Pertemuan kedua MGMP BINDO OGAN ILIR, membincangkan topik yang sama, yaitu PTK. Jika pada pertemuan pertama minggu lalu, saya bersama tim menerangkan konsep PTK secara umum--pada pertemuan kedua beberapa hari lalu kami mulai mengajak guru untuk mengonsep PTK yang akan dijadikan rancangan penelitian. Baru 30 menit berjalan, MGMP yang kami adakan harus tersendat. Penyebabnya, dari 40-an guru yang hadir, hanya beberapa saja yang sudah siap dengan masalah dan judulnya. Sisanya, bingung dan menerawang kemana-mana. Melihat kondisi sedemikian--sekretaris MGMP kami, ibu Eka Ade, S. Pd. Lantang berbicara blak-blakan kepada peserta MGMP. "Bapak dan ibu, jujur saja, tugas yang diberikan pada pertemuan pertama pasti tidak dikerjakan ya?" ujar Ibu Eka Ade. "Nah, ketahuan! Pasti bapak-ibu guru malas kan? Kalau malas PTK kita tidak akan selesai! Masak sudah satu minggu mencari judul saja belum selesai" tukasnya lagi. Nah! Itulah yang telah kami prediksi sebelumnya. PTK itu sebenarnya mudah--namun kemauan mengerjakannya yang tidak ada. Berkaitan dengan hal tersebut setidaknya, ada beberapa masalah lain yang turut menyebabkan terciptanya kondisi "gagal PTK" itu, yakni:
1. Guru gagap teknologi (tidak bisa mengetik, tidak bisa search literatur, tidak bisa simpan data). Hal ini wajar karena mayoritas guru memang pada zaman kuliahnya belum mengenal teknologi. Namun jika guru mau, teknologi bisa dikuasai.
2. Guru tidak bisa menulis. Kebanyakan peserta justru masih bingung mau menuliskan apa. Mereka juga bingung bagaimana merangkai ide-ide menjadi paragraf yang utuh dan padu. Mereka bingung mau memulai tulisan dan bingung pula bagaimana mengakhirinya.
3. Guru motivasi rendah. Harus diakui inilah penyebab kenapa terjadi "gagal PTK". Motivasi menulis PTK rendah. Mereka merasa tidak WAJIB membuat PTK sehingga PTK dianggap suatu pekerjaan sisa yang dikerjakan hanya jika ada sisa waktu untuk mereka.
4. PTK dianggap tidak bermanfaat. Mayoritas guru memang beranggapan bahwa PTK tidak menguntungkan bahkan hanya menghabiskan uang, waktu, dan tenaga.
Membumikan PTK di Bumi Caram Seguguk memang butuh perjuangan ekstra. Itulah sebabnya dibutuhkan peran berbagai praktisi dan lembaga. Salah satunya adalah MGMP dibantu dinas pendidikan tentunya. Jayalah MGMP di seluruh Indonesia. Jayalah pendidikan kita.
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa komentarnya ya! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan!