Selamat Datang di www.pengingatku.blogspot.com

Wednesday 10 December 2014

ARTIKEL



MENYIKAPI VONIS “MATI” KURIKULUM “SETENGAH JADI”

Oleh
Alamsari, M.Pd.
(Guru SMPN 4 Rantau Panjang, Ogan Ilir)


“Sejak awal pelaksanakannya, Kurikulum 2013 memang telah menuai banyak masalah. Kini, seiring pergantian Menteri—Nasib Kurikulum 2013 diputuskan. Pemerintah akhirnya menetapkan pengimplementasian Kurikulum 2013 di  sekolah-sekolah agar dihentikan”

Jelas sudah nasib Kurikulum 2013. Di tangan Mendikbud Anies Baswedan—takdir Kurikulum 2013 telah diputuskan. Melalui surat edarannya, mulai semester genap nanti, implementasi Kurikulum 2013 harus dihentikan di semua sekolah kecuali sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 selama tiga semester (baca: sekolah percontohan). Penghentian sementara Kurikulum 2013 tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memberikan waktu kepada pemerintah dalam melakukan revisi terkait kelemahan-kelemahan ataupun hambatan-hambatan dalam penerapan Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013: Kurikulum “Setengah Matang”
Sekedar merefleksi, sejak awal kemunculannya, Kurikulum 2013 memang telah menuai banyak kontroversi. Berbagai pihak sebenarnya telah mendesak M. Nuh sebagai Mendikbud pada waktu itu agar menghentikan penerapan Kurikulum 2013. Alasannya, karena banyak kalangan menilai Kurikulum 2013 memiliki banyak kelemahan diantaranya adalah kompleksitasnya materi dan penilaian. Selain itu, proses pembelajaran yang dirancang dalam Kurikulum 2013 juga dirasakan membuat guru sedikit mengalami kesulitan. Akan tetapi, Kurikulum 2013 tetap juga dilaksanakan oleh pemerintah. Bahkan, pemerintah meyakinkan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaik dari kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Dalam upaya mensukseskan pengimplementasian Kurikulum 2013, berbagai cara dilakukan oleh pemerintah. Tak tanggung-tanggung, pemerintah telah merekrut ribuan tenaga Instruktur Nasional (IN) untuk melakukan pelatihan-pelatihan kepada guru-guru sasaran di seluruh sekolah di Indonesia. Pemerintah juga telah melakukan pencetakan terhadap jutaan buku Kurikulum 2013 berbagai mata pelajaran. Dana yang dikucurkan untuk menyegerakan pengimplementasian pun sungguh fantastis mencapai triliunan rupiah. Namun, setelah banyak “pengorbanan” dilakukan—seiring pergantian Menteri Pendidikan yang baru, Kurikulum 2013 ternyata dihentikan.
Memang, dalam memutuskan nasib Kurikulum 2013 ini pemerintah telah mempertimbangkan berbagai hal. Melalui tim yang telah dibentuk, pemerintah melakukan kajian terhadap kelayakan Kurikulum 2013. Hasilnya, pemerintah mendapati bahwa Kurikulum 2013 dianggap sebagai Kurikulum “Setengah Matang”. Banyak masalah yang terjadi seperti,  ketidaksesuaian antara ide dengan desain kurikulum,  maupun dengan isi buku teksnya. Masalah lainnya terkait teknis pelaksanaan Kurikulum 2013 itu sendiri, yakni banyaknya sekolah dan guru yang mengaku tidak siap dengan penerapan Kurikulum 2013, belum meratanya pelatihan guru dan kepala sekolah, dan distribusi buku yang masih belum terlaksana dengan baik.

Nasib Sekolah Pasca Kurikulum 2013
Pasca dihentikannya Kurikulum 2013, sesuai edaran Mendikbud, sekolah yang telah menerapkan Kurikulum 2013 selama tiga semester wajib menggunakan Kurikulum 2013. Sedangkan sekolah yang baru satu semester menerapkannya diperintahkan kembali menggunakan KTSP. Lalu apa dampaknya?
Sebenarnya sungguh aneh jika dalam kurun waktu satu tahun ada dua kurikulum yang digunakan. Seyogyanya, suatu kurikulum hendaknya dilaksankan secara tuntas (setidaknya satu tahun ajaran) terlebih dahulu baru kemudian dihentikan. Memang, sebagian pengamat mengatakan semakin cepat Kurikulum 2013 dihentikan maka akan semakin baik. Namun, menurut hemat penulis, penghentian Kurikulum 2013 setidaknya haruslah mempertimbangkan berbagai resiko yang mungkin muncul. Setelah dihentikannya Kurikulum 2013, tentu akan muncul banyak masalah. Beberapa masalah tersebut terkait dengan kejelasan struktur mata pelajaran dan penilaian hasil belajar peserta didik.
Adanya beberapa mata pelajaran yang sebelumnya dihilangkan dalam Kurikulum 2013 secara otomatis akan kembali diajarkan pada KTSP. Mata pelajaran tersebut diantaranya TIK dan Mulok pada jenjang SMP dan SMA, serta Bahasa Inggris pada jenjang SD. Hal itu tentunya akan membuat guru dan murid menjadi bingung. Guru akan kesulitan mengejar ketertinggalan materi sebab materi pada Kurikulum 2013 sangat berbeda dengan materi pada KTSP. Padahal, pada beberapa mata pelajaran antara materi pada semester satu dan materi pada semester dua tentu sangat berkaitan. Sebaliknya, murid akan kesulitan menerima materi pada semester dua karena pada semester pertama mereka menerima materi yang berbeda sama sekali.
Jumlah jam pelajaran yang terdapat pada beberapa mata pelajaran juga menjadi masalah yang sangat riskan. Jumlah jam pelajaran pada Kurikulum 2013 enam kali lebih banyak dari jumlah jam pelajaran pada KTSP. Penambahan jam pelajaran tersebut terjadi pada mata pelajaran agama, ppkn, penjaskes, bahasa indonesia, dan matematika, dan IPA. Jika harus kembali pada jam mata pelajaran seperti sedia kala tentu akan membuat guru-guru kebingungan. Pasalnya, untuk mendapatkan sertifikasi guru, mereka dituntut mengajar 24 jam mata pelajaran yang relevan. Jika demikian, akan banyak sekali guru yang terpaksa mencari tambahan jam mengajar ke sekolah lain hanya untuk mencukupi pemenuhan 24 jam tersebut.
Permasalahan yang selanjutnya adalah terkait penilaian hasil belajar siswa. dalam Kurikulum 2013, format penilaian pada rapor sangat berbeda dengan format penilaian rapor pada KTSP. Dalam Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik tidak dituliskan dalam bentuk angka akan tetapi dituliskan dalam bentuk penilaian alfabetik, yakni A—D. Selain itu, dalam rapor juga dituliskan tiga aspek penilaian siswa, kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dalam rapor KTSP, penilaian menggunakan bentuk satuan angka dengan rentang 10—100. Selain itu, dalam rapor model KTSP, hanya menggunakan satu aspek penilaian saja, yakni kognitif.
Bayangkan apa tanggapan siswa jika dalam satu tahun ajaran saja mereka mendapatkan dua jenis rapor yang berbeda yakni, rapor Kurikulum 2013 dan rapor KTSP. Tentunya siswa akan merasa kebingungan dan terheran-heran melihat laporan hasil belajar yang mereka terima itu. Pada akhirnya, bukan tidak mungkin akan muncul rasa skeptis siswa terhadap pendidikan di sekolahnya.
Menyikapi Vonis Kurikulum 2013
Sebagai hasil rancangan manusia, harus diakui Kurikulum 2013 memang tidak terlepas dari ketidaksempurnaan. Kini, takdir baru Kurikulum 2013 telah dituliskan. Terlepas dari pro dan kontra penghentian Kurikulum 2013 itu sendiri, ada baiknya kita mulai belajar untuk memetik hikmah di balik itu semua. Kurikulum 2013 adalah momentum bagi pemerintah dan seluruh elemen pendidikan laiannya untuk senantiasa selalu berhati-hati dalam membuat kebijakan. Setiap keputusan apapun yang diambil hendaknya diperhitungkan secara seksama dampak baik dan buruknya. Jangan sampai, karena satu kebijakan yang tergesa-gesa, hancurlah pendidikan kita.
Pada akhirnya, penulis mengajak kita semua untuk terus mendukung apapun yang dilakukan oleh pemerintah. Sebagai seorang guru, penulis juga mengajak semua pendidik dan tenaga kependidikan untuk senantiasa mensukseskan segala kebijakan yang diambil pemerintah, termasuk kebijakan penghentian Kurikulum 2013. Jayalah penddikan Indonesia.

10 comments:

  1. Menurut saya mas, sebaiknya pemerintah harus memikirkan dengan matang dan bijaksana terhadap kurikulum yang akan di terapkan. jadi nggak ribet kayak gini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yupz. seharusnya memang gitu. tapi ya sudah terlanjur.

      Delete
  2. oh iya lupa, Blogwalkingnya di tunggu di http://iqbalpajatapuih.blogspot.com/

    ReplyDelete
  3. bermanfaat bagi yg lagi cari tugas sekolah

    ReplyDelete
  4. Kurikulum yang diterapkan pastinya ada sisi positif dan sisi negatifnya. Kembali lagi bagaimana kita bisa meminimalisir sisi negatifnya agar semakin banyak positif yang dapat diterima. :)

    Terima kasih atas penjelasan mengenai Kurikulum 2013 ini.

    ReplyDelete
  5. bagus buat yang sedang nyari tugas nih artikel :D

    ReplyDelete
  6. pemenrintah yang setengah mateng jadinya gini , owkowkwkkw

    Blogwalking

    ReplyDelete

Jangan lupa komentarnya ya! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan!