Selamat Datang di www.pengingatku.blogspot.com

Thursday 9 October 2014

Artikel


Refleksi Pelaksanaan Kurikulum 2013
Oleh Alamsari, M.Pd.
(Guru SMP Negeri 4 Rantau Panjang, Ogan Ilir, Sumsel)


“Satu semester lebih Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah-sekolah. Namun, penerapannya belum begitu efektif. Banyak kendala yang ditemui sehingga menuntut keseriusan pemerintah untuk mengatasinya.”
Apa kabar Kurikulum 2013? Satu semester sudah Kurikulum 2013 diimplementasikan sejak Juli 2013 lalu. Dalam upaya mensukseskan implementasi Kurikulum 2013 tersebut, pemerintah (Kemdikbud) setidaknya telah melatih ribuan guru (baca:guru sasaran) sebagai bekal bagi mereka dalam menerapkan Kurikulum tersebut di sekolahnya masing-masing. Sekedar merefleksi, dalam pelatihannya, pemerintah menerapkan pelatihan secara terbatas, yakni terbatas hanya untuk sekolah-sekolah Berstandar Nasional dan sekolah-sekolah bekas Rintisan Berstandar Internasional (RSBI). Tidak tanggung-tanggung, pemerintah menganggarkan dana milyaran hingga triliunan rupiah guna mensukseskan terimplikasinya Kurikulum 2013 ini.
Lalu satu semeseter lebih berjalan, bagaimanakah hasilnya? Saya sendiri dalam suatu kesempatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia, pernah menyampaikan keraguan saya terhadap kesuksesan Kurikulum 2013. Saya begitu khawatir, jangan-jangan Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kekhawatiran saya tersebut wajar-wajar saja mengingat hasil pengamatan saya terhadap guru-guru sasaran, alih-alih penerapan Kurikulum 2013 berjalan lancar dan sesuai rencana, justru banyak diantara guru-guru yang merasa kebingungan bagaimana menerapkan Kurikulum 2013 ini. Walaupun guru-guru tersebut telah mengikuti pelatihan, namun sepertinya tidak ada efek yang berarti dalam pemahaman terhadap Kurikulum 2013. Penyebabnya, pelatihan yang dlaksanakan begitu singkat sehingga tidak memungkinkan untuk mentransfer pengetahuan Kurikulum 2013 tersebut secara utuh. Banyaknya istilah-istilah baru (walaupun sebenarnya sudah lama) yang belum dimengerti seutuhnya oleh guru sasaran turut menyebabkan implementasi Kurikulum 2013 belum memberikan hasil yang diharapkan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam laporannya, boleh saja mengatakan bahwa Kurikulum 2013 telah direspons postif oleh sekolah sasaran (Guru-guru dan siswa). Namun, tentu saja Kemdikbud tidak boleh menampikkan segala kendala yang menjadi penghambat kesuksesan Kurikulum 2013 ini. Walaupun secara keseluruhan, memang benar Kurikulum 2013 telah berjalan, namun pelaksanaannya hanya sekedar implementasi kosong. Belum ada perubahan yang menonjol dibandingkan dengan implementasi kurikulum sebelumnya (KTSP). Bahkan, banyak diantara guru sasaran yang yang ujung-ujungnya kembali lagi menggunakan model KTSP dalam pembelajarannya.
Palatihan Kurikulum 2013 Jilid Dua
Memasuki tahun 2014, pemerintah kembali melanjutkan implemnetasi Kurikulum 2013. Tidak main-main, mulai Juli 2014 nanti, semua sekolah di seluruh Tanah Air ditargetkan telah menerapkan Kurikulum 2013. Untuk mempercepat pengimplementasian Kurikulum 2013 itu, bulan lalu pemerintah telah merekrut lebih kurang 30.000 Instruktur Nasional (IN) yang terdiri dari guru dan kepala sekolah. Instruktur Nasional tersebut nantinya akan dilatih oleh Narasumber yang berpengalaman. Pelatihan Kurikulum 2013 tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada pertengahan April 2014. Setelah mengikuti pelatihan, Instruktrur Nasonal diwajibkan untuk melakukan pelatihan-pelatihan kepada guru-guru lain di seluruh sekolah yang tersebar di seluruh daerah. Tujuannya tentu saja untuk mempercepat transfer pengetahuan Kurikulum 2013 sehingga pengimplemntasiannya di semua sekolah dapat tercapai seperti yang ditargetkan.
Apa yang dilakukan pemerintah patut diapresiasi. Setidaknya pemerintah memang benar-benar serius untuk menerapkan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang digadang-gadang sebagai solusi untuk mengatasi kemunduran pendidikan Tanah Air ini diharapkan dapat menjadikan pendidikan Indonesia kembali mencapai puncak kejayaannya. Lalu pertanyaannya apakah cukup dengan pelatihan? Pelatihan Kurikulum 2013 memang penting dan wajib dilakukan. Pelatihan merupakan pintu gerbang bagi guru-guru sebelum masuk dalam implementasi nyata di lapangan (sekolah). Namun, pemerintah juga harus mempertimbangkan berbagai faktor lain yang mungkin menjadi kendala dalam penerapannya di sekolah.
Kurangnya anggaran menyebabkan pemerintah begitu kesulitan untuk mencetak dan mendistribusikan buku pegangan guru dan siswa ke sekolah-sekolah. Tak heran, sehabis pelatihan, guru-guru tetap tidak bisa mengimplementasikan Kurikulum 2013 dikarenakan buku pegangan yang menjadi kunci pelaksanaan Kurikulum 2013 belum terdistribusi dengan baik di sekolah. Dalam buku pegangan itu sendiri berisi materi, langkah-langkah pembelajaran, dan penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
Kendala yang paling lumrah dan jamak ditemui di hampir semua sekolah di Tanah Air adalah kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Tidak dapat dipungkiri masih banyak sekali sekolah-sekolah yang belum memiliki fasilitas komputer atau teknologi. Di banyak tempat masih mudah ditemui sekolah-sekolah yang kondisinya sangat memprihatinkan. Lalu apa kaitannya dengan penghambat Kurikulum 2013? Seperti yang telah dirumuskan bahwa dalam Kurikulum 2013, pemerintah melakukan penghapusan terhadap mata pelajaran Teknologi, Komunikasi, dan Informasi (TIK). Sebagai gantinya, pemerintah mengintegrasikan TIK tersebut ke dalam setiap mata pelajaran. Jika demikian, pada implementasinya, setiap guru mata pelajaran yang akan mengajar haruslah mengggunakan TIK sebagai sarana pembelajarannya. Hal yang sangat tidak mungin dilakukan bagi guru-guru di sekolah-sekolah dengan kondisi terbatas.
Faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah faktor guru itu sendiri. Pada awal peluncuran Kurikulum 2013, saya beserta banyak tenaga pendidik dan pemerhati pendidikan pernah memprotes konsep Kurikulum 2013 tersebut. Secara keseluruhan apa yang ditawarkan Kurikulum 2013 tidak jauh berbeda dengan KTSP. Walaupun memang ada beberapa bagian yang berubah, namun perubahan tersebut tidaklah begitu esensial. Pada waktu itu, kami menyayangkan sikap pemerintah yang justru menganggap KTSP sebagai penyebab gagalnya pendidikan di sekolah-sekolah. Padahal, jika mau jujur, sebenarnya KTSP memiliki konsep yang cukup baik. Hanya saja, pelaksananya (Guru) sajalah yang pada akhirnya menyesatkan pengimplementasiannya di lapangan. Lumrah ditemui di sekolah-sekolah, banyak guru-guru yang tidak melaksanakan KTSP dalam pembelajarannya. Mengajar hanya sekedar melaksanaan kewajiban tanpa memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaannya di kelas.
Oleh karena itulah, pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terhadap guru. Pemerintah hendaknya melakukan kontrol yang kuat dan menyeluruh terhadap guru sebagai ujung tombak keberhasilan kurikulum. Pemerintah perlu urun rembug bersama seluruh komponen terkait guna merumuskan formula yang tepat dalam upaya pengontrolan terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013.
Pendidikan adalah modal dasar pembangunan suatu bangsa. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan handaknya bertindak arif dan bijaksana. Belajar dari kelemahan dan kekurangan pengimplementasian sebelumnya, hendaknya pemerintah semakin berbenah menyempurnakan segala unsur penunjang terkait pengimplementasian Kurikulum 2013. Pada akhirnya, marilah bersama-sama kita mendukung pengimplementasian Kurikulum 2013 ini. Semoga pengorbanan pemerintah dalam merumuskan kurikulum ini dapat membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Semoga saja.































No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentarnya ya! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan!