkan sekolah dengan berat hati.” Akan tetapi, pemikiran yang dilontarkan Rayhan dalam cerita tersebut harusnya belum mampu memantik konflik diantara keduanya. Mengapa? Karena ide briliant yang disampaikan dalam cerita tersebut pada prinsipnya hanyalah ide biasa. Ide tersebut adalah lumrah dan banyak ditemui di berbagai sekolah sehingga ide tersebut bukanlah masalah besar yang harus mendapat penolakan dari berbagai pihak.

Terlepas dari kehambaran ide cerita, Film Tanah Cita-Cita menyisipkan pesan moral bahwasnya Tanah Indonesia adalah tanah cita-cita bagi siapa saja yang ingin mewujudkannya.   

Tuesday 1 September 2020

PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI

                PEMBELAJARAN DARING  DI MASA PANDEMI

                                              Alamsari, M.Pd.

                                   (SMPN 1 Indralaya Utara)

                                        

                         Bunga cempaka tumbuh di taman,

                         Alangkah indah bunga melati,

                         Teriring doa mari panjatkan,

                         Semoga pandemi segera berhenti.

 

Pagebluk Covid-19 telah menjadi ancaman jiwa bagi lebih 250 juta penduduk Indonesia. Ada banyak hal yang berubah, yang awalnya terasa berbeda. Selama ini tak pernah terbayang oleh kita semua akan datang suatu waktu di mana perubahan konsep paradigma pembelajaran akan mewujud secara nyata.  Pembelajaran yang selama ini secara konvensional mengandalkan tatap muka pada satu ruang dan waktu, kini menjelma dalam dunia maya, yang selama ini saya pikir hanya akan ada di negara maju.

Covid-19 telah memaksa, saya dan kita, untuk melakukan inovasi. Keputusan pemerintah meliburkan sekolah, tidak berarti aktivitas belajar harus terhenti. Anak-anak harus tetap mendapatkan haknya. Kewajiban menuntut ilmu harus tetap dilakukan karena mereka adalah generasi penerus bangsa di masa depan. Tentunya dengan kondisi yang tidak biasa, menggunakan sistem daring. 


Mengajar Daring
(Mengajar Daring)

Saat ini ada banyak aplikasi yang mendukung pembelajaran. Walau begitu, sebagai guru hendaknya kita harus selektif dalam memilih aplikasi apa yang akan digunakan. Tujuannya adalah agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat berjalan secara efektif. Dalam pembelajaran, saya menggunakan aplikasi whatsapp dan facebook. Aplikasi whatsapp digunakan untuk berkomunikasi dengan siswa sedangkan facebook digunakan untuk melaksanakan pembelajaran. Mengapa saya menggunakan whatsapp dan facebook? Anak didik kita adalah generasi milenial. Untuk itu guru pun harus mendekatkan pembelajaran dengan cara yang kekinian. Mayoritas anak didik memiliki whatsapp dan facebook sehingga lebih mudah bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran dan tidak membutuhkan waktu lama untuk memberikan edukasi penggunaan teknologi karena mereka sudah terbiasa menggunakannya.

 

(Facebook sebagai media pembelajaran daring)

Pembelajaran daring memang tidak dapat disamakan dengan pembelajaran tatap muka. Begitu banyak problematika. Tidak semua siswa mempunya gawai. Masih banyak diantara mereka yang berasal dari keluarga dengan kekurangan ekonomi. Banyak di antara mereka yang terkendala dengan jaringan internet. Sinyal masih belum stabil sehingga terkadang timbul dan tenggelam. Jika mati lampu, sinyal juga terkadang ikut-ikutan hilang. Banyak siswa yang bahkan harus pergi ke tempat lain demi mendapatkan sinyal internet. Di tengah pembelajaran tidak jarang ada yang kehabisan kuota. Kuota masih menjadi permasalahan utama karena di Indonesia harga kuota internet memang terbilang cukup mahal harganya. Itulah permasalahan lumrah yang tidak hanya dialami oleh siswa-siswa saya saja tetapi juga dialami oleh hampir sebagian besar siswa lain di seluruh Indonesia.

Pembelajaran daring memang hanya untuk sementara. Hanya pembelajaran darurat di masa pandemi covid 19. Setelahnya pembelajaran dapat kembali normal dengan tatap muka di sekolah jika vaksin Covid-19 sudah ditemukan atau jika pandemi covid 19 sudah tidak lagi ada. Namun kapankah waktu itu? Tiada yang dapat dilakukan kecuali kita hanya dapat berdoa semoga pandemi covid-19 ini cepat berakhir. Semoga di awal tahun nanti, kita semua dapat kembali ke sekolah, bertatap muka, bercanda tawa hanyut dalam pembelajaran yang menyenangkan. Sambil menunggu waktu tersebut, mari kita manfaatkan pembelajaran daring ini dengan sebaik-baiknya untuk melakukan banyak hal yang positif.


#CerdasBerkarakter
#BlogBerkarakter
#SeruBelajarKebiasaanBaru
#BahagiaBelajardiRumah

Saturday 4 April 2020

PUISI LINGKUNGAN

Sajak Bumi



Haza Deva Aulia

Ku buka pintu rumah ku Kurasakan sinar matahari mulai terbit
Kutebarkan pemandangan mataku Warna-warni bunga di sana-sini
Terdengar merdu suara kicauan burung
Di mana pepohonan dan bungan Menghiasi rumahku Betapa nikmatnya udara pagi ini Tetapi ada yang berbeda Waktu tiba-tiba terasa berhenti Karna telah mendapat kabar Bumi sedang sakit
Istirahatlah sejenak bumi ku Aku tau kau lelah dengan ulah manusia Aku merindukan kehangatanmu Lekas sembuh bumiku

Friday 3 April 2020

PUISI LINGKUNGAN

Alamku yang Permai

Riska Kartika Saat terbangun dipagi hari Ku buka jendela kamarku Sinar mentari menerangiku, Aku tersenyum mencium harum bunga Betapa indahnya pagi ini, Para bunga yang mekar Harum semerbak nan merona, Ditepis angin namun tetap tegar Semoga tak ada, Tangan-tangan penuh nista, Merampas, memetik, menciptakan derita, Hingga aku terbangun lagi dipagi buta Marilah kita bersama Menjaga lingkungan alam, Untuk kehidupan masa mendatang, Agar tentram, sejahtera, dan nyaman.

PUISI LINGKUNGAN

SINAR KEABADIAN

Mahera Resti Patricia Mata ku menjadi saksi Bunga bunga menari Dengan penuh sensasi Jiwa ku ikut berlari Bagai seorang putri Aku termenung dalam kenyamanan Terasa hembusan angin menyejukkan Memandang dengan keharmonisan Awan yang ikut merindukan Lihatlah Burung itu membelah angkasa Berlalu lalang mengikuti irama hatinya Memberi isyarat kepada penglihatnya Begitu bahagia suasana jiwanya Begitu menghidupkan dunia Pohon itu tumbuh dengan sempurna Menjadi penopang majunya bangsa Dengan segala kekuatannya Sinar itu memuncak Menggetarkan dunia Terlihat begitu elok Ketika mentari turun dengan pesona Menyilaukan ribuan mata yang melihatnya

PUISI LINGKUNGAN

BUMI KU TUA

Leksa Destina

Bumi..... Dialah yang memberikan tempat tinggal Dialah yang memberikan segala kebutuhan Dialah yang memberikan keindahan Bumiku.... Maaf kalau manusia tak mencintai mu Mereka tak peduli dengan yang engkau berikan Mereka membuatmu semakin tua dan rapuh Dan sekarang bumi murka Virus merajalela Siapa sekarang yang engkau sembah? Bumi mana yang kau butuhkan? Bumi mu ini sudah tua Atas pemberian nya yang sangat tidak berarti bagi kalian Sebuah keindahan dari dahulu Sekarang telah menjadi gersang Bumi memberikan segalanya Tapi manusia menghancurkan nya Lingkungan semakin pudar Dan kalian tetap tak sadar

PUISI LINGKUNGAN

Sehat Kembali Ibu Pertiwi

Windy Febrianti Ibu pertiwi tak lagi berseri Senyum muram kehancuran Tangis sedih penderitaan Berselimut diatas bangsal Kini.. Situasi tak dapat dielakkan Raungan-raungan membumi Suka cita di telan bumi Sehat lah kembali ibu pertiwi Demi jiwa-jiwa yang ada di sini Kembali lah saling merangkul Tanpa takut untuk menyentuh Kembali sehat bumi Pertiwi ku Demi para medis yang berjuang di dalam sana Karena pekerjaan mereka Adalah kunci sehatnya pertiwi ku

PUISI LINGKUNGAN

Lingkungan Yang Tercemar

Suci Salsabila
Hidupku... Kini tak lagi merasakan udara bersi Yang sejuk,segar dan membawa kedamaian Perpohon yang ridang berbaris setinggi awan Tapi kini berubah Banyak penebangan liar di mana² Oleh ulah manusia Manusia yang kejam yang tak peduli masa depan Yang bisa nya hanya Merusak kekayaan alam Merusak kehidupan Merusak ekosistem alam Dan tak sadar akan perbuatanya Kini aku akan menjaganya Menjaga hutanku yang tak berdaya Sehingga aku bisa hidup lebih lama

Tuesday 31 March 2020

PEMBACAAN PUISI

PEMBACAAN PUISI
(Alamsari, M.Pd.)

Hujan deras semalam suntuk
Banjir bandang datang melanda
Ayo anak-anak jangan mengantuk
Kita buat video baca puisi saja

Halo anak-anak! Apa kabarnya? Setelah sebelumnya kita membuat dan menganalisis puisi, pada kesempatan ini kita akan mencoba membaca puisi.

Pernahkah kalian membaca puisi? 
Tentu saja pernah! Pembacaan puisi bahkan sudah pernah diajarkan sejak SD. 
Pembacaan puisi adalah aktivitas membacakan puisi. Dalam membacakan puisi, kalian dapat membaca puisi tersebut dengan melihat kertas. Berbeda halnya dengan deklamasi. Dalam deklamasi puisi, kalian harus membacakan puisi tanpa melihat kertas.

Pembacaan puisi berbeda dengan pembcaan pantun ataupun cerpen. Pembacaan puisi menuntut pembacanya memperhatikan ekspresi, intonasi, gaya, serta perlu adanya penghayatan puisi. 
Ekspresi harus disesuaikan dengan isi puisi. Ketika isi puisi menggambarkan kebahagiaan, hendaknya ekspresi kita juga menunjukkan hal itu. Sebaliknya ketika puisi menggambarkan kesedihan, hendaknya kalian membacakan puisi dengan ekspresi sedih.

Monday 30 March 2020

DAFTAR LINK TUGAS BAHASA INDONESIA KELAS 9

Berikut ini daftar link tugas pelajaran bahasa Indonesia kelas 9. 

1. Tugas Kalimat Efektif:KALIMAT EFEKTIF
2. Tugas Kata Baku dan Tidak Baku:KATA BAKU DAN TIDAK BAKU
3. Tugas Penulisan Imbuhan Me:PENULISAN IMBUHAN ME
4. Tugas Menulis Puisi Lingkungan:MEMBUAT PUISI LINGKUNGAN
5. Tugas Menentukan Tema dan Amanat Puisi:TEMA DAN AMANAT PUISI
6. Tugas Membuat Video Pembacaan Puisi: VIDEO PEMBACAAN PUISI

Semua tugas harus sudah terkumpul paling lambat hari Sabtu tanggal 4 April 2020. 

MENENTUKAN TEMA DAN AMANAT DALAM PUISI

Menentukan Tema dan Amanat dalam Puisi

(Alamsari, M.Pd)


Berlayar perahu di Sungai Musi
Biarlah pelan asal selamat
Mari kita menganalisis puisi
Menentukan tema serta amanat

Halo anak-anak! Pada kesempatan kali ini kita akan mencoba menganalisis puisi. 
Sebelumnya, tentu kalian masih ingat bukan apa saja yang termasuk ke dalam unsur-unsur intrinsik puisi? Jika kalian sudah lupa silakan kalian baca kembali pada postingan materi hari kemarin.

Untuk menganalisis puisi maka kita harus tahu apa saja yang termasuk ke dalam unsur-unsur intrinsik puisi. Namun, pada materi kita hari ini kita akan membahas mengenai tema dan amanat dalam puisi. 

Seperti yang kita tahu bahwa tema ada ide atau gagasan yang menjiwai puisi. Ibaratnya jika kita ingin membangun rumah maka tema dapat diibaratkan sebagai pondasinya. Tanpa tema maka puisi tidak akan terbentuk. 
Ada banyak tema yang dapat menjadi ide pembuatan puisi. Contoh tema misalnya, tema Ketuhanan, Kemanusiaan, Sosial, Persahabatan, kematian, dan lain sebagainya. 
Untuk menentukan tema, berikut beberapa hal yang harus dilakukan:
1. Perhatikan judul puisi. Judul puisi bisanya akan menggambarkan isi puisi.
2. Bacalah puisi dari awal sampai akhir.
3. Carilah kata kunci yang terdapat pada puisi. Biasanya kata kunci dapat kita temukan pada setiap bait puisi. Kata kunci pada setiap bait biasanya akan mengandung makna yang sama. 

Sunday 29 March 2020

MENULIS PUISI BERTEMA LINGKUNGAN

MENULIS PUISI TEMA LINGKUNGAN

 (Alamsari, M.Pd) 

Buah manggis buah mangga 
Tumbuh di pinggir kali 
Mari kita bersama-sama 
Belajar menulis puisi 

Halo, anak-anak! Apa kabarnya? Pada kesempatan kali ini kita akan bersama-sama belajar membuat puisi. Tahukah kamu apakah puisi itu? Puisi adalah karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan padat makna. Puisi memiliki unsur fisik dan unsur batin. 
Unsur fisik meliputi sebagai berikut. 
1. Diksi (pemilihan kata) maksudnya kata-kata dalam puisi dipilih secara cermat dan tepat penggunaannya. 
2. Imaji maksudnya kata dalam puisi harus dapat menimbulkan daya khayal atau imajinasi. 
 3. Kata Kongkret maksudnya kata yang digunakan dalam puisi harus mampu menggambarkan dengan jelas apa yang diliha, didengar, atau dirasakan oleh penyair. 
 4. Bahasa Figuratif (majas) maksdunya bahasa yang digunakan dalam puisi menggunakan kata kias atau mengatajan sesuatu dengan cara membandingkannya dengan kata lain. 
5. Rima maksudnya adalah pengulangan bunyi dalam puisi. 
6. Tipografi maksudnya larik dalam puisi tidak membemtuk paragraf akan tetapi membentuk bait. 

 Unsur batin dalam puisi meliputi sebagai berikut. 
1. Tema maksudnya gagasan atau ide yang menjiwai puisi. 
2. Perasaan maksudnya puisi harus mewakili ekspresi penyair. 
3. Nada dan suasana maksudnya sikap penyair dalam puisi yang menggambarkan keadaan jiwa penyair. 
 4. Amanat maksudnya pesan yang hendak disampaikan penyair dalam puisi. 

Nah, bagaimana! Apakah kalian sudah paham unsur-unsur puisi? Sekarang mari kita berlatih menulis puisi. Untuk menulis puisi berikut ini beberapa langkah yang harus dilakukan. 
1. Mencari ide. Kamu bisa mencari ide apapun yang sesuai dengan minatmu. 
2. Mengembangkan ide menjadi menjadi baris-baris peristiwa. 
 3. Mengembangkan setiap baris peristiwa menjadi baris puisi yang menggambarkan peristiwa tersebut. 
4. Melakukan penyuntingan terhadap puisi yang dibuat meliputi penyuntingan bahasa dan kata pada setiap baris untuk menjadikan bahasa puisi menjadi padat bermakna. 

Baik, anak-anak. Sekarang saatnya kita menulis puisi. Berikut ini tugas yang harus kamu lakukan. Silakan klik tautan berikut.

Pengumpulan puisi ditunggu paling lambat pukul 24.00 WIB. Oke. Selamat berpuisi. 

Tuesday 24 March 2020

Penulisan Imbuhan Me

PENULISAN IMBUHAN ME

(Alamsari, M.Pd.)

Malam-malam makan sate
Jangan lupa makan buahan
Ayo anak-anak ambil hape
Kita belajar tentang imbuhan

Halo anak-anak semua!
Bagaimana kabarnya? Kesempatan kali ini kita akan bersama-sama membahas masalah penulisan imbuhan (me-).

Imbuhan adalah bubuhan baik berupa awalan, sisipan, maupun akhiran. 

Perhatikan kalimat berikut!

Ibu menyapu lantai.

Kata menyapu pada kalimat tersebut berasal dari imbuhan me- + kata dasar (sapu) sehingga menjadi menyapu bukan (mensapu). Imbuhan me bertemu dengan kata dasar yang berawalan s akan menjadi (meny). Perhatikan kata berikut. 
1. Menyeleksi (me-) + seleksi
2. Menyakiti (me-) + sakiti
3. Menyobek (me-) + sobek

Imbuhan me- jika bertemu dengan kata dasar yang berawalan (p) maka (p) pada kata dasar tersebut akan luluh. Perhatikan contoh berikut!

Dodi memukul gendang.

Kata memukul pada kalimat tersebut berasal dari imbuhan me- + kata dasar pukul. Untuk lebih jelasnya perhatikan kata berikut.
1. Memerkarakan berasal dari imbuhan  me + perkara
2. Memesona berasal dari imbuhan me- + pesona
3. Memerintah berasal dari imbuhan me- + perintah.


DomaiNesia Huruf (p) tidak akan luluh jika huruf (p) tersebut merupakan imbuhan. Perhatikan contoh berikut.

Takdir telah mempertemukan dirinya dengan orang yang dicintainya.

Huruf (p) pada kata mempertemukan tersebut tidak luluh karena (p) pada kata tersebut merupakan imbuhan (imbuhan me- + imbuhan (per-an) + kata dasar temu.

Bagaimana, apakah kalian sudah paham?

Untuk melatih kemampuan kalian, silakan kerjakan tugas berikut.

TUGAS PENULISAN IMBUHAN ME

Selamat mengerjakan. Semoga sukses ya.


Monday 23 March 2020

Kata Baku dan Tidak Baku

KATA BAKU DAN TIDAK BAKU

(Alamsari, M.Pd.)

Datang kumbang mengisap sari
Sejuk embun memercik tubuh
Marilah kita sempatkan diri
Belajar materi kata yang baku

Halo anak-anak semuanya! Apa kabarnya? Setelah kemarin kita belajar mengenai kalimat efektif tiba saatnya kita bersama-sama belajar mengenai kata baku dan tidak baku.

Pernahkah kalian mendengar istilah kata baku? 

Jika kalian pergi membeli obat maka kalian akan membelinya di mana? Tentu saja di toko obat. Tempat menjual obat dinamakan apotek. Namun terkadang banyak toko obat yang salah dalam menuliskan kata apotek tersebut. Kebanyakan justru menulis dengan kata apotik. Kata apotik jelas merupakan penulisan yang salah karena kata yang penulisannya benar adalah apotek. 

Penulisan kata yang benar dan tidak benar itulah yang dimaksud dengan kata baku dan tidak baku.

Kata baku adalah kata yang penulisannya sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Untuk mengetahui suatu kata baku atau tidak kita dapat mengeceknya di dalam kamus bahasa Indonesia. 

Sekarang sudah ada kamus bahasa Indonesia digital yang dapat kalian unduh di playstore gawai kalian masing-masing. Caranya buka playstore dan ketik kbbi v. Kemudian instal dan kamus siap digunakan.



Mengapa kamus bahasa Indonesia sangat diperlukan karena begitu banyak kata yang penulisannya tidak baku di sekitar kita. Penulisan kata yang tidak baku tersebut biasanya terjadi karena kekurangtahuan si pengguna terhadap penulisan yang benar dari kata tersebut. Banyaknya penulisan kata yang tidak baku di sekitar kita menjadikan kata tidak baku tersebut tersebar luas di masyarakat dan tidak karang dipakai dalam percakapan sehari-hari.

Perhatikan contoh berikut!

Dia mengambil jurusan tehnik. 

Pada kalimat tersebut terdapat kata yang penulisannya tidak baku, yakni tehnik. Kata tehnik bahkan sudah lumrah dipakai di banyak tempat. Kata tehnik seharusnya ditulis teknik. 

Atau mungkin kalian sering pergi ke tempat ibadah? Biasanya sangat lumrah tempat ibadah di kampung-kampung di tulis dengan kata mushollah. Benarkah kata tersebut? Penulisan kata mushollah ternyata tidak benar. Akan tetapi sampai sekarang masih banyak digunakan orang. Padahal penulisan kata yang benar adalah musala. Tentu mendengar kata musalah tetsebut agak aneh bukan? Hal itu disebabkan kita hampir tidak pernah mendengar kata musalah tersebut.

Ada banyak sekali penulisan kata yang salah di sekitar kita. Tugas kalian adalah menghilangkan kebiasaan penulisan lata yang salah tersebut. Kalian harus membiasakan penggunaan kata yang baku dalam kehidupan sehari-hari.

Nah, sekarang tugas kalian adalah mengidentifikasi kata baku dan tidak baku. Silakan klik tautan berikut untuk mengerjakannya.


Selamat mengerjakan! Semoga sukses ya.


Sunday 22 March 2020

MENGIDENTIFIKASI KALIMAT EFEKTIF

MENGIDENTIFIKASI KALIMAT EFEKTIF

Alamsari  M.Pd.

(Materi pembelajaran daring Kelas IX SMP Negeri 1 Indralaya Utara)

Alangkah senang di taman kota
Melihat orang bermain gasing
Walau kita ada di rumah
Tetaplah belajar melalui daring

Halo anak-anak semuanya!
Pada kesempatan pertama pembelajaran daring ini, kita akan mempelajari materi "Mengidentifikasi Kalimat Efektif"

Sebelumnya silakan isi presensi (kehadiran) di tautan berikut sebagai bukti bahwa anak-anak hadir dalam pembelajaran daring!

FORM PRESENSI KEHADIRAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX

Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mmengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula (Buku Praktis Bahasa Indonesia, 2011:91)

Kalimat dikatakan efektif jika:
1. Minimal terdiri dari subjek dan predikat;
2. Menggunakan ejaan yang disempurnakan;
3. Menggunakan diksi yang tepat.

Perhatikan contoh berikut!

Contoh 1: 
Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya melaporkan kepada kami.

Kalimat tersebut tidak efektif karena ada bagian yang hilang. "Siapa yang harus melaporkan?"
Perbaikan kalimat tersebut seharusnya sebagai berikut.

Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen, Anda diharap melaporkannya kepada kami.

Contoh 2:
Para hadirin semuanya diharap berdiri.

Kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan kata mubazir. 
Kata "para" "hadirin" "semuanya" sama-sama memiliki arti menyatakan banyak. Oleh karena itu, kita cukup menggunakan salah satu kata tersebut dalam kalimat sehingga perbaikannya sebagai berikut.

Hadirin diharap berdiri.

Contoh 3:
Dia merapikan daripada tempat tidurnya.

Kalimat tersebut tidak efektif karena terdapat penggunaan kata yang tidak tepat, yakni daripada. Seharusnya perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut.

Dia merapikan tempat tidurnya.

Lalu bagaimanakah cara untuk mengidentifikasi kalimat tidak efektif?

Beberapa hal yang dapat kamu lakukan sebagai berikut.
1. Bacalah setiap kalimat dengan cermat;
2. Perhatikan setiap kata dalam kalimat;
3. Identifikasilah kata apa saja yang memiliki makna sama atau kata apa yang salah penggunaannya;

Baik anak-anak sekarang saatnya kita latihan soal!

Silakan klik link berikut ini!


Batas waktu pengerjaan soal latihan paling lambat hari Senin 23 Maret 2020 pukul 24.00 WIB. Melebihi batas waktu tersebut, pengerjaan soal latihan tidak akan diterima.