Banyak yang membandingkan pendidikan Indonesia yang jauh tertinggal
dengan pendidikan di Finland atau negara maju lainnya. Oh, ya! Tidak
usah jauh-jauh, hasil penelitian menunjukkan pendidikan Indonesia bahkan
tertinggal dengan negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, atau
Thailand sekalipun. Ya! Harus kita akui, memang kita tertinggal!
Pendidikan kita tertinggal. Siapa yang salah? Sistem, sarana prasarana,
atau. Pendidiknya? Bisa semua! Namun faktor yang paling menentukan
adalah pendidiknya. Mental pendidik kita masih harus dibenahi. Maksud
saya, pendidik kita masih seperti "katak dalam tempurung". Mental
pendidik kita masih "cemen". Dan itu menjadi masalah serius yang musti
diatasi.
Saya mau bercerita sedikit. Dahulu, Malaysia berkiblat pada
pendidikan di Indonesia. Guru-guru Malaysia belajar di universitas
Indonesia. Namun, tak berlangsung lama. Kini Indonesia yang berkiblat ke
Malaysia.
Ada apa? Ini tentang mental. Pendidikan di Malaysia jauh berkembang karena pendidiknya memiliki tekad yang kuat untuk mengejar ketertinggalan. Pendidiknya berani untuk tampil beda dari pendidik Indonesia. Mereka selalu berkreasi dan berinovasi. Dengan sistem manajemen yang baik, mereka mampu menghasilkan generasi yang berkualitas.
Tidak usah jauh-jauh! Di tanah air cukup banyak guru-guru yang "beda" dengan guru kebanyakan. Namun sayang, pada umumnya, guru-guru kreatif itu masih berpusat di sekolah-sekolah unggulan dan sayangnya lagi jumlahnya masih sangat sedikit "secuil". Itulah yang menyebabkan pendidikan kita masih sukar mengejar ketertinggalan.
Ada apa? Ini tentang mental. Pendidikan di Malaysia jauh berkembang karena pendidiknya memiliki tekad yang kuat untuk mengejar ketertinggalan. Pendidiknya berani untuk tampil beda dari pendidik Indonesia. Mereka selalu berkreasi dan berinovasi. Dengan sistem manajemen yang baik, mereka mampu menghasilkan generasi yang berkualitas.
Tidak usah jauh-jauh! Di tanah air cukup banyak guru-guru yang "beda" dengan guru kebanyakan. Namun sayang, pada umumnya, guru-guru kreatif itu masih berpusat di sekolah-sekolah unggulan dan sayangnya lagi jumlahnya masih sangat sedikit "secuil". Itulah yang menyebabkan pendidikan kita masih sukar mengejar ketertinggalan.
"Revolusi mental, yuk" saya pribadi mengajak kita
semua untuk merevolusi mental kita. Jadilah pendidik dambaan. Pendidik
yang kreatif dan inovatif. Pendidik yang berwawasan luas dan berpikiran
maju. Pendidik yang berintegritas dan beriman.
Mari kita menjadi
pendidik yang beda. Untuk menjadi beda, toh tidak sulit. Yang penting
adalah tekat dan semangat untuk melakukan perubahan. Berikut hal-hal
yang dapat dilakukan untuk menjadi "beda":
1. Keluar dari zona
nyaman Anda. Banyak guru yang berprinsip "cukuplah saya mengajar" toh
"uang dan harta sudah saya miliki" lalu "tidak ada lagi yang perlu saya
kejar" dan "soal prestasi tidak penting". Itu prinsip yang salah. Keluar
dari zona nyaman itu. Berhentilah berpikiran bahwa Anda bekerja hanya
untuk mengajar dan setiap bulan mendapatkan gaji sehingga keluarga Anda
cukup makan, pakaian, dan dapat sekolah. Stop! Hentikan itu semua. Ada
banyak hal yang harus kita lakukan dibandingkan itu semua.
2.
Carilah atmosfer yang mendukung Anda untuk dapat menjadi "beda". Maksud
saya adalah komunitas itu sangat perlu. Saya misalnya! Terus terang jika
saya mengharap untuk berubah tampil beda hanya di sekolah tempat saya
mengajar, tentu saya tidak akan pernah berubah. Sekolah di ujung,
membuat Atmosfir di sekolah saya tidak baik buat perkembangan saya.
Maka, sejak pertengahan 2013 saya mulai aktif di MGMP BAHASA INDONESIA
Ogan Ilir dengan harapan mendapatkan semangat baru buat berubah dan
tampil beda. Dan ternyata ya! Atmosfir di MGMP Bahasa Indonesia cukup
baik buat perkembangan saya dan guru-guru lainnya. Komunitas tidak hanya
di MGMP akan tetapi banyak komunitas yang dapat dijadikan alternatif
buat membawa perubahan bagi kita.
3. Buatlah targetan-targetan. Sangat perlu kita lakukan. Membuat
targetan-targetan apa saja yang hendak kita capai dalam rangka untuk
menjadi "beda". Targetan-targetan yang dibuat diusahakan berkaitan
dengan bidang keahlian yang kita kuasai. Sebagai guru, Anda dapat
membuat targetan seperti: menulis karya ilmiah, menulis buku, membimbing
siswa, atau memenangkan lomba. Penting dipertimbangkan, targetan yang
dibuat agar dibuat berskala sesuai
jangka waktu yang ditetapkan, misalkan jangka pendek (satu tahunan),
jangka menengah (dua/tiga tahunan), dan jangka panjang (lima atau
sepuluh tahunan).
"Hasil tidak akan pernah menghianati proses". Allah akan memberikan balasan sesuai apa yang diusahakan. Jika Anda bercita-cita besar, maka lakukan sesuatu dari sekarang untuk mencapai cita-cita itu.
4. Junjung Tinggi Komitmen Anda.
Sia-sia, jika tekat Anda untuk tampil beda tidak dibarengi komitmen yang kuat untuk menggapai tujuan itu. Menjaga Komitmen itu yang penting. Mengapa banyak guru tidak dapat menulis PTK padahal menulis PTK itu cukup mudah? Dalam setiap kali pelatihan, guru-guru telah seringkali dibekali ilmu PTK. Ketika ditanya mereka dengan yakin menjawab "PTK mudah dan saya bisa membuatnya". Seiring waktu, satu PTK pun tak kunjung selesai dibuat. Mengapa? Karena komitmen untuk menulis PTK itu tidak ada.
Anda tahu, dalam perjalanan karier kita pasti akan banyak hambatan dan tantangan. Kesulitan-kesulitan itu pasti adakalanya merontokkan motivasi Anda. Nah! Disinilah komitmen itu bermain. Guru yang berkomitmen kuat, akan mampu menghalau kesulitan-kesulitan yang menghadang. Guru yang berkomitmen rendah, akan sirna bersamaan hilangnya motivasi dalam dirinya.
5. Al-Quran kunci sukses pribadi Anda. Untuk menjadi beda maka kembalilah pada Allah; pada Nabi-Nya; dan pada Al-Quran-Nya. Buka Al-Quran duhai jiwa yang mulia. Sebagai guru, Quran tidak boleh terlepas dari kehidupan kita.
Di dalam Quran, ada begitu banyak hal yang dapat kita pelajari. Mempelajari Quran, mengantarkan kita menemukan jati diri; sadar akan hakikat diri. Ada banyak kewajiban dan tuntutan yang harus kita penuhi.
"Demi Masa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian". Ingatlah, Allah telah bersumpah demi waktu bahwa manusia benar-benar dalam kerugian. Jika kita memahaminya, tentu bergetarlah hati kita. Satu ayat tersebut, mustinya sudah cukup membuat kita paham akan pentingnya menghargai waktu. Jika kita telah sadar akan pentingnya waktu, maka sudah cukup bagi kita untuk menjadi pribadi yang beda.
Jadilah guru yang beda diantara kebanyakan guru lainnya. Beda untuk mengharapkan Ridha Allah. Semoga Allah menyediakan surga bagi kita, kelak di akherat nanti. Salam pendidikan! Guru mulia karena karya.
"Hasil tidak akan pernah menghianati proses". Allah akan memberikan balasan sesuai apa yang diusahakan. Jika Anda bercita-cita besar, maka lakukan sesuatu dari sekarang untuk mencapai cita-cita itu.
4. Junjung Tinggi Komitmen Anda.
Sia-sia, jika tekat Anda untuk tampil beda tidak dibarengi komitmen yang kuat untuk menggapai tujuan itu. Menjaga Komitmen itu yang penting. Mengapa banyak guru tidak dapat menulis PTK padahal menulis PTK itu cukup mudah? Dalam setiap kali pelatihan, guru-guru telah seringkali dibekali ilmu PTK. Ketika ditanya mereka dengan yakin menjawab "PTK mudah dan saya bisa membuatnya". Seiring waktu, satu PTK pun tak kunjung selesai dibuat. Mengapa? Karena komitmen untuk menulis PTK itu tidak ada.
Anda tahu, dalam perjalanan karier kita pasti akan banyak hambatan dan tantangan. Kesulitan-kesulitan itu pasti adakalanya merontokkan motivasi Anda. Nah! Disinilah komitmen itu bermain. Guru yang berkomitmen kuat, akan mampu menghalau kesulitan-kesulitan yang menghadang. Guru yang berkomitmen rendah, akan sirna bersamaan hilangnya motivasi dalam dirinya.
5. Al-Quran kunci sukses pribadi Anda. Untuk menjadi beda maka kembalilah pada Allah; pada Nabi-Nya; dan pada Al-Quran-Nya. Buka Al-Quran duhai jiwa yang mulia. Sebagai guru, Quran tidak boleh terlepas dari kehidupan kita.
Di dalam Quran, ada begitu banyak hal yang dapat kita pelajari. Mempelajari Quran, mengantarkan kita menemukan jati diri; sadar akan hakikat diri. Ada banyak kewajiban dan tuntutan yang harus kita penuhi.
"Demi Masa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian". Ingatlah, Allah telah bersumpah demi waktu bahwa manusia benar-benar dalam kerugian. Jika kita memahaminya, tentu bergetarlah hati kita. Satu ayat tersebut, mustinya sudah cukup membuat kita paham akan pentingnya menghargai waktu. Jika kita telah sadar akan pentingnya waktu, maka sudah cukup bagi kita untuk menjadi pribadi yang beda.
Jadilah guru yang beda diantara kebanyakan guru lainnya. Beda untuk mengharapkan Ridha Allah. Semoga Allah menyediakan surga bagi kita, kelak di akherat nanti. Salam pendidikan! Guru mulia karena karya.
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa komentarnya ya! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan!