Selamat Datang di www.pengingatku.blogspot.com

Thursday 9 October 2014

Cerpen Anak

Biarkan Aku Bebas
Oleh Alamsari, M. Pd
(Guru SMPN 4 Rantau Panjang, Ogan Ilir)
Hari Minggu yang cerah, aku bangun pagi-pagi sekali. Kubuka jendela kamarku dan kulihat ternyata mentari sudah terbit. Sungguh cerah cahayanya. Udara pagi itu pun juga sungguh segar.
“Asyik, sebentar lagi berangkat.” Ucapku Dalam hati. Cepat-cepat aku mandi. Tak lupa juga kugosok gigi. Sehabis mandi, kupakai baju yang sangat cantik.
“Cindy, ayo kita berangkat.” Ajak Mamaku.
Hari ini, aku dan Mama serta Papaku akan berjalan-jalan ke kebun bintang. Aku sangat senang sekali. Sejak umur lima tahun aku sudah menyukai binatang. Tak heran di rumahku aku mempunyai banyak sekali binatang peliharaan. Aku punya dua ekor kelinci yang cantik. Kelinciku kuberi nama Resti dan Hesti. Di lehernya kulekatkan pita putih bergaris merah seperti benderaku di sekolah. Aku juga punya kura-kura yang sangat lucu. Kura-kuraku namanya Rico. Dia sangat gagah, lincah, dan gesit sekali. Burung peliharaanku juga sangat cantik. Marni namanya. Setiap pagi Marni selalu membangunkanku dengan suaranya yang merdu. Aku sangat menyayangi binatang peliharaanku itu. Kuberikan mereka kandang yang sangat bagus sebagai tempat tinggal. Setiap hari mereka juga kuberikan makan makanan yang sehat dan bergizi.
Kebun binatang yang kami tuju, letaknya tidak terlalu jauh dari rumahku. Jaraknya sama seperti tiga puluh kali putaran lapangan sepak bola dengan mengendarai sepeda. Tepat pukul 10.00 WIB aku dan kedua orang tuaku pun tiba di kebun binatang itu.
“ Ayo Ma, Pa, cepet kita masuk ke dalam”
Aku sunguh riang tak terkira. Sambil berlari-lari dan sedikit bernyanyi-nyanyi, aku segera menuju ke tempat binatang-binatang yang ada di sana.
“ Wah, lihat Ma, binatangnya banyak sekali”
Binatang yang ada di sana memang banyak sekali. Ada yang besar dan ada yang kecil. Ada yang panjang dan ada juga yang pendek. Ada yang terbang dan ada juga yang merayap. Segera saja aku memulai petualanganku melihat-lihat binatang itu satu per satu.
Aku sampai di kandang kura-kura. Kura-kuranya sangat banyak sekali. Warnanya juga bermacam-macam. Ada yang leher panjang ada juga yang lehr pendek.
“Hai kura-kura!” Sapaku
Tiba-tiba sang kura-kura berbicara
“Hai Cindy!” Jawab sang kura-kura.
Aku sangat terkejut mendengarnya.
“Hai kura-kura kenapa kamu bisa bicara” Tanyaku pada sang kura-kura.
“Ya Cindy, aku sebenarnya bisa bicara tetapi hanya pada anak-anak sepertimu saja”
Aku menjadi bingung dan sedikit takut. Baru kali ini ada binatang yang bisa berbicara.
“Hei Cindy, bisakah kau membebaskan aku dari kandang ini?” Pinta sang kura-kura.
“Kenapa kura-kura? Bukankah Engkau senang tinggal di sini?”
“Tidak Cindy. Aku tidak senang tinggal di sini. Di sini aku tidak bisa bergerak bebas. Aku ingin hidup di alam yang luas Cindy”
Tiba-tiba ibuku memanggilku.
“Cindy, sini nak. Lihat Kelincinya sangat lucu sekali”
Aku pun segera menuju ke tempat ibuku.
“Wah, ya Bu, kelincinya cantik-cantik dan lucu-lucu sekali.”
Ketika aku sedang asyik menatap sang kelinci, tiba tiba kelinci itu memanggilku.
“Hai Cindy, bisakah kau bebaskan aku dari sini?” kata sang kelinci.
Mendengar suara sang kelinci aku sangat terkejut.
“Wah, kau bisa bicara kelinci?” Tanyaku
“Ya Cindy. Aku bisa bicara tetapi hanya pada anak-anak sepertimu”
“Cindy, bisakah kau bebaskan aku dari sini?” Pinta sang kelinci
“Kenapa kelinci, bukankah kau senang tinggal di sini?” Jawabku.
“Tidak Cindy, aku tidak senang tinggal di sini. Tempatnya sempit. Aku tidak bisa bermain bebas. Aku ingin melompat-lompat bergerak ke sana kemari tanpa ada pembatas seperti jeruji besi ini” Kata sang kelinci.
Tiba-tiba ibuku memanggilku lagi.
“Cindy, lihat burung ini lucu sekali”
Cepat-cepat aku menuju ke tempat ibuku yang sudah menungguku di dekat sangakar burung.
“Wah, ya bu, burung-burungnya cantik-cantik sekali. Mirip dengan Marni ya Bu”
Tiba-tiba dari atas terdengar suara yang memanggil.
“Cindy…Cindy… Bisakah kau membebaskan aku”
Aku terkejut. Lalu kutengok ke atas dan ternyata kulihat yang memanggilku adalah seekor burung yang sedang bergelayutan di atas dahan.
“Hai burung! Kenapa kau minta dibebaskan? Bukankah sangkarmu luas dan bagus. Setiap hari kau juga bisa makan yang enak” Kataku pada sang burung.
“Tidak Cindy. Aku tak nyaman berada di sini. Aku ingin hidup di alam yang luas. Beterbangan dari satu pohon ke pohon yang lain dan dari dahan yang satu ke dahan yang lain tanpa dibatasi oleh sangkar ini”
Belum sempat kuberkata pada sang burung, ibuku telah memanggilku.
“Cindy, ayo kita pulang nak”
Ternyata tanpa terasa sudah tiga jam aku berada di sana. Segera saja aku dan kedua orang tuaku pulang ke rumah.
“Bu, apakah binatang-binatang yang ada di kebun binatang itu senang tinggal di sana bu?” tanyaku pada ibuku.
“Tentu saja Cindy. Mereka senang tinggal di sana. Tetapi mereka akan lebih senang lagi jika bisa hidup di alam luas” Kata ibuku.
Aku terdiam lalu merenung sejenak. Aku teringat pada Rasti, Hesti, Rico, dan Marni. Aku kini bisa memahami perasaan mereka. Aku tahu, pasti mereka tidak begitu senang tinggal di kandang yang kubelikan itu. Aku sadar, binatang juga punya hak yang sama dengan anak-anak sepertiku. Mereka berhak bermain, bernyanyi, bergerak ke sana kemari di alam bebas tanpa ada yang membatasi. Sama juga seperti anak-anak sepertiku. Aku juga ingin bermain, bercanda riang, melompat kesana-kemari sesuka hatiku. Aku berjanji, nanti sesampainya di rumah, aku akan melepaskan mereka ke alamnya masing-masing sebab aku sangat menyanyangi mereka. Aku ingin melihat mereka gembira. Aku yakin mereka akan sangat senang kembali ke alamnya.

No comments:

Post a Comment

Jangan lupa komentarnya ya! Berkomentarlah dengan bijak dan relevan!