Selamat Datang di www.pengingatku.blogspot.com

Wednesday 24 December 2014

HAPUS ATAU KEMBALIKAN?

HAPUSKAN ATAU KEMBALIKAN?

Semenjak diterapkannya Kurikulum 2013, para guru TIK/KKPI dari berbagai daerah terus melancarkan aksi protes kepada pemerintah. Protes yang mereka lakukan terkait penghilangan mata pelajaran TIK dalam struktur kurikulum sebelumnya (KTSP). Penghilangan mata pelajaran TIK/KKPI tersebut otomatis menjadikan guru TIK bingung bagaimana kejelasan status mereka kedepannya. Apalagi banyak diantara mereka yang telah tersertifikasi dalam bidang TIK/KKPI sehingga menyebabkan tunjangan sertifikasi mereka terancam tidak cair. Terkait hal itu, dalam peraturan pemerintah disebutkan bahwa sebagai penggantinya, para guru TIK/KKPI yang mata pelajarannya telah dihilangkan dapat beralih menjadi guru prakarya/kerajinan. Hal tersebut tentu saja menimbulkan protes keras dari guru TIK/KKPi karena tidak mungkin bagi mereka untuk berlalih menjadi guru mata pelajaran lain karena memang latar belakang pendidikan mereka adalah guru TIK.
Hari ini, Rabu 24 Desember 2014 lebih kurang 500 guru TIK/KKPI dari seluruh Indonesia kembali berdemo menuntut pemerintah mengembalikan mata pelajaran TIK dalam strukutr Kurikulum 2013. Harapan mereka semakin besar lantaran saat ini pemerintahan telah berganti baru begitu juga Mendikbudnya. Di bawah kepemimpinan Mendikbud Anies Baswedan, para guru TIK/KKPI optimis bahwa Mendikbud akan mengabulkan keinginan mereka.
Dalam postingannya di media sosial, Mendkbud Anies Baswedan mengatakan bahwa pihaknya akan mengkaji ulang kebijakan penghapusan mata pelajaran TIK/KKPI dalam strukutr Kurikulum 2013. JIka dianggap perlu dikembalikan, maka Kemdikbud akan membuat PP baru sebagai pengganti PP lama tentang pengembalian TIK/KKPI dalam struktur Kurikulum 2013.
Terkait dengan hal itu, saya sendiri sebenarnya sangat setuju jika mata pelajaran TIK/KKPI dikembalikan untuk diajarkan di sekolah-sekolah. Memang, harus disadari bahwa TIK/KKPI memiliki posisi strategis dalam upaya menciptakan kedaulatan bagsa dalam hal teknologi dan informasi. Bayangkan, apa jadinya jika siswa tidak pernah belajar TIK/KKPI? Tentunya mereka akan menjadi gagap teknologi. 
HAPUS ATAU TIDAK?
Apa yang disuarakan oleh guru TIK/KKPI ternyata tidak sepenuhnya didukung oleh guru-guru lain terutama guru yang mengajar di daerah terpencil. Beberapa guru malah mendukung penghapusan TIK/KKPI dari struktur Kurikulum 2013 karena memang TIK/KKPI tidak begitu bermanfaat bagi mereka dan anak didiknya. Sebut saja sekolah yang berada d pelosok pedesaan atau pedalaman misalnya. Untuk sekolah tersebut, tentu mata pelajaran TIK/KKPi tidak begitu bermanfaat. Mengapa? Jelas sekali, karena keterbatasan sarana dan prasarana tentu membuat guru-guru di pelosok kesulitan mengajarkan TIK/KKPI. Memang, jika kita mau hitung-hitungan maka masih jutaan sekolah yang belum memiliki saran laboratorium komputer. Di beberapa sekola yang memiliki laboratorium komputer juga tak jarang banyak yang mengalami kerusakan. Berbeda halnya dengan guru yang mengajar d perkotaan. Pada umumnya sekolah tempat mereka mengajar telah memiliki sarana dan prasarana yang sangat memadai. Sehingga mata pelajaran TIK/KKPI memang sangat bermanfaat dan efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Terkait dengan hal tersebut, ada baiknya pemerintah memang benar-benar memikirkan secara matang apa dampak baik dan buruknya penghapusan TIK/KKPI. JIka nanti pemerintah memutuskan untuk tetap menghapus mata pelajaran TIK/KKPI, tentu pemerintah telah memiliki landasan atau dasar yang kuat. KIta pun harus menghormati keputusan itu. Sebaliknya, jika pemerintah memutuskan untuk mengembalikan mata pelajaran TIK/KKPI, maka pemerintah pula harus adil dalam menyediakan sarana dan prasarana bagi sekolah-sekolah yang berada di pelosok desa/pedalaman. Jangan sampai mata pelajaran TIK/KKPI yang dikembalikan itu akan menjadi sia-sia saja karena diajarkan tidak maksimal disebabkan keterbatasan sarana. Jayalah pendidikan Indonesia.

2 comments:

  1. Semoga pemerintahan kita bisa bijak pak, dalam mengambil keputusan sebab hal itu mempengaruhi kualitas pendidikan di dunia.

    Makasih udah membuka pikiran kita melalui opininya, pak.

    Datang juga ke blog saya, kalau berminat dapet sertifikat blogger. ^.^

    ReplyDelete
  2. kita ikuti saja apa maunya pemerintah. semoga ada yang terbaik.

    ReplyDelete

Jangan lupa komentarnya ya! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan!