Selamat Datang di www.pengingatku.blogspot.com

Sunday 19 February 2017

MEREKA YANG BAHAGIA DI HARI TUA


Orang yang paling beruntung adalah mereka yang bahagia di usia senja

Pernahkah kita membayangkan bagaimana hidup kita di masa tua? Tua merupakan takdir yang tak dapat dihindari. Sesaat yang lalu sepertinya baru saja kita dilahirkan—kini senja pun telah datang membayang. Itulah waktu. Di setiap alirnya, hidup kita ditentukan. Di setiap putaran detiknya, nasib kita digoreskan. Hidup memang telah digariskan bersama waktu. Kita tak dapat menentukan kehidupan. Akan tetapi, kita bisa menentukan pilihan. Pilihan untuk hidup bahagia atau hidup menderita. Pilihan untuk hidup sejahtera atau hidup sengsara.
(Sumber: https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSiTVeVWYvgdrwnWXVctiEf6NgeVEY6UuLmdd_jlO2DOiJ_uxtmDw)


Seorang lelaki duduk melamun. Ia menatap jauh—tatapan yang hampa. Sebut saja namanya Abdul. Ia adalah mantan pegawai sebuah perusahaan ternama. Dulu—sewaktu ia masih aktif bekerja—gajinya begitu “wah”. Setiap bulan ia menerima gaji belasan juta. Hitungan rupiah yang sungguh berlebih bagi kebanyakan orang lainnya. Dengan gaji itu, ia mampu mencukupi semua kebutuhan istri dan dua anaknya. Apalagi ia pula tak perlu repot-repot memikirkan biaya untuk membuat rumah—karena ia diberikan fasilitas rumah dinas dari perusahaanya. Dua puluh lima tahun berlalu—kini ia telah pensiun. Ia sepertinya dirundung malang. Tampak ia menyesal begitu dalam. Abdul dan istrinya harus keluar dari rumah dinasnya dan tinggal di rumah kontrakan. Yang menyedihkan baginya adalah ia tak memiliki uang simpanan untuk menghabiskan masa tuanya selain hanya sisa gaji pensiunan saja. Abdul menyesali dirinya yang hanya berfoya-foya ketika masa jaya, namun lupa menyiapkan bekal senjanya.

Apa yang dialami Abdul banyak pula dialami oleh mereka yang lainnya. Sebagai manusia, wajar memang ketika kita memanfaatkan setiap penghasilan yang kita miliki untuk memenuhi kebutuhan jasmani ataupun rohani. Hampir kebanyakan di antara kita—tentu akan melakukan hal yang sama. Menerima upah setiap bulannya—uang yang diterima digunakan sepenuhnya untuk membahagiakan istri;anak; ataupun keluarga lainnya. Hal tersebut adalah wajar. Namun, perlu diketahui bersama—ada satu hal yang sering kita lupakan, yakni menyiapkan bekal untuk hari tua.

Berbicara menyiapkan bekal untuk masa tua memang sepertinya agak pelik. Selama ini kita hanya terfokus pada kehidupan “KINI” dan lupa akan kehidupan “ESOK” hari. Coba lihatlah berapa banyak di antara kita yang menabung di bank? Atau berapa banyak di antara kita yang ikut program asuransi? Sedikit sekali. Menyiapkan bekal untuk hari tua adalah sebuah keniscayaan. Investasi mutlak harus dilakukan jika kita ingin hari tua kita bahagia.

Ada banyak pilihan untuk berinvestasi. Seiring perkembangan zaman yang begitu pesat dan seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi menyiapkan bekal hari tua—banyak bermunculan perusahaan ataupun badan yang menawarkan beragam investasi jaminan hari tua. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan adalah salah satunya. BPJS merupakan sebuah lembaga negara yang merupakan pengejawantahan dari amanat yang dituliskan dalam Undang-Undang. Lembaga ini dahulu bernama PT. Jamsostek dan resmi berubah nama menjadi BPJS Ketenagakerjaan sejak 1 Januari 2014.

Sebagai lembaga yang bergerak di bidang sosial, BPJS Ketenagakerjaan berupaya untuk memberikan perlindungan yang terbaik bagi tenaga kerja dalam menyiapkan bekal hari tuanya. Saat ini BPJS menawarkan beberapa program jaminan, diantaranya Program Jaminan Hari Tua (JHT) dan Program Jaminan Pensiun. Lalu apa dan bagaimana sebenarnya Program Jaminan Hari Tua dan Program Jaminan Pensiun itu? Program Jaminan Hari Tua (JHT) merupakan sebuah program jaminan bagi tenaga kerja di usia tua dengan memberikan uang tunai yang besarannya bergantung jumlah akumulasi iuran ditambah pengembangannya. Sedangkan Program Jaminan Pensiun adalah sebuah program yang memberikan jaminan bagi tenaga kerja yang telah memasuki usia pensiun dengan memberikan penghasilan setiap bulannya agar kehidupannya dapat terjamin lebih baik.

Kedua program jaminan hari tua dari BPJS tersebut selain memberi kemudahan dalam pendaftarannya juga memberikan kemudahan bagi penerimaannya. Bandingkan dengan asuransi atau program jaminan hari tua lainnya? Saya pernah bertanya pada seorang teman tentang keengganannya ikut program asuransi apapun. Alasannya karena pada dasarnya teman saya itu terlanjur kecewa karena dahulu ia pernah ikut program asuransi akan tetapi sangat susah melakukan pengurusan klaim atas asuransinya tersebut. BPJS Ketenagakerjaan berbeda! Sebagai lembaga negara, BPJS Ketenagakerjaan bekerja secara profesional. Pelayanan yang diberikan juga begitu baik. BPJS tentu tak akan pernah membuat pengguna jasanya kecewa. Sebab jika sampai demikian, bukan hanya nama BPJS yang rusak namun juga nama pemerintah sebagai penyedia layanan BPJS akan hancur.

Selain kedua program tersebut, BPJS Katenagakerjaan juga memiliki program-program lainnya yang tak kalah bermanfaat, diantaranya adalah Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Program Jaminan Kematian (JKM), Program Jaminan bagi Pekerja Bukan Penerima Upah (BPU), dan Program Jasa Konstruksi.

Kita harus sadar bahwa untuk menikmati kesejahteraan di hari tua memang harus terlebih dahulu melakukan pengorbanan. Bergabung di BPJS Ketenagakerjaan dan menyisihkan beberapa persen saja dari uang bulanan kita tentu tak ada artinya dibandingkan dengan jaminan kenyamanan yang akan kita dapatkan kelak. BPJS Ketenagakerjaan patut menjadi pilihan wajib bagi kita yang notabenenya tenaga kerja untuk mempercayakan hari tua kita kepadanya. Bergabung di BPJS adalah investasi cerdas yang harus dilakukan.

Suatu ketika saya berjumpa dengan seorang pria tua di sebuah Masjid. Ia terlihat begitu lelah. Saya pun mencoba berbincang kepadanya. Dari perbincangan kami, saya ketahui bahwa pria tersebut bekerja sebagai Tukang Sapu Jalan. Namun, dibalik pekerjaannya itu ada satu hal yang menarik. Rupanya pria tersebut adalah seorang sarjana ekonomi dari universitas ternama. Ketika menamatkan kuliah, pria tersebut memilih bekerja di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang pelayaran. Gaji yang ia terima waktu itu cukup besar. Sekitar 15 tahun berlalu, pria tersebut putus kontrak dengan perusahaan tempat ia bekerja. Dan kini ia memilih menjadi Tukang Sapu Jalanan dengan satu tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Ia pun mengungkapkan penyesalannya yang mendalam.

Yang tua yang bahagia adalah mereka yang menikmati hasil dari jerih payah kerjanya. Apa yang dialami pada pria tersebut jangan sampai pula terjadi pada kita. Usia tua adalah saat kita untuk duduk di rumah menikmati hari-hari senja. Usia tua harusnya dinikmati dengan sebaik-baiknya untuk berkumpul bersama keluarga penuh canda dan tawa. Usia senja harusnya dihabiskan untuk semakin mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Usia tua TIDAK untuk dihabiskan bekerja mencari nafkah. Untuk itu, sudah saatnya kita bertanya dalam hati, “sudahkah saya memiliki bekal jaminan hari tua?”. Sudah saatnya kita berpikir jernih bahwa hidup adalah rangkaian sebab akibat. Mereka yang masa tuanya dapat tersenyum bahagia adalah mereka yang sadar bahwa hidup adalah pilihan dan mereka memilih untuk hidup bahagia. Pada akhirnya, marilah kita meresapi pesan Nabi Muhammad SAW, “Ingatlah lima perkara sebelum datang lima perkara: SEHAT sebelum SAKIT, MUDA sebelum TUA, KAYA sebelum MISKIN, LAPANG sebelum SEMPIT, dan HIDUP sebelum MATI”. Semoga kita senantiasa berbahagia dengan jaminan hari tua. 

(Blog ini diikutsertakan dalam lomba Blog BPJS Ketenagakerjaan) 

/>lifestyle, pensiun

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentarnya ya! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan!