Selamat Datang di www.pengingatku.blogspot.com

Friday, 22 May 2015

MENANTI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 JILID BARU

MENANTI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 JILID BARU

Oleh Alamsari, M. Pd.
(Guru SMP Negeri 4 Rantau Panjang, Ogan Ilir)



Apa kabar Kurikulum 2013? Pasca penghentian sementara oleh Mendikbud Anies Baswedan—hingga saat ini Kurikulum 2013 masih terus dilakukan penyempurnaan. Berbagai masukan berupa kajian terhadap aspek isi maupun sistematika terus dihimpun oleh Pemerintah (Kemdikbud) guna melakukan penyempurnaan Kurikulum 2013.
Sekedar merefleksi—pada akhir 2014 lalu, pemerintah melalui Kemdikbud mengeluarkan surat keputusan untuk menghentikan penerapan Kurikulum 2013. Konsekuensinya, sekolah yang semula menerapkan Kurikulum 2013 pada semester ganjil harus kembali lagi menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semester genapnya. Kebijakan penghentian sementara tersebut diambil setelah pemerintah melakukan berbagai kajian mendalam terhadap permasalahan yang timbul dalam penerapan Kurikulum 2013. Dari hasil kajian itu, ditemukan banyak sekali masalah baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah (sekolah), seperti, keterlambatan buku siswa dan guru, pelatihan guru yang kurang efektif, penerapan yang amburadul, hingga indikasi terjadinya korupsi anggaran Kurikulum 2013.
Terkait hal tersebut, pemerintah sendiri menargetkan Kurikulum 2013 akan kembali diterapkan di seluruh sekolah paling lambat tahun 2019 mendatang. Beberapa daerah di Sumsel bahkan akan mulai mewajibkan penerapan Kurikulum 2013 mulai tahun ajaran baru nanti. Sementara itu, sembari proses penyempurnaan—secara bertahap pemerintah telah melakukan penerapan Kurikulum 2013 pada sekolah-sekolah yang telah dianggap siap.

Kurikulum 2013 Jilid Baru

Sudah sedemikian banyak dampak yang ditimbulkan oleh Kurikulum 2013. Kurikulum adalah jantungnya pendidikan. Maju atau tidaknya pendidikan bergantung pada kurikulumnya. Untuk itu, sudah seharusnya pemerintah serius dalam menangani carut marutnya Kurikulum 2013. Saat ini memang pemerintah tengah melakukan kajian-kajian terhadap Kurikulum 2013 mulai dari analisis standard kompetensi lulusan (SKL), kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), sampai pada teknik penilaian hasil belajar siswa. Bagian-bagian yang rumit dan dianggap terlalu kompleks akan disederhanakan sehingga lebih mudah untuk diimplementasikan oleh guru-guru di sekolah.
Apa yang dilakukan pemerintah merupakan langkah yang sangat bagus. Penulis sendiri berkeyakinan seiring waktu konsep Kurikulum 2013 akan menjadi semakin sempurna. Namun, pemerintah sebaiknya perlu pula mewaspadai berbagai permasalahan lain, yakni pelaksana (guru) Kurikulum 2013 itu sendiri. Pemerintah musti pula membenahi guru-gurunya sebab sesempurna apapun kurikulumnya, hanya akan menjadi sesuatu yang tak berharga jika guru tidak mampu melaksanakannya dengan baik.
Banyaknya keluhan guru terhadap Kurkulum 2013 adalah indikator bahwa sebagian besar guru kita telah gagal paham terhadap Kurikulum 2013. Akibatnya sistem pembelajaran dengan pendekatan saintifik  dianggap sebagai sesuatu yang rumit dan sulit dilakukan. Adanya beragam instrumen penilaian hasil belajar juga dianggap terlalu membebani guru. Sehingga tak heran, keputusan penghentian Kurikulum 2013 beberapa waktu lalu langsung disambut dengan gembira oleh guru.
Setali tiga uang, pendahulunya dulu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga mengalami nasib serupa. Konsep dalam KTSP sebenarnya sudah sangat bagus, akan tetapi seiring pelaksanaanya di lapangan justru ilmplementasinya tidak sesuai dengan konsep yang ada. Guru masih saja mengajar dengan pola teacher centered dan bukannya student centered. Dalam mengajar pun guru tempak kaku dengan hanya menerapkan metode ceramah saja tanpa menggunakan metode lain yang sifatnya mengeksplorasi pengetahuan dan keaktifan siswa
Pemerintah sendiri sesungguhnya telah menyadari bahwa permasalahan utama terkait kisruh Kurikulum 2013 adalah terletak pada guru sebagai pelaksana intinya. Pada masa Mendibud M. Nuh, pemerintah malah telah melakukan pelatihan terhadap ribuan guru di seluruh Indonesia. Pelatihan tersebut bahkan telah menyedot anggaran yang jumlahnya cukup fantastis. Namun nyatanya? Di lapangan, sepulangnya dari pelatihan guru masih saja mengajar dengan menrapkan pola pembelajaran yang lama. Pada akhirnya, harus diakui bahwa pelatihan yang telah dilakukan terksesan menjadi sia-sia karena tak ada efek yang membekas. Dan kini, di masa pemerintahan yang baru,  pemerintah kembali berencana memberikan pelatihan Kurikulum 2013 kepada guru-guru.
Kita tentu tak ingin permasalahan serupa terulang lagi. Jangan sampai pelatihan yang bakal digelar selanjutnya menjadi sia-sia. Untuk itu, pemerintah perlu menyiapkan strategi khusus guna memastikan guru melaksanakan Kurikulum 2013 sesuai dengan yang diharapkan. Pemerintah sebaiknya tidak berhenti hanya sebatas memberikan pelatihan akan tetapi harus dilanjutkan pada upaya merevolusi mental guru. Revolusi mental yang dicanangkan oleh presiden Jokowi tentu dirasa lebih efektif menyelesaikan berbagai permasalahan terkait guru. Sudah saatnya guru diubah menjadi pribadi baru sehingga menjadi pendidik yang bermental cerdas, kreatif, inovatif, suka tentangan dan berjiwa maju. Akhirnya semoga implentasi Kurikulum 2013 di masa mendatang dapat lebih baik lagi. Semoga saja!

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentarnya ya! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan!