LOMBA ESAI SOSIAL BUDAYA NASIONAL 2015
“Bentangan Laut Ribuan Pulau: Inovasi Budaya Maritim Nusantara”
(1 April – 10 Mei 2015)
PENGANTAR
Laut sudah lama menjadi urat nadi
ekonomi dan kebudayaan. Ia tak hanya menjadi jalur perdagangan,
melainkan juga pertemuan dan silang budaya berbagai etnik dan bahasa,
sehingga membentuk keragaman Indonesia. Luas laut Indonesia mencapai 3,2
juta kilometer persegi. Panjang pantainya lebih dari 95.000
kilometer—terpanjang kedua di dunia. Negeri ini juga memiliki lebih dari
17.000 pulau, menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar,
dan diperkirakan lebih dari 60% penduduknya bermukim di pesisir.
Sayangnya, sumber daya yang begitu besar itu sudah lama diabaikan.
Sejarawan Hilmar Farid (2014), menyitir pernyataan Presiden Joko Widodo,
menyebutnya sebagai “gerak memunggungi laut”. Laut dianggap sebagai
masa lalu, sehingga perhatian lebih diarahkan kepada daratan. Begitulah
sehingga kota-kota dibangun tidak dengan memuliakan jalur perairan.
Oleh karena itu, visi presiden untuk
membangun Poros Maritim Dunia patut disambut antusias. Laut kembali
mendapat perhatian. Gagasan itu bertumpu pada imaji konektivitas
antarlaut dan pulau sebagai penopang utama sektor pembangunan. Di
sinilah kita perlu menelaah kembali ihwal budaya maritim untuk
membangkitkan inovasi dan kejayaan bangsa. Pertanyaannya, mampukah
generasi muda menafsirkan budaya maritim untuk kejayaan bangsa? Apa saja
persoalan yang membelit budaya maritim sehingga kurang berkembang?
Inovasi dan strategi apa yang dapat dilakukan agar budaya maritim
bangkit dan menjadi penyokong masa depan bangsa? Untuk menjawab berbagai
soal itu, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mengundang pelajar SMA/sederajat untuk
menuangkan gagasan dalam Lomba Esai Sosial Budaya Nasional 2015 dengan
tema: “Bentangan Laut Ribuan Pulau: Inovasi Budaya Maritim Nusantara”.
MEKANISME LOMBA
A. Ketentuan Umum
- Peserta adalah pelajar tingkat SMA/sederajat.
- Peserta tidak dipungut biaya.
- Untuk memberi kesempatan yang lebih luas, finalis lomba tahun 2013 dan 2014 tidak diperkenankan mengikuti lomba ini.
- Naskah esai merupakan karya perorangan dan belum pernah dipublikasikan.