"Sekolah mana yang mengaku
unggulan? Ayo! Tunjuk jari!" Ujar seorang narasumber dalam suatu
pelatihan. Tak ada seorang pun yang menunjuk. Padahal saya tahu, waktu
itu banyak guru-guru yang berasal dari sekolah unggulan. Ya!
Problematika sekolah kita sangat nyata. Hampir semua mengaku berkualitas
dan melabelkan diri sebagai sekolah unggulan. Konsep unggulan yang
diidap oleh setiap sekolah mungkin berbeda-beda. Tak heran, setelah
ditolok ukur, kualitas sekolah unggulan belum mampu mencapai titik temu.
Sebenarnya apa yang dimaksud sekolah unggulan? Saya sendiri sebenarnya
lebih setuju jika sekolah label unggulan dihilangkan saja. Mengapa?
Karena adanya konsep sekolah unggulan tentu akan memunculkan ruang bagi
sekolah-sekolah lainnya yang nonunggulan untuk tidak menyelenggarakan
pendidikan secara layak dan berkualitas dengan dalih "sekolah kami kan
bukan unggulan jadi tidak masalah kalau tidak berkualitas".
Coba jawab pertanyaan saya, "Sudahkah sekolah Anda memanusiakan siswa Anda?" Saya ragu! Jangan-jangan tak satupun sekolah yang memang benar-benar memanusiakan siswanya. Maksud saya, hampir tidak ada sekolah yang memberikan pelayanan sesuai karakteristik siswanya. Gampangnya begini! Sudahkan sekolah Anda menerapkan multiple intellegences (kecerdasan majemuk)? Mengapa kecerdasan majemuk karena pembelajaran berbasis kecerdasan majemuklah yang sesuai dengan upaya memanusiakan manusia.
Kecerdasan majemuk berupaya menghargai siswa sesuai dengan karakteristiknya. Menghadirkan pembelajaran yang mempertimbangkan kecerdasan yang dimiliki tiap siswa. Dalam satu kelompok siswa, akan kita temui beragam kecerdasan. Mulai dari kecerdasan musikal, bahasa, kinestetik, visual, numerikal, personal, interpersonal, hingga kecerdasan spiritual.
Sekolah yang memanusiakan manusia akan menghargai setiap individu. Tidak ada yang bodoh--setiap siswa berkembang sesuai bakatnya masing-masing.
Coba jawab pertanyaan saya, "Sudahkah sekolah Anda memanusiakan siswa Anda?" Saya ragu! Jangan-jangan tak satupun sekolah yang memang benar-benar memanusiakan siswanya. Maksud saya, hampir tidak ada sekolah yang memberikan pelayanan sesuai karakteristik siswanya. Gampangnya begini! Sudahkan sekolah Anda menerapkan multiple intellegences (kecerdasan majemuk)? Mengapa kecerdasan majemuk karena pembelajaran berbasis kecerdasan majemuklah yang sesuai dengan upaya memanusiakan manusia.
Kecerdasan majemuk berupaya menghargai siswa sesuai dengan karakteristiknya. Menghadirkan pembelajaran yang mempertimbangkan kecerdasan yang dimiliki tiap siswa. Dalam satu kelompok siswa, akan kita temui beragam kecerdasan. Mulai dari kecerdasan musikal, bahasa, kinestetik, visual, numerikal, personal, interpersonal, hingga kecerdasan spiritual.
Sekolah yang memanusiakan manusia akan menghargai setiap individu. Tidak ada yang bodoh--setiap siswa berkembang sesuai bakatnya masing-masing.
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa komentarnya ya! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan!