Selamat Datang di www.pengingatku.blogspot.com

Monday, 11 January 2016

TOLONG PAK MENTERI, KEMBALIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KAMI!


Selayang Pandang
Kurikulum 2013 pada hakikatnya adalah penyempurnaan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sehingga wajar sebagian ahli pendidikan menyebut Kurikulum 2013 dengan istilah KTSP yang disempurnakan. Saya pun lebih bersepakat jika Kurikulum 2013 lebih baik dipanggil dengan istilah KTSP yang disempurnakan saja. Sebab penamaan Kurikulum 2013 telah membuat paradigma baru di kalangan guru-guru. Pada realitanya di lapangan, guru-guru di berbagai sekolah dan daerah termasuk di Ogan Ilir telah menganggap Kurikulum 2013 sebagai sesuatu yang baru. Artinya, sebagai sesuatu yang baru, guru-guru telah menganggap bahwa apa yang termaktub dalam Kurikulum 2013 semuanya adalah baru. Paradigma tersebut pada akhirnya telah menyebabkan guru-guru terutama yang berusia lanjut dan guru-guru di pelosok kesulitan memahami Kurikulum 2013 karena mereka menganggap sebagi Kurikulum baru akan sulit untuk dipahami. Padahal menurut saya sebenarnya apa yang termaktub dalam Kurikulum 2013 sebenarnya adalah 85% wajah lama dan hanya 15% saja yang baru.

Thursday, 7 January 2016

SEMANGAT BARU DI SEMESTER BARU

Mengawali awal semester genap tahun 2015/2016 ini, guru beserta siswa mengadakan kerja bakti membersihkan halaman sekolah SMPN 4 Rantau Panjang, Ogan Ilir. Setelah libur cukup lama sekitar sepuluh hari, halaman SMPN 4 Rantau Panjang nampak ditumbuhi ilalang dan rumput lebat dan tinggi. Letak SMPN 4 Rantau Panjang yang berada di tengah kebun milik masyarakat setempat menjadikan sekolah ini memang sangat mudah ditumbuhi berbagai tanaman termasuk rumput liar. 


"SEKOLAH YANG MEMANUSIAKAN MANUSIA"

"Sekolah mana yang mengaku unggulan? Ayo! Tunjuk jari!" Ujar seorang narasumber dalam suatu pelatihan. Tak ada seorang pun yang menunjuk. Padahal saya tahu, waktu itu banyak guru-guru yang berasal dari sekolah unggulan. Ya! Problematika sekolah kita sangat nyata. Hampir semua mengaku berkualitas dan melabelkan diri sebagai sekolah unggulan. Konsep unggulan yang diidap oleh setiap sekolah mungkin berbeda-beda. Tak heran, setelah ditolok ukur, kualitas sekolah unggulan belum mampu mencapai titik temu.
Sebenarnya apa yang dimaksud sekolah unggulan? Saya sendiri sebenarnya lebih setuju jika sekolah label unggulan dihilangkan saja. Mengapa? Karena adanya konsep sekolah unggulan tentu akan memunculkan ruang bagi sekolah-sekolah lainnya yang nonunggulan untuk tidak menyelenggarakan pendidikan secara layak dan berkualitas dengan dalih "sekolah kami kan bukan unggulan jadi tidak masalah kalau tidak berkualitas".

"MENGAJAR DALAM TIM: MENUJU PEMBELAJARAN BERKUALITAS"


Team Teaching (mengajar dalam tim) merupakan solusi yang saya kira ampuh untuk mengatasi problem dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Walaupun banyak manfaatnya, namun Tim Teaching ini masih jarang diterapkan oleh sekolah kita pada umumnya.
Mengajar sebenarnya bukanlah kegiatan yang mudah dilakukan. Butuh proses panjang mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi untuk mendapatkan KBM yang berkualitas. Beberapa persoalan dalam KBM seperti manajemen kelas, kontrol siswa, efektifitas pembelajaran, dll dapat diatasi dengan team teaching.
Dalam team teaching terdapat pembagian tugas yang proporsional sesuai kesepakatan dan kompetensi guru. Satu guru mengajar di depan kelas, guru yang lain dapat mengontrol siswa atau keduanya dapat sama-sama melakukan pendampingan atau monitoring pada siswa sehingga benar-benar memastikan siswa menguasai kompetensi yang diinginkan.
Satu guru idealnya menangani tidak lebih dari 20 siswa. Kenyataannya, hampir di semua sekolah kecuali sekolah Islam Terpadu dan sekolah standar internasional, memiliki lebih banyak siswa bahkan ada yang terdiri dari 40 siswa. Sekarang bayangkan! Jika siswa sudah sebanyak itu, sanggupkah guru melaksanakan KBM secara berkualitas? Bisa namun sulit. Hanya guru-guru tertentu saja yang sanggup dan sayangnya guru yang seperti itu tidak banyak. Maka team teaching diperlukan.