Selamat Datang di www.pengingatku.blogspot.com

Wednesday 22 July 2015

DIALOG DUA PEMUDA TENTANG SEPI

Pemuda satu mengurai kata
Pemuda dua takjub berkata:
Aku selalu takjub akan kata-kata yang engkau goreskan. 
Ada semacam kepedihan mendalam; ada kesepian tak kunjung padam. 
Aku merasa engkau telah menjelma sosok lelaki berjiwa dewasa. 
Ah! Kau pula cocok kusebut pujangga Besemah. 
Kata-katamu begitu puitis romantis. 
Beryukurlah! Kau dianugrahi alam yang sepi--ramai burung berkicau lirih; pepohonan hijau begitu asri; sejuk semilir angin bergaun embun. 
Ah! Aku merasa kau telah jauh menuju penghulu aksara. Aku merasa tak sanggup mengejarmu untuk berbiduk tinta.

Pemuda dua mengurai rindu:
Beriring angin, kuhembuskan kabarku baik-baik saja. 
Hanya! Masih seperti dulu! 
Aku masih sepi--menantimu menjejak kaki di sini.
Pemuda satu duduk termangu

Pemuda satu mencoba tegar
Pemuda dua terlanjur gusar: 
Memang! Doa terhampar untukmu selalu. 
Namun--rindu terlanjur menghempas dalam-dalam. 
Ragaku memang bernyawa, tetapi tiada berjiwa. 
Rindu--Tak padam sampai kau menampak wajah walau sesaat saja. 
Sahabatku! Kau tahu rasaku!

Pemuda dua berurai tangis:
Kau tahu? Kala malam sepi--kusempatkan membaca cerita tentang kita bertiga. 
Lewat tajuknya "Di Sini Aku Menanti" aku mengisahkan manisnya kebersamaan kau, aku, pun dia. 
Lalu! Mata ini menangis kala pada akhir cerita kudapati skenario penuh liku berakhir penantian tak kunjung sampai. 
Hingga tiga bunga yang kemarin kuncup tetap pula kuncup--akhirnya mekar--ia tetap kuncup karena tak kunjung dipetik! 
Aku menangis kala mendapati kau, aku, pun dia telah berada pada ruang dan waktu yang terlampau jauh! 
Pemuda satu sakit meringis 

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentarnya ya! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan!